Author POV
"Mengunci mulut wanita itu akan sangat mudah dilakukan, Tae."
"Baguslah kalau begitu. Oh ya, kau tidak ingin menghabiskan malam denganku lagi?" tanya Taehyung. Alisnya bergerak memberi isyarat kasar pada Yoongi.
"Tidak sekarang. Aku harus melihat apa yang sudah wanita itu lakukan selama di rumah. Aku ingin tahu seberapa jauh ia akan mematuhiku."
"Kau tidak bercanda. Wanita itu benar-benar menyebalkan. Ia hanyalah pelayan Min Yoongi. Tapi mulutnya tidak bisa melontarkan kata sopan." ujar Seomin yang mulai berpidato.
Kekesalan wanita bersurai pendek itu mulai memuncak ketika Hyera secara sengaja menumpahkan cola ke gaun cream peach nya. Hwa-young sebagai sahabat yang baik pun beralih untuk meminjamkan Seomin hoodie abu-abu nya.
"Kurasa Yoongi ingin membuatmu tidak nyaman di sini, Young-ah."
Titik sendu di wajah cantik Hwa-young tergambar sempurna. Dua hari di rumah ini terasa seperti hukuman dua tahun penjara. Hyera selalu memperhatikan gerak-gerik nya di rumah. Hwa-young tidak merasakan kebebasan.
"Tapi, kau bukan wanita yang lemah. Kita harus buktikan kepada Yoongi, kau tidak bisa dihancurkan begitu saja." Tangan Sooneul menggosok pelan punggung Hwa-young.
"Benar. Kau punya kami. Aku juga sudah sering berhadapan dengan douchebag seperti Yoongi." Seomin mengantarkan senyuman kecil, membuat hati Hwa-young tenang.
Tapi, udara ketenangan yang menyelimuti mereka lenyap seketika saat pintu terbuka lebar.
Sepasang mata tajam dengan iris gelap memfokuskan pandangan pada ketiga wanita yang tengah berkumpul di atas kasur. Setelan jas hitamnya menambah suasana suram. Surainya hitam dan nampak lembut terhembus pelan seiring badan tegapnya bergerak.
"Y-Yoongi?"
Ketiga-tiga nya turun dari kasur empuk yang menopang. Berdiri membeku tanpa kata.
"Lihatlah Tuan Min, istri anda membawa banyak orang tanpa izin anda."
Dengan disusulnya suara seseorang, Hyera yang tiba-tiba muncul di belakang punggung Min Yoongi.
Lee Hyera berdiri dengan kedua tangannya yang terlipat di depan dada. Sorot mata Yoongi tak lepas dari wajah Hwa-young yang berkeringat dingin.
"Siapa yang mengizinkan mu membawa orang ke rumah?"
kemarahan terbakar di iris gelap nya seakan tertahan sebelum terjadi ledakan.
Hwa-young mengalihkan perhatiannya pada kedua sahabatnya. Mata mereka menggambarkan ketakutan.
"Sooneul-ah, Seomin-ah, kalian bisa pulang dulu? Nanti aku akan menghubungi kalian."
Kaki mereka terasa enggan untuk melangkah keluar. Mereka tahu kalau Hwa-young membutuhkan benteng pertahanan. Tapi, di sisi lain sosok Min Yoongi yang terlihat menakutkan membuat Sooneul menyeret pelan tangan Seomin.
"Yah! Min Yoongi! Jika kau lukai sahabat ku, kau tidak akan bisa menatap wajah tampan mu lagi di cermin!"
Bibir Yoongi melemparkan senyum tipis yang licik disertai decihan pelan terdengar meremehkan. Tapi, sebelum Seomin bisa meledak lagi, Sooneul segera menarik lengan temannya pergi.
"Yah kau Hyera! Wanita murahan!"
Seruan Seomin perlahan memudar seiring menghilangnya figur mereka berdua.
Seluruh bagian tubuh Hwa-young bergetar hebat ketika ia mengetahui hanya tinggal Yoongi, Hyera dan dirinya. Bibirnya kering, saliva terus minta untuk ditelan, otaknya kosong.
Manik gelap Yoongi melarutkan segala yang ia lihat. Termasuk kesadaran diri Hwa-young. Matanya tak berkedip sebelum lengannya berkaitan dengan tangan dingin Min Yoongi.
Dengan satu tarikan, tubuhnya terseret mengikuti langkah sepatu laki-laki di depannya. Erat jari tangan Yoongi membiarkan kulit pucat gadis itu memerah.
"Yoon-Yoongi-ssi--! Akh! Sakit!"
"Lee Hyera! Lanjutkan pekerjaan mu! Jangan masuk ke kamar sebelum mendapat perintahku!"
Yoongi berseru.
Tatapan tajam nya beralih pada Hwa-young, amarah terlukis jelas.
"Kau akan mendapatkan hukuman. Mulailah menyesali." bisik Yoongi dengan napas panas nya.
Disitulah mereka berdua berhenti dari langkah kasar. Kaki Hwa-young terasa lemas dan melayang-layang sejak Yoongi menariknya tadi. Tapi, ia tak terlalu peduli. Ketakutan mulai menyelimuti gadis itu saat otaknya tak mengenali pintu silver yang kokoh.
Mungkin waktu 2 hari tidaklah cukup untuk mengenali seluruh penjuru rumah ini. Ruangan asing sudah terpampang jelas di matanya. Tapi sejauh apa pikirannya berkelana, memorinya tahu betul, ia tidak mengenali pintu itu.
A room in the corner of the house.
🍎 🍎
Thanks for reads and vote and comment! 💕
See you in the next chapter!
🍎🍎
KAMU SEDANG MEMBACA
Different (MYG) - ON HIATUS
Fanfiction"Dijodohkan dengan seseorang pria tampan namun gay? Game over." -MAFIA AU Kisah dua insan yang sangat menghormati dan mencintai orang tuanya, sampai-sampai perjodohan pun tak dipikir dua kali. Choi Hwa-young, gadis yang kurang berpengalaman dalam ke...