Hwa-young POVKarma apa yang sedang menimpaku sekarang?
Bisa dikatakan kehadiran kedua orang tuaku bisa membebaskan belenggu aturan Min Yoongi. Namun, di lain hal aku malah terjebak bersamanya. Di kamar yang sama.
Aku menyisihkan pandangan sekilas terhadap pantulan diriku yang terlihat menyedihkan. Sementara mulutku terasa belum puas untuk merutuki nasib.
Bagaimana aku bisa tinggal satu ruangan dengan pria itu? Dia jelas-jelas tidak suka kehadiran ku di dekatnya. Begitu pula dengan perasaan kesalku pada Min Yoongi yang makin menumpuk membentuk gunung Everest.
This is so crazy.
Suara pintu kamar ditutup memunculkan kepanikan yang dari tadi berusaha untuk kuhapus. Jika Yoongi sudah ada di dalam kamar, bagaimana aku bisa keluar dari kamar mandi? Atau aku tinggal di kamar mandi saja sampai laki-laki itu terlelap?
Ah benar, begitu saja. Dengan begitu aku tidak perlu menerima tatapan penuh hinaan dari Yoongi.Aku menyenderkan punggungku pada pintu berusaha mengenali suara-suara di luar sana. Namun, usaha ini sangat sia-sia karena gerakan yang dilakukan Yoongi sama sekali tidak menghasilkan suara.
Tapi, sampai kapan aku bisa bertahan di dalam sini?
Sangat mustahil jika aku semalaman berdiri seperti patung dikelilingi oleh dinginnya udara kamar mandi.Sesaat setelah pikiranku berkecamuk, terdengar namaku diserukan dengan kasar.
"Yah Choi Hwa-young! Apa kau ingin tidur di kamar mandi malam ini?"
Oh? Apa Min Yoongi baru saja mengkhawatirkan ku?
"Tidak masalah kau mau tidur dimana. Tapi, pindah ke kamar mandi yang lain. Jangan di kamar mandi ku!"
.......
-_-
Yah Min Yoongi tetaplah pria dingin yang sama. Mana mungkin laki-laki sepertinya memiliki rasa khawatir?
Dengan sangat, sangat, sangatlah ragu, tanganku meraih knop pintu dan membukanya dengan perlahan. Begitu aku mendongak melihat wajahnya, kedua mata tajam itu menyoroti suasana yang makin tegang.
Kami bertukar pandangan tanpa diriku sadari. Tapi, kontak yang terjadi tidak dilengkapi jalinan pikiran. Mungkin karena kami tidak punya ikatan sekuat itu.
"Kenapa kau diam menghalangi jalanku begini? cepat pergi." kata Yoongi yang berhasil membangunkan ku dari tatapan nya yang penuh mantra ajaib. Tanpa banyak bicara aku beranjak dari tempat, memberikan jalan damai untuk si menyebalkan itu. Yoongi membanting pintu dan mengurus dirinya di dalam sana.
Aku masih termenung akan pertanyaan yang tumpah di otak. Tatapan tadi. Setiap Yoongi menatapku, tatapan nya selalu intens dan aku selalu membeku. Hanya saja jantungku bekerja sebaliknya. Organ utamaku ini berdetak kencang.
Apa yang salah padamu, Choi Hwa-young?
Apa aku seperti ini karena efek intimidasi nya yang sangat keterlaluan? Apa aku takut karenanya? Atau aku--
Kepala ku menggeleng tegas memberi pertidaksetujuan atas asumsi terakhirku.
Tidak mungkin jika aku jatuh hati pada pria seperti Yoongi, kan?
I don't see any point that can prove my feelings.
OK! aku akui dia memang tampan, but still he had never done something good to me. He's rude and whatsoever. I have no reason to fall in him.
Then why my heart is beating like crazy?
KAMU SEDANG MEMBACA
Different (MYG) - ON HIATUS
Fanfiction"Dijodohkan dengan seseorang pria tampan namun gay? Game over." -MAFIA AU Kisah dua insan yang sangat menghormati dan mencintai orang tuanya, sampai-sampai perjodohan pun tak dipikir dua kali. Choi Hwa-young, gadis yang kurang berpengalaman dalam ke...