Aku hidup di tengah kepedihan, tawa yang terdengar pun tak akan ada yang tau bahwa itu hanya untuk menutupi sebuah rasa itu.
Senyumku mengembang,namun mata ini memancarkan sebuah rahasia.
Bibirku pun bungkam,tak bisa berucap barang sepatah katapun.
Ku biarkan hati ini menggoreskan tinta-tinta di lembaran kisah yang tak pernah ada ujungnya.
Logika pun tak dapat berkutik saat hati ini merintih berteriak akibat menahan pedihnya sebuah luka.
Ketahuilah, ada makna tersembunyi di tiap bab naskah ini. Namun resapi dengan hati, bukan dengan logika yang sudah pasti tak akan mengetahui makna itu.
Hari ini, aku sudah sampai pada titik lemahku.
Pada titik dimana tak ada yang mau perduli lagi denganku.
Diri ini berontak pada aturan yang telah ditetapkan,hanya karena bayangan masalalu itu semakin menghantui dan aku hancur akan itu.
Aku semakin membenci diri, semakin memaki kesalahan ini,dan semakin ingin melukai diri.
Dengan cara apapun itu
Ku biarkan hati ini menorehkan guratan tinta pada lembaran baru pada kisah ini.
Dan bodohnya, aku juga membiarkan kenangan itu menghancurkan akal sehat dan logika-ku
Aku telah berusaha menjadi baik.
Berusaha agar tak melukai diri dengan sesuatu yang dapat menambah luka-luka yang ada di hati.
Aku masih berusaha untuk tak marah, meski diri ini ingin sekali marah pada orang-orang itu.
Biarkan mereka berdiri di atasku saat ini. Namun tidak! Untuk kedepannya.
~¤¤¤~
Tulislah sebuah kisah dengan hatimu bukan dengan logika, pada dasarnya sebuah kisah akan indah akan tercipta dengan sebuah perasaan yang lama terlelap dalam persembunyiannya.
Tulislah sebