Ketika seseorang merasakan pedih dengan mata tertutup, maka ia akan mencari sumber rasa sakit itu. Sama seperti Hwa-young, hanya saja ia mendapatkan bisikan yang salah --bisikan Min Yoongi.
Setelah pertemuan yang berakhir pahit dengan orangtuanya, Hwa-young tidak bisa tersenyum walaupun ia menginginkannya. Fakta bahwa ayahnya beralasan ketika dirinya meminta penjelasan terus mengganggu harinya.
Benar-benar tidak satupun orang memihak padanya. Mungkin ada dan itu Jungkook. Laki-laki yang belum begitu ia kenal, tetapi sudah sangat meyakinkan.
Namun kembali lagi dengan rasa trauma, ia tidak ingin menaruh kepercayaan semudah itu. Orangtua yang sudah ia kenal sejak pertama kali bernapas di dunia telah mengkhianati kepercayaannya. Bagaimana dengan orang lain yang baru ia kenal?
Ia tidak tahu lagi harus menepi di mana. Rumah Jimin terasa aman, tetapi pria itu masih di bawah perintah Min Yoongi. Lalu siapa?
Di lain tempat, Min Yoongi tidak tahu menahu soal istrinya yang sedang tenggelam dalam kesedihan. Pelakunya adalah dirinya, tapi ia buta akan itu. Buktinya ia masih dikurung dengan kegiatan evaluasi jadwalnya. Pekerjaannya di agensi besar hanyalah sebagai komandan, sementara Namjoon harus merangkap tugasnya.
Bisnis kesayangannya sedang panas setelah serangan dari rival --tentu Yoongi tidak dapat membiarkan hal yang ia perjuangkan dalam diam itu hancur. Baginya, mempertahankan bisnis gelap tersebut seperti bersembunyi dari kematian. Jika saja ayah Yoongi tahu akan obat terlarang di kaki anaknya, Tuan Min jelas langsung menghabisi masa depan Yoongi.
Itulah yang menjadi dasar untuk Yoongi menyetujui pernikahan konyol dengan Hwa-young. Ia tidak peduli siapa wanita itu --yang terpenting adalah kepercayaan orangtuanya.
Kedua netra gelapnya menelaah cermat deretan jadwal padat hari ini. Ia berhenti untuk mendesah panjang --membaca,
"Makan malam bersama klien Prancis,+poin: partner."
Partner?
Begitu rasa kesal menghampiri, Yoongi segera menghubungi sekretaris setianya, Kim Namjoon. Tentu saja, tanpa menunggu lama sosok berbadan jangkung dengan setelan jas hitam dan kemeja putih tergesa menghadap Yoongi.
"Jelaskan maksud dari poin tambahan ini!"
Namjoon yang menyadari maksud bosnya, berusaha menjelaskan dengan tenang.
"Tentang itu, apabila anda membawa pasangan di pertemuan nanti, peluang pihak Prancis untuk menerima kontrak akan lebih besar. Ia menyukai konsep keluarga --"
"Potong itu! Aku tidak punya pasangan untuk dibawa!"
Namjoon mengeluarkan senyum yang sangat tipis dan sangat sekilas, tak membiarkan pria yang tengah meledakkan emosi menangkap isyarat tersebut.
"Anda sudah menikah dan pihak Prancis akan senang jika anda membawa Choi Hwa-young-ssi."
"Apa? wanita itu lagi?"
"Tentu. Jika anda membawa seorang pria maka --"
"Aku tahu itu! Tapi kenapa harus wanita itu?!"
"Karena ia adalah istri anda?"
Pundak Min Yoongi yang tadinya terangkat saat ia membentak, kini kembali relaksasi setelah menghembuskan napas panjang.
Tatapan tajamnya beralih lagi pada kertas jadwalnya sebelum ia bertitah kembali."Siapkan keperluan wanita itu. Aku akan langsung berangkat ke tempat pertemuan."
Namjoon mengulas senyum penuh rasa hormat sembari mengangguk lalu pergi. Sejujurnya, ia tidak terlalu yakin dengan pilihannya sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different (MYG) - ON HIATUS
Fanfiction"Dijodohkan dengan seseorang pria tampan namun gay? Game over." -MAFIA AU Kisah dua insan yang sangat menghormati dan mencintai orang tuanya, sampai-sampai perjodohan pun tak dipikir dua kali. Choi Hwa-young, gadis yang kurang berpengalaman dalam ke...