Chapter 8

110 21 1
                                    

Waktu menunjukkan pukul 9 malam. Roman sedang mandi di kamar mandi, dan aku masih merebahkan badan di kasur, menatap atap lusuh yang terdapat beberapa sarang laba-laba terletak disetiap sudut.

Aku melirik ke arah Sofa yang bersinar-sinar karna cahaya TV.
Kamar ini hanya disinari oleh cahaya TV saja malam ini, tidak ada cahaya lampu atau apapun. Hanya Cahaya TV yang menyala tanpa ada yang menonton.

Aku melihat ada cahaya lain selain cahaya TV. Ah, ternyata sinar lampu dari kamar mandi.

Roman keluar dari sana hanya mengenakan sehelai handuk yang dililitkan di pinggang yang hanya sepanjang lutut. Badannya yang bidang dan sexy itu masih tersisa beberapa tetesan air yang menempel. Dan rambutnya yang masih basah tampak terlihat semakin Hot ketika dipandang terlalu lama.

Roman menatapku, lalu tersenyum.
"Sudah siap? Mandi dulu sana." Ia melihat sekeliling ruangan, kebingungan, "Bajuku Dimana ya.." Roman melirik ke arah lemari dan mencari baju yang ia akan kenakan malam ini.

Aku bangkit dari kasur dan berlari memeluk Roman, aku bisa merasakan kehangatan dibalik kulitnya yang masih dingin karna air. Tapi, kenapa aku harus memeluknya?
"Apa aku harus ikut?"

"Apa? Ya, terserah sih, tapi lebih baik kalau kamu ikut juga. Aku sudah memperkirakan segalanya. Jadi jangan khawatir." Roman menatapku yakin, "ambil handukmu, segeralah mandi."

Aku menatap Roman tidak lama, lalu berlari mengambil handuk, lalu masuk ke dalam kamar mandi.

--

Aku keluar hanya mengenakan handuk kimono selutut. Aku melihat Roman sudah rapih mengenakan Jas serba hitam, lengkap dengan dasi dan sarung tangan putihnya, seakan ingin pergi ke suatu pesta formal seperti yang ada di berbagai novel dan film.

"Memangnya pertemuan nanti harus Berpakaian formal seperti itu, Roman?" Aku berjalan kearahnya, lalu aku menoleh ke arah lemari, "Apa aku ada baju formal juga?"

"Karna hari ini adalah hari spesial, jadi aku ingin mengenakan pakaian formal seperti ini." Roman berbicara sambil tersenyum lebar ke arahku. Roman tampak sangat bahagia sekarang.

"Lalu, aku pakai baju apa? Setiap hari aku hanya mengenakan pakaianmu yang kelonggaran. Aku tidak melihat ada baju forman untukku." Aku memasang wajah cemberut sambil menatapnya, Roman hanya tersenyum melihatku.

"Tidak usah khawatir. Sudah aku siapkan." Roman mengambil lipatan pakaian dari sebelahnya. Di atas lipatan pakaian itu terdapat topeng putih polos dengan sedikit ukiran disana, tapi, kenapa ada topeng? "Pakai ini. Cepat pakai." Roman sangat exited saat memberikan pakaian itu.

Aku mengambil pakaian yang ia berikan padaku. Aku mengenakannya di kamar mandi, saat melihat diriku dicermin, aku serasa seperti seorang putri, gaun panjang yang hampir mirip seperti gaun pernikahan ini -hanya saja warnanya Gelap Gothic- sangat membuatku terpana. Aku keluar dari kamar mandi sambil menggenggam topeng yang diberikan Roman padaku tadi.

Apakah kita akan pergi ke acara pesta topeng?
I don't think so.

--

Diluar kamar mandi sangat sepi, hanya terdapat suara TV yang sedang menyiarkan sebuah film action, aku melirik ke setiap sudut ruangan dan tidak dapat melihat Roman dimanapun

"Roman" Aku memanggilnya, tetapi tidak ada balasan.

"Roooommaannn." Aku memanggil lebih keras.

Aku mendengar suara langkah kaki dari pintu kamar ini. Aku berharap ia adalah Roman

"Romn--"

"Mau pakai yang mana? Katana, atau pemukul baseball?"

Seketika badanku membeku. Tidak bisa bergerak sama sekali. Didepanku, ya, tidak salah lagi, dia orang yang hampir membunuhku waktu itu. Topeng yang dikenakan sama percis seperti pembunuh itu.

Apakah ini sebuah akhir?

Chain Of The DeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang