Chapter 7

113 20 1
                                    

Aku membuka pintu kamar, aku melihat Roman sedang asik menonton TV sambil berduduk sila diatas sofa.

Aku menempelkan kepalaku di pinggir pintu, dan melihat dia sedang fokus dengan berita yang ia tonton. Saat itu aku tersenyum dengan sendirinya tanpa kusuruh.

"Hei, kenapa berdiri disitu. Sini, duduk." Roman mengetahui keberadaanku, tanpa basa-basi aku berjalan ke arahnya dan duduk disebelahnya.

"Jadi, bagaimana rasanya menjadi 'sendiri' itu?" Entah mengapa aku ingin mempertanyakan hal ini dan Dia langsung kehilangan fokus menonton dan memutarkan kepalanya ke hadapanku.

"Gemana ya, aku sudah terbiasa menyendiri, terasingi, dan lainnya. Jadi, ya, begitu. Melakukan semuanya sendiri, apa-apa sendiri, nyuci piring sendiri, masak sendiri--"

"Terasingi?"

"Ya, terasingi."

"Boleh diceritakan bagaimana kamu bisa diasingi seperti sekarang?" Aku sangat penasaran dengan bagian ini.

"Hmm, jadi dulu, aku ini seorang dokter. Dokter yang cukup ternama di kota asalku. Aku disebut-sebut dengan sebutan 'Dokter Muda' karna waktu itu umurku tergolong sangat muda untuk menjadi seorang dokter yang sudah professional.

Pada saat itu, ada dokter bernama Christ, bagiku dia senior bagiku, karena dia sudah lama menjadi dokter di rumah sakit yang sama denganku. Aku menghormatinya.
Entah, aku tidak paham. didepanku dia sangat baik, hanya saja saat aku memperhatikannya dari jauh, dia membicarakan hal-hal buruk yang bukanlah fakta kepada beberapa suster dan yang lainnya.

Sampai suatu ketika, ada pasien yang memiliki penyakit yang sangat berat, dan membutuhkan dua dokter dan beberapa suster disana. Aku sudah dengan hati-hati merawat pasien itu saat dioperasi. Hanya saja, aku merasa sedikit aneh melihat tingkah Dr. Christ, dan, itu cukup fatal bagi sang pasien. Kalau seperti itu terus, nyawa pasien bisa melayang.
Aku coba mengingatkannya, tetapi Dia menolak apa yang aku katakan dan membentakku. Dan sampai sesuatu terjadi. Sesuatu yang sudah aku takutkan.
Pasien itu meninggal, karna keteledoran Dr. Christ. Dan, saat pihak keluarga pasien melayangkan tuntutan kepada pihak rumah sakit dengan tuduhal 'malpraktik', pihak rumah sakit memberikan uang --Yah, bisa dibilang uang penutup mulut gitu-- tapi pihak korban tidak mau menerima, Mereka hanya ingin keadilan untuk sang korban.

Saat persidangan, semua yang menjadi saksi dalam pengoperasian wajib datang, suster-suster yang ikut serta menjadi saksi. Dan saat Dr. Christ berbicara, ia memutar balikkan fakta dan mengatakan kalau aku yang teledor dalam Pengoperasian tersebut.

'Dr. Roman! dia yang melakukan itu saat beroperasi, sedangkan Dr. Christ sudah memperingatinya, tetapi dia mengelak dan entah apa yang ia lakukan pada pasien kami sampai akhirnya seperti ini.' Ucap pengacara Dr. Christ saat itu, membuatku sangat murka.

'Tidak, faktanya tidak seperti itu, yang sebenarnya i--'

'Maaf tuan Roman, anda tidak diizinkan untuk berbicara. Ok, tuan Christ lanjutkan' Ucap kuasa Hukum memotong perkataanku. Lalu aku diam disana, jujur saja aku tidak ingin diam seperti ini.

Saat Saksi mata mulai berbicara, aku benar benar sangat terkejut karna mereka mengatakan hal yang bukan fakta.
Semua suster yang satu ruangan denganku saat melakukan operasi membela Dr. Christ, aku benar-benar tidak menduga kalau kejadiannya akan seperti ini.

Akhirnya aku dihukum penjara selama 9 tahun, dan denda yang cukup menguras tabunganku.

Dunia ini sangat tidak adil sayang. Aku benci dengan dunia ini."

Aku hanya bisa ternganga kaget mendengar cerita Roman. Roman hanya menatapku dan memberi sedikit senyum.

"Tutup mulutmu, nanti ada serangga masuk, kan bahaya." Roman menutup mulutku yang sedikit menganga saat mendengar ceritannya.

"Jadi kamu sudah pernah di penjara ya. Kalau kamu dipenjara selama itu, sekarang kamu sudah tua dong?" Tanyaku dengan nada bercanda.

"Ya, dipenjara. Saat aku dipenjara, umurku masih 18 tahun, dan 5 tahun aku dipenjara, dan kejadian ini terjadi 3 tahun yang lalu. Hitung saja sendiri berapa umurku. Saat aku keluar dari penjara, aku berniat untuk pulang ke kampung halamanku.

Sebelum pulang, aku pergi ke rumah sakit dan mengambil beberapa berkas milikku. Saat itu juga aku bertemu dengan Dr. Christ yang terlihat sangat gembira itu di sebuah tangga kecil yang sepi.

'Wah, Dr. Roman. Lama tidak berjumpa ya. Bagaimana rasanya dipenjara?' Tanyanya dengan wajah yang menyebalkan bagiku. Sungguh memuakkan.

'Ya, suatu saat kau juga akan merasakan rasanya di penjara.' Jawabku dengan santai, aku tidak ingin semua menjadi tidak terkontrol. 'Suatu saat. Pasti!'

'Hahahaha, bagaimana kamu bisa membawaku ke penjara? Kau tidak memiliki bukti bahwa aku bersalah bukan?' Pertanyaannya semakin membuatku murka.

'Jujur saja, aku tidak memiliki bukti karna semua saksi sudah kau sumpal dengan seonggok kertas yang disebut uang. Lagipula, kau tidak pantas masuk dalam penjara yang biasa, kau lebih pantas masuk dalam penjara neraka.' Saat itu aku sudah menggenggam pisau lipat dari kotak peralatan yang aku bawa.

Aku melempar kotak yang ada ditanganku dan meraih tubuh Dr. Christ, menutup mulutnya, lalu menyayat lehernya. Sangat dalam. Benar-benar sangat dalam. Sambil darah mengalir seperti Air Keran yang mengalir, dan kepalanya hampir terlepas dari tubuhnya.

Setelah itu. Aku melepas jaket kulitku yang berlumuran dengan darah, dan memasukkan jaket itu kedalam tas. Dan membersihkan tanganku dengan tisu yang aku bawa. Lalu aku kembali turun dari tangga, meninggalkan jasad Dr. Christ disana." Wajah Roman kini menjadi sangat dekat dengan wajahku. Dan tersenyum sinis.

"Lalu? Apa ada yang tau kalau kamu yang membunuh dokter sialan itu?" Tanyaku sedikit gugup karna wajahnya sangat dengat denganku.

"Ya tentu saja tau, maka itu aku mengasingkan diri. Pergi keluar kota dengan selamat, dan bertemu dengan seseorang yang menawarkan aku sebuah pekerjaan menjadi seorang bartender.

Saat aku melayani seorang lelaki berpakaian serba hitam, dia bertanya tanya kepadaku.

'Jadi, kau adalah Roman, bukankah begitu?'

'Ha? Iya, Benar tuan, nama saya Roman.' Aku menjawabnya dengan santai sambil mengelap gelas dengan serbet yang aku pegang.

'Mantan dokter yang masuk penjara karna difitnah oleh dokter lain. Lalu setelah keluar dari penjara, kau membunuh Dokter yang memfitnahmu itu bukan? Sangat bagus. Aku memerlukan orang sepertimu di organisasiku.' Ucapnya sambil meminum minuman yang ia pesan. Saat menaruh gelasnya, ia menaruh uang+uang tip dan sebuah kartu nama di meja. 'Telepon aku bila kau memerlukan pekerjaan yang bergaji sangat besar. Bahkan bisa saja 4 kali lipat dari gajimu bekerja disini.'

Orang itu pergi dari bar. Aku mengambil kartu namanya, dan menyimpannya dikantongku." Roman kembali duduk tegap di sofa dan memandang TV.

"Jadi, apa pekerjaan yang orang itu tawarkan." Aku semakin penasaran dengannya kisahnya.

"Nanti akan aku tujukkan pekerjaan apa yang diberikan kepadaku" wajah Roman melirik kearahku lagi.

Saat itu juga wajah Roman semakin mendekat dan saat itu juga kami berciuman.

Jadi, apa pekerjaan yang dibilang sangat mahal bayarannya itu? Kenapa aku merasakan sesuatu yang aneh sekarang?

Chain Of The DeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang