Hwa-young POV
Tubuhku terjatuh dengan nyaman di atas sofa, dengan otomatis punggung ku menyandar. Tanganku meraih keripik kentang dari bungkusan besarnya sembari menyalakan TV.
Seperti ini kegiatan ku setelah menyelesaikan pekerjaan rumah, bersantai dengan mulut yang sibuk untuk mengunyah. Tidak ada yang menganggu aktivitas ku, Hyera pun tidak.
Kedua mata ku terfokus menangkap berita pagi yang tersaji di layar lebar tersebut. Aku tertawa pahit menikmati kabar politik yang memenuhi tayangan pagi hari. Kepala rakyat bisa botak jika terlalu banyak mengkonsumsi politik yang problematik.
Kepingan makanan ringan terus masuk mulutku sebelum tiba-tiba hilang dari jepitan ibu jari dan telunjuk ku. Pikiran ku teralihkan oleh kebingungan dan langsung mendapat jawaban setelah melihat dengan jelas wajah Yoongi.
Pria itu berdiri dengan mulut yang mengunyah. Garis bibirnya terangkat miring membuatku sadar akan apa yang baru saja ia perbuat.
"Yah! Kau mencuri sarapan ku!"
Benar. Itu satu-satunya makanan yang tersisa di kulkas besar yang selalu kosong. Mungkin inilah kemiskinan yang dilapisi oleh kekayaan. Orang luar mungkin tidak tahu jika kulkas milik CEO kaya tidak pernah penuh.
"Kau hanya sarapan ini? Memang kau menikah dengan orang miskin, huh?"
"Mungkin aku menikah dengan orang miskin. Kau tidak memberiku uang sama sekali untuk makan." sahut mu tak terima dengan cemoohan Yoongi.
"Oh benar ya. Aku lupa tidak memberi istriku ini uang." ujar nya penuh sakarsme.
"Aku akan memberimu uang. Tapi kau harus bekerja."
Alisku bertaut dengan kuat karena perkataan konyolnya tadi. Apa dia gila?
"Bekerja? Kau menyuruhku bekerja apa?!"
Ia menghela napasnya panjang sembari memainkan otaknya untuk berpikir.
"Kau lulus kuliah dari Fakultas Kimia..pekerjaan mu..hmm.."
Aku menunggu dengan banyak tebakan dan pertanyaan. Dia akan menyuruhku jadi apa? Perawat? Apoteker?
"Pembantuku! Aha! benar! pembantuku!"
"APA?!"
"Apa yang apa? begini, kau harus melakukan sesuatu jika aku meminta."
"Yah, Min Yoongi! kau punya Hyera! wanita itu sudah menjadi pelayan mu, bukan? Aku juga sudah bertugas membersihkan rumah ini dan kau masih ingin menjadikan ku pembantu?!" seru ku sembari menggelengkan kepala penuh heran.
"Pelayan dan pembantu itu berbeda, Hwa-young-ssi. Kau hanya bisa berinteraksi denganku jika aku meminta." ujarnya.
Duh, bahkan sedetik pun aku tidak ingin berinteraksi dengannya! 😡
Kata-katanya membuat darahku mendidih, kepalan tangan ku terbentuk, dan gertakan gigiku merapat. Aku bisa memukul nya kapan saja.
"Aku ini masih istrimu! Kau wajib untuk memberiku uang! Kenapa aku harus menjadi pembantu mu?!"
"Bukannya istri juga punya tugas untuk melayani suaminya? Itu sudah jadi tugas mu. Setelah kau bekerja, aku memberimu nafkah. Sama saja, bukan?"
Oh Ya Tuhan! Dia benar-benar gila. Kenapa aku harus mempunyai suami yang seperti ini? Dan sialnya lagi, kenapa ia harus 'enak dilihat' ?
Siapa yang lelah untuk memandang wajah tampan itu?
Tapi, wajah ini menyembunyikan banyak hal."Jadi bagaimana? Kau bisa mulai bekerja hari ini. Hm, kau bisa bersihkan sepatu ku."
Otot-otot kepalaku terasa dalam pening, berdenyut tak beraturan. Tak mampu menerka pemikiran lain, sehingga anggukan kecil yang dihasilkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different (MYG) - ON HIATUS
Fanfiction"Dijodohkan dengan seseorang pria tampan namun gay? Game over." -MAFIA AU Kisah dua insan yang sangat menghormati dan mencintai orang tuanya, sampai-sampai perjodohan pun tak dipikir dua kali. Choi Hwa-young, gadis yang kurang berpengalaman dalam ke...