Hwa-young POVTubuhku bergerak cepat seiring dengan gerakan tubuh Yoongi yang menarik ku menuju lorong bawah rumah ini.
Wow! Rumah ini punya lorong ke bawah? Aku bahkan tak tahu.
Mengesampingkan rasa sakit atas pegangan erat tangan Yoongi di pergelangan tanganku, dan terkagum dengan tempat yang baru kulihat ini.
Tapi, kekaguman yang menyebar di hati berubah menjadi ngeri ketika gelap mengerumuni kami.
Langkah cepat Yoongi terhenti tepat di hadapan pintu yang berwarna silver itu.
Tangan Yoongi sibuk bermain dengan sesuatu di saku celana nya sampai ia menunjukkan sebuah kunci ke hadapanku.
Ia membuka pintu itu dengan sedikit dorongan, kegelapan di dalam ruangan itu terlihat lebih menakutkan. Kemudian, genggaman tangan nya menyeretku masuk ke dalam. Udara di dalam terasa lebih dingin dibandingkan di luar, urat-urat tubuhku mulai menegang. Dan dalam sekejap ia mendorong ku jatuh ke lantai."Akh! Apa yang kau lakukan Min Yoongi?!" seruku tidak terima. Namun mulut pria itu tidak memuntahkan satupun jawaban atas tindakan kasarnya.
Aku tak bisa melihatnya dengan jelas karena tak ada penerangan di sini. Tapi, aktivitas nya menimbulkan suara sehingga aku berasumsi bahwa ia sedang mencari benda di sudut ruangan itu.
Entah kenapa tiba-tiba otak ku tidak berjalan dengan benar. Bisa kubilang aku menjadi sangat bodoh. Aku tidak bergerak ataupun berdiri dari lantai ini. Aku terlalu penasaran dengan apa yang sedang Yoongi perbuat.
Lalu, Yoongi membalikkan badannya dan melangkah mendekati diriku. Dari sini aku kembali ke alam sadar ku, menjadi panik karena sama sekali tak bisa melihat gerakannya. Tapi, sebelum sempat berpindah tempat, kulit dingin milik Yoongi terasa menerkam pergelangan kaki ku.
Karena tingkat kepanikan ku yang tinggi, tanpa menimbang-nimbang aku berusaha melepaskan diri bahkan berusaha menendang wajahnya. Tapi, semua sia-sia, ia lebih cepat dan kuat daripada yang kukira.
Sebuah benda yang keras dan dingin mengurung pergerakan kaki ku. Ketika itu aku baru sadar bahwa ia memborgol kedua alat gerak ku ini. Walaupun samar, aku dapat melihat Yoongi berdiri dan berjalan menuju suatu sisi. Detik selanjutnya mata ku terpejam karena serbuan cahaya yang tiba-tiba muncul. Begitu aku membuka kedua kelopak mataku, aku bisa melihat segala sudut ruangan ini dengan jelas, juga Yoongi yang menatapku lekat.
Ruangan ini tidak terlalu luas, penuh dengan barang. Dinding nya berwarna abu-abu gelap dan satu jendela dengan tirai putih ada di salah satu sisi ruangan.
"Sebelum kau bertanya, ini adalah hukuman mu. Kau sudah berani mengundang orang asing ke dalam rumahku." ujarnya dengan deretan kata yang berlawanan dengan keinginan ku
"Mereka itu temanku! Mereka bukan orang asing!" Aku tak bisa kalah begitu saja pada ego seorang pria. Pikiran logis mereka sudah keterlaluan.
"Teman mu berarti bukan temanku. Mereka adalah orang asing. Aku mengurungmu di sini sampai besok malam." jawabnya datar.
"Besok malam? Kau gila? Aku juga butuh makan!"
Yoongi terkekeh kecil terhadap seruanku.
"Tidak usah khawatir. Setahuku manusia bisa bertahan hidup tanpa makanan selama 1 minggu."
Mataku membulat sempurna mendengar jawabannya yang tak berperikemanusiaaan. Pria ini gila.
"Kau tidak punya hak untuk memperlakukan ku seperti ini kau brengs*ek Min Yoongi!" bentak ku penuh kemarahan yang meletup-letup.
Wajah puasnya menjadi masam, mungkin karena aku mengatainya tadi.
Well, I don't really care.
"Listen to me princess, Aku berhak untuk melakukan apapun selama aku masih menjadi suamimu. Dan sebagai catatan, kalau kau berani mengataiku lagi, tangan ku ini tidak akan malu untuk menyakiti mu." jelasnya dengan intonasi suara yang sangat rendah, membuat sekujur tubuh ini bergidik ngeri.
Bibir ku membeku, namun hatiku banjir akan protes dan kemarahan.Yoongi kembali menampakkan seringaian jahatnya sebelum berdiri dan pergi menuju pintu.
