Chapter 6

110 21 0
                                    

Kemarin adalah hari yang sangat menyenangkan selama beberapa bulan terakhir. Hari pertama disaat Aku melihat Roman tertawa, bercanda dan lainnya. Tidak ada yang namanya amarah, kejutekan, dan lainnya yang sudah menjadi makananku sehari-hari.

Serasa aku tidak menginginkan hari esok tiba.

Tetapi apa boleh buat?
Hari esokpun tiba.

Pagi hari, aku sudah dibangunkan oleh Roman. Kali ini aku menyediakan makanan bersamanya, dan memakannya bersama.

"Kalau semuanya sudah berakhir. Apakah kamu masih ingin pulang?" Tanyanya sambil memainkan makanannya dengan sendok dan garpu.

"Hmm, pertanyaan yang sangat berat, Roman." Ucapku sambil menaruh sendok yang aku pegang, "Aku mau pulang, tapi aku mau kamu ikut bersamaku."

Suasana menjadi sunyi sekarang, sangat sunyi. hanya suara-suara samar para binatang hutan diluat sana yang terdengar.

Roman menatapku dengan serius. Setelah itu dia memberikan senyuman sinis lalu menunduk.

"Tidak bisa, tidak bisa seperti itu." Ucapnya sambil memperhatikan makanannya. "Begini deh, jadi pilihannya seperti ini--" kini wajahnya kembali terangkat dan menatap mataku kembali.

"Apa itu?" Tanyaku penasaran.

"Pertama, Kalau kamu memilih untuk pulang. Kemungkinan besar kamu akan diusir oleh orang-orang yang kamu kenal, karna mereka tidak akan ingin bertemu dirimu, karena mereka berfikir kalau kamu sudah Mati. Dan juga kamu akan aku tinggalkan. Jadi otomatis kamu akan sendirian. Sepertiku.

Kedua, kalau kamu masih ingin bersamaku. Ya, kita akan terus bersama. Ya mungkin sehabis ini kita akan pindah tempat, dan mencari suasana baru. Tidak dihutan seperti ini. Jadi bagaimana?" Tatapan memohonnya sukses membuatku berfikir untuk tidak pergi dari sini.

"Hmm. Aku pikirkan dulu, boleh?" Pintaku, aku benar-benar bingung. Aku takut salah mengambil keputusan.

"Umm.. Ya, Okay. Pikir-pikir dulu saja. Oh iya kita berangkat nanti malam, aku harap kamu tidak mengantuk disaat-saat penting. Oke?"

"Siap pak." Ucapku sembari memberi senyum. Dan dibalas pula senyuman olehnya.

"Cepat, habiskan makanannya." Ia bergegas memakan makanannya lagi. Dan disusul olehku.

Jujur saja aku sangat sedih dengan kedua pilihan yang harus aku pilih sekarang. Disisi lain aku ingin pulang, ingin sekali melakukan kehidupanku yang biasa. Aku rindu dengan ayah, ibu, adik-adik, kawan-kawan, dan semuanya.

Ya, semuanya. Aku merindukan mereka.

Tetapi, di sisi lain aku ingin mengenal lebih jauh siapa roman, dan mengetahui lebih banyak tentang dirinya. karena kini aku merasa nyaman dengannya. walaupun terkadang dia sangatlah acuh dan dingin, ternyata dibalik itu semua ada kegembiraan yang ia sembunyikan.

Roman kini sedang lahap memakan makanannya. Sedangkan Aku merasa sangat kenyang saat melihat dia makan seperti ini.

"Apa?" Roman melirik ke arahku. Sepertinya aku ketahuan sedang asik melihatnya, "ayo, habiskan."

"Ha? I-iya. Aku makan, aku makan." Dengan gugup aku melahap makananku. Dan sedikit melirik Roman. Dan aku melihat dirinya melihatku,

Dan, Roman hanya tersenyum melihatku.

Chain Of The DeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang