Part 43

1.4K 173 34
                                    

Before on Different:

"Dengarkan aku, Min Yoongi." Hwa-Young berkacak pinggang. "Aku tahu kita tidak memulai semuanya dengan sehat, tetapi kita akan segera bercerai. Bisakah kita mengakhirinya secara baik-baik?"

"Untuk apa?" masih dengan suara bernada mengejek, Yoongi mengajukan pertanyaan.

Sementara Hwa-Young menghela napas dan kedua lengannya kini di depan dada. "Kamu tidak akan pernah mengerti, kan?"

Yoongi tak mengatakan apapun dan hanya meliriknya balik-- tanpa ekspresi di wajah tampannya, seakan menantang Hwa-Young yang di ambang kesabaran.

"Fine. Whatever." Hwa-Young melangkah pergi, menyisakan Yoongi yang kehabisan kata sendirian di balkon. Salah satu ujung bibir Yoongi naik membentuk seringaian kecil.

"Wanita itu memang beda dari yang lainnya." lirih Yoongi. Hanya angin malam yang mendengar kalimat Yoongi. Tak ada pesan yang bisa disampaikan, walaupun sesuatu yang baru tengah dialami keduanya. Sesuatu yang tak dapat dilihat, namun dapat dirasakan.













Author POV

Pagi selanjutnya bukan pagi yang malas untuk Hwa-Young. Ia bangun awal untuk berdandan. Pasalnya Jeon Jungkook mengundangnya untuk berkunjung di kafe. Ketika ia keluar dari kamar, telinganya menangkap siaran berita dari televisi. Ternyata Yoongi juga sudah bangun dan menikmati kopi di cangkir cokelatnya.

Keberadaan Hwa-Young tidaklah kasat mata untuk Yoongi. Ia hendak memulai perang dengan wanita itu, sebelum tahu bahwa Hwa-Young berpakaian lain pagi ini.

"Kau mau pergi kemana di pagi seperti ini?"

"Jungkook mengundangku ke kafenya."

Yoongi menghela napas panjang, pandangannya terbang menuju layar televisi lagi. "Kencan lagi?"

Hwa-Young yang merasa kesal dengan tanggapan Yoongi, memilih untuk tidak melanjutkan obrolan dan menuju pintu keluar lalu memakai sepatu sneaker-nya.

Jujur saja, Hwa-Young kesal karena Yoongi selalu berasumsi kalau Jungkook dan dirinya berkencan. Dia tak dapat menuduh Yoongi berkencan, laki-laki itu tak pernah membawa wanita ke rumah-- yah, selain Hyera.

Namun langkah kakinya yang sudah mantap harus berhenti saat mobil hitam mewah Yoongi muncul tepat di sampingnya. Jendela mobil terbuka menampilkan paras tampan pengemudinya.

"Masuk. Aku harus beli sesuatu. Aku akan mengantarmu."

Hwa-Young ragu akan tawaran Yoongi, tetapi ia juga tak ingin melewatkan tumpangan gratis. Hwa-Young duduk lalu memasang sabuk pengaman, tetapi Yoongi masih terdiam.

Dan begitu mengejutkan saat ia menoleh, Yoongi sedang menatapnya dengan keheningan yang menusuk. Ia membeku di tempat saat bertemu pandang dengan suaminya.

Keduanya tak pernah saling bertatapan mata dengan jarak sedekat ini sejak di acara upacara pernikahan.

"A-apa yang kamu lakukan? Ayo berangkat!" seru Hwa-Young.

Yoongi mengedipkan kedua kelopak matanya, seakan baru saja bangun dari sebuah mimpi.

"D-dimana kafe Jungkook?" tanya Yoongi.

"Kafenya kan ada di ujung jalan ini."

"O-oh benar!" Yoongi memalingkan mukanya, benar-benar menghindari tatapan yang sempat dibagi. Ia menyetir dengan mulus selama tujuh menit dan berhenti di depan kafe yang didominasi warna cokelat dan putih itu. Kafe Jungkook belum sepenuhnya terbuka karena memang masih pagi.

Different (MYG) - ON HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang