Namjoon POV"Memangnya kenapa kalau menikah dengan wanita?"
"Uh itu..kau belum tahu?" tanyaku heran.
"Tidak tahu soal apa?"
Tidak mungkin. Yoongi belum memberitahu rahasianya?
Aku menghirup lalu menghembuskan udara yang terasa makin berat massa nya. Menutup mulutku yang hampir menjatuhkan kata-kata terlarang.
Lewat ekspresi yang terlukiskan di wajah Hwa-young, aku mulai merasakan kecurigaannya. Aku memberinya senyuman lebar dan berkata,
"Yoongi-hyung tidak terlalu punya banyak teman wanita." jelasku berusaha untuk menyembunyikan suara yang mulai bergetar.
Tautan alisnya perlahan memudar dan kepalanya mengangguk kecil. Tangan dinginku mengambil gelas soda untuk meminumnya.
"Umm..apa dulu Yoongi pernah mempunyai kekasih?" tanya nya.
"Uh itu... Dia tidak membicarakan romansa cinta nya..ha..ha..ha"
Dasar payah kau Namjoon. Kenapa tawamu terdengar begitu hambar?
Untungnya Hwa-young tak mempermasalahkan jawabanku. Wanita itu kembali makan dalam diam. Sementara aku sendiri membiarkan perhatian ku tenggelam dengan pemikiran.
Yoongi-hyung benar-benar tidak memikirkan masa depan istrinya.
Ia tidak mungkin berbohong dengan Hwa-young untuk selamanya, bukan?
That's really impossible but why did he do that?
Dia tahu benar risikonya. Apalagi jika Hwa-young sulit untuk dibungkam.Aku tidak ingin Yoongi-hyung menimbulkan masalah lagi. Beban menjaga rahasia besarnya sebagai individu dan juga pekerjaan nya sudah benar-benar memberatkan punggung ku.
Author POV
Namjoon benar-benar seorang gentleman. Ia mengantarkan Hwa-young sampai di rumah dengan selamat. Senyum yang selalu ditemani dengan dimple tak lepas dari wajah Namjoon.
Mereka berdua terlihat lebih akrab dengan bukti bahwa keduanya telah saling berbagi nomor ponsel.
Setelah Namjoon memberi ucapan selamat malam, Hwa-young dengan hati gembira bergegas masuk menuju rumah.
Hati kecil wanita itu sudah lama tak dihujani confetti kebahagiaan yang berwarna-warni. Kebahagiaan mengalihkan titik fokusnya. Hwa-young bahkan tak menggubris keberadaan Hyera.
"Kau wanita murahan! Berhenti di sana! Aku ingin kau--Hei!"
Bahkan kata-kata kasar Hyera tak mampu menggantikan bunga-bunga yang tengah bermekaran di hatinya. Hwa-young membaringkan tubuhnya dengan lega. Bertemu dengan Namjoon adalah salah satu bantuan dari Tuhan untuk lepas dari belenggu pernikahan palsu seperti ini.
Besarnya harapan Hwa-young untuk mengetahui kelemahan Yoongi lewat bicara dengan Namjoon.
Entah Tuhan akan mengabulkan permintaannya atau tidak.
Setidaknya Hwa-young sudah membawa harapan besarnya bersama tidur pulas di atas matras putihnya.Hembusan udara malam menyambut tubuh Yoongi saat ia melangkah keluar dari mobilnya. Dengan langkah gontai dan tangan yang mengayun tak beraturan, ia menutup pintu mobil dengan dentuman keras, lalu berjalan untuk mengetuk pintu besar di hadapannya. Pikirannya berantakan diselimuti efek alkohol, hasil perbuatan liarnya dengan Taehyung.
"Park..Ugh..Jimin! Park! Jimin!" suaranya terputus-putus oleh napas tersengal. Mulutnya meneriakkan nama Jimin sampai pintu rumah tersebut terbuka. Walaupun kedua netra Yoongi tak menangkap figur pria di depannya, perasaan familiar membuatnya nekat mengalungkan kedua lengannya dan memeluk Jimin.
Tubuh Jimin bergetar hebat karena panik, terlebih saat Yoongi mendekatkan wajahnya. Suaranya melengking memanggil nama sang istri. Eun-Yoo menghampiri Jimin dengan tergesa-gesa. Sebagai istri, ia tak terima mantan Jimin melakukan hal seperti itu. Lebih gilanya Eun-Yoo harus cemburu dengan seorang pria. Miris sekali bukan?
"Yah! Lepaskan tanganmu dariku! Kau siapa, hah?" seru Yoongi saat Eun-Yoo berusaha melepaskan Jimin. Karena pada hukum alamnya seorang pria lebih kuat, dengan satu kali dorongan, Eun-Yoo hampir saja tersungkur.
"Eun-Yoo, biar aku yang mengatasinya. Kau bisa ambilkan segelas air, ok?" Jimin bertanya.
Eun-Yoo mengangguk pasrah dan segera masuk. Tapi di sisi lain, ia tidak suka suaminya bersentuhan dengan Yoongi. Bagaimana kalau Jimin belum benar-benar sembuh dari masa lalunya?
Jimin sendiri berusaha keras membawa tubuh Yoongi untuk berbaring di sofa ruang tamunya. Menghiraukan betapa gilanya situasi bersama pria yang kehilangan akal sehatnya.
"Park..Ji-Jimin..! Kau merindukan ku bukan?...Haha katakan saja!"
Yoongi tertawa hebat.'Bagaimana Yoongi bisa berakhir mabuk seperti ini?' pikir Jimin miris. Ia menggeledah saku dari mantel hitam Yoongi dan menemukan ponsel yang ia cari. Begitu Jimin hendak menelusuri benda itu, kunci di layarnya menanyakan pin.
Dengan rasa ragu, Jimin memasukkan pin yang sama seperti 3 tahun yang lalu. Dan anehnya berhasil. Jimin mendecakkan lidahnya heran. Bahkan setelah ponselnya ganti, Yoongi masih memakai pin yang sama.
Jari-jari mungil pria kelahiran bulan Oktober ini mulai bermain menelusuri isi ponsel tersebut. Dan ia menemukan jawaban atas kondisi Yoongi sekarang saat membaca jelas nama Taehyung di kotak pesannya.
Jujur, Jimin tidak pernah suka melihat fakta bahwa Yoongi dekat dengan Taehyung. Ini bukan rasa cemburu, lebih tepatnya peduli.
Taehyung bukan orang yang patut dipercayai begitu saja. Ia tidak lebih dari pria populer di kalangan pasar percintaan malam. Yang hanya bisa memuntahkan fakta berdasarkan harga.
Tapi, bagaimana Yoongi bisa sangat mempercayai pria seperti Taehyung?
Eun-Yoo berdeham membuat Jimin terbangun dari pikiran dalamnya. Segelas air sudah berada di tangan Jimin dan ia beranjak mendekati Yoongi.
"Yoongi-hyung, bangun. Minum air dan segera sadar." ujar Jimin sedikit mengguncang badan Yoongi. Namun si empunya badan tak berusik.
"Kalau kau..haha..mau mencium ku! A-aku akan minum!"
Jimin merasa tubuhnya memanas entah karena malu atau marah. Yoongi baru saja mengatakan hal yang tidak lazim di hadapan Eun-Yoo. Detik berikutnya gelas itu kosong, tapi air nya berceceran di sofa dan wajah tampan Yoongi.
"Yahhhh! Pa-Park JIMIN!" Yoongi berseru tak terima dan langsung bangkit. Lengan panjangnya menarik tangan Jimin, sehingga akan berpelukan jika saja tangan Jimin tak sanggup menahan.
"Kau memang bodoh, oppa. Kalau kau mengguyurnya dengan air, tentu saja ia akan marah." Eun-Yoo menggelengkan kepalanya heran.
"Aish! Kau cepat ambil ponselku dan hubungi Namjoon-hyung, minta dia untuk menjemput pria gila ini sebelum menimbulkan masalah besar!" pinta Jimin yang berusaha lepas dari genggaman erat lengan Yoongi.
Eun-Yoo dengan cekatan pun melakukan permintaan suaminya. Memanggil Namjoon yang bahkan belum sempat sampai di rumahnya sendiri.
🍥🍥🍥🍥🍥🍥🍥🍥🍥🍥🍥🍥🍥
-To be continued-
Thanks for reads and vote and comment! 💕
See you in the next chapter! 🍎
-Yoongi_property
KAMU SEDANG MEMBACA
Different (MYG) - ON HIATUS
Fanfiction"Dijodohkan dengan seseorang pria tampan namun gay? Game over." -MAFIA AU Kisah dua insan yang sangat menghormati dan mencintai orang tuanya, sampai-sampai perjodohan pun tak dipikir dua kali. Choi Hwa-young, gadis yang kurang berpengalaman dalam ke...