"Oh ya, jangan kau pikir kau bisa membuka borgol itu dengan tangan kosong, aku tidak ingin tangan mu sampai terluka. Sampai jumpa!" seru Yoongi sembari mematikan penerangan di ruangan ini.
Sial, aku fobia dengan kegelapan. Aku benci gelap. Namun, sebelum aku memprotes Ia sudah menutup pintu dengan dentuman besar yang menggaung di dinding. Tawa setan nya terdengar keras di luar.
Aku mengamati dalam remang kedua tangan ku yang bebas bergerak dan beralih pada borgol besi yang memelukku di bawah sana. Borgol ini terikat dengan kaki dari sebuah meja yang berat dan lumayan besar.
Yoongi benar. Bagaimana aku bisa membuka sebuah borgol besi?
Aku tak membawa ponsel. Aku hanya memakai gaun tidur pendek seperti ini. Ruangan ini sangat dingin. Bagaimana bisa aku istirahat di sini? Bagaimana jika ada sesuatu muncul di sini? Bagaimana kalau hantu? Bagaimana kalau ada tikus?
Aku ingin sekali berteriak karena panik. Tapi tak ada gunanya. Hyera pun berpihak pada Yoongi. Ia juga membenciku.
Gelap memancing rasa takut ku dan tak aku sadari bahwa air mata sudah mengintip di sudut mataku. Aku sedikit terisak.Bagaimana semua ini bisa terjadi padaku?
Aku kira adegan seperti ini hanya terjadi di film-film. Tapi, aku tak pernah menyangka aku akan mengalaminya. Dan suamiku sendiri yang melakukannya.
Sinar matahari masuk melalui celah kecil dari tirai yang menggantung indah di jendela. Aku tidak tahu pasti bagaimana aku bisa terlelap. Padahal seingatku, aku terlalu takut sehingga menangis. Aku berusaha berdiri dan meraih tirai jendela itu agar cahaya bisa lebih leluasa masuk. Dengan begitu bersusah payah, tanganku berhasil menyingkap tirai itu.
Ruangan ini ada di bawah rumah, tapi ini pasti bukan satu-satunya ruangan yang ada di bawah karena tepat di samping, aku bisa melihat taman kecil yang berada di lindungan kaca.
Banyak ruangan yang tersembunyi di rumah ini. Bahkan bagian bawahnya juga sangat luas.
Apa Yoongi punya sesuatu yang harus disembunyikan? Kalau dipikirkan sangat aneh bukan? Ia adalah musisi dan CEO dari perusahaan hiburan. Tapi, di rumahnya, ia punya ruangan seperti ini? Pasti ada yang tidak diketahui publik tentang Min Yoongi. Dan itu adalah sesuatu yang besar.
Begitulah hariku di penjara samar ini. Pikiran, hati dan mulutku tak bisa berhenti merutuki keputusan perjodohan yang aku setujui. Bagaimana aku bisa menikah dengan laki-laki yang kasar dan penuh misteri sepertinya? Aku ingin sekali menumpahkan rasa sakit ini kepada dunia. Tapi, aku yakin Min Yoongi bukanlah laki-laki yang bodoh. Dia tahu cara untuk membungkam ku.
Kalau aku ingin keluar dari semua ini, aku harus memupuk strategi kuat untuk bermain dengannya. Jendela sudah tak menampilkan senyuman dari sang surya. Gelapnya malam kembali menyapa. Diiringi gemuruh guntur tanda hujan yang datang.
Aku menggigil kedinginan tapi diriku sendiri terbakar amarah. Dimana Min Yoongi? Ini sudah malam dan ia belum juga menampilkan batang hidungnya.
Apa ia lupa? Sial, kalau saja ia lupa, aku akan langsung membunuhnya ketika aku sudah lepas! Tunggu-- bagaimana kalau aku tidak akan lepas?
Pikiran negatif mengerumuni otak lelah ku sampai pintu masuk ruangan ini terbuka. Mata ku berbinar senang.
"Yoongi?" panggil ku.
Tapi, saat lampu kuning ruangan ini menyala, seorang laki-laki yang tak kukenal berdiri dan menatapku.
"Kau? Min Hwa-young?"
~To be continued~
Thanks for reads and vote and comment! 💕
See you in the next chapter!
🍎 🍎
-Yoongi_property
KAMU SEDANG MEMBACA
Different (MYG) - ON HIATUS
Fanfiction"Dijodohkan dengan seseorang pria tampan namun gay? Game over." -MAFIA AU Kisah dua insan yang sangat menghormati dan mencintai orang tuanya, sampai-sampai perjodohan pun tak dipikir dua kali. Choi Hwa-young, gadis yang kurang berpengalaman dalam ke...