Part 37

1.7K 202 36
                                    


Author POV

"Kau ingin melucu, Namjoon-ah? Kalau iya, ini sama sekali tidak akan membuatku tertawa."

Hwa-Young tak menyangka ia akan kedatangan tamu saat hendak pergi ke kasur untuk menutup harinya. Terlebih lagi, Namjoon mengatakan bualan padanya tentang sebuah permintaan.

"Young-ah, aku mohon. Aku mohon. Hanya satu hari, hanya sampai besok." Namjoon memelaskan air mukanya dengan kedua tangan yang mengisyaratkan permohonan.
Tapi tidak mudah bagi Hwa-young untuk langsung mengiyakan itu, pasalnya ini bersangkutan dengan Min Yoongi, pria yang ingin sekali dihindari olehnya.

"Aku tidak ada kemampuan untuk menjadi sekretaris atau asisten blah blah, Namjoon. Cari orang lain saja!"

"Percaya padaku, aku juga sedang mencari orang pengganti, tetapi semua  butuh waktu. Aku janji, hanya satu hari saja, ya?"

Tangan Hwa-Young menyapu rambut yang menutupi sebagian wajahnya dengan frustasi. Coba perkirakan apa yang akan terjadi jika ia berdiri di samping Yoongi sebagai sekretaris? Dia tahu ini hanya untuk satu hari, tetapi Hwa-Young bahkan ragu untuk menghabiskan 1 menit dengan suaminya sendiri.

"Namjoon--"

"Hwa-Young, kumohon. Tolong aku kali ini saja. Aku akan benar-benar dipecat jika tak menemukan pengganti."










"Ini rencana yang bodoh. Aku tarik keputusan, aku mundur."

"Yah! Young-ah, kau tidak bisa bersikap plin-plan setelah berdandan seperti ini! Ikut aku!"
Namjoon meraih lengan Hwa-Young untuk menyeret keraguan gadis itu menuju lift.

Namjoon benar soal riasan. Hwa-Young telah setuju menginjakkan hak sepatu tingginya di dalam gedung kerja Min, kali ini bukan sebagai istri empunya agensi, Hwa-Young akan menjadi a day secretary.

Dengan atasan formal berwarna hijau seperti daun yang baru semi serta rok cokelat muda selutut yang sangat pas memeluk figur feminimnya, Hwa-Young tidak boleh lagi mengganti jawaban atas permintaan Namjoon kemarin malam. Terlambat sudah untuk mundur, ia terlanjur memilih untuk memulai dan harus menyelesaikan pertandingan hingga garis finish.

Langkah yang diambil memimpin keduanya sampai di depan deretan pekerja lainnya. Kehadiran Namjoon seolah memberikan sinyal untuk setiap dari mereka agar berdiri dan mengucapkan salam.

"Selamat pagi semuanya! Bagaimana kabar kalian semua? Aku harap kalian masih memiliki banyak semangat dan kesetiaan untuk perusahaan ini." Namjoon menghentikan sambutan dan menoleh pada gadis yang sibuk mengedarkan netranya ke seluruh sudut ruangan asing tersebut. Masih dengan senyuman khas, Namjoon mengarahkan tangannya untuk membimbing atensi semua orang kepada Hwa-Young seorang.

"Perkenalkan, ini Nyonya Choi Hwa-Young. Aku yakin kalian sudah tahu bahwa ia merupakan istri dari Tuan Min. Hari ini ia datang untuk menggantikan posisiku sebagai sekretaris. Tolong bersikaplah dengan sangat baik kepada Nyonya Choi. Ada yang ingin ditanyakan?"

Seruan 'tidak' terdengar lirih namun juga terlalu jelas jika ingin disebut sebagai bisikan. Seusai perkenalan singkat tadi, lirikan mata Hwa-Young berusaha menerjemahkan respon yang terlukis di setiap wajah pegawai tersebut.

Tak disangka variasi rona mereka sangat beragam, ada yang memasang mata lebar penuh pertanyaan, namun tak gagal pula Hwa-Young menangkap tatapan muak, tak peduli dan bola mata yang memutar malas.

Hwa-Young mau tak mau merasakan kepercayaan dirinya mengecil, tetapi tak lama kemudian Namjoon mengajaknya keluar ruangan dan kembali ke lift. Tak perlu bertanya lagi destinasi kotak besi ini, tentu saja, lain tidak lain, kantor Min Yoongi.

Different (MYG) - ON HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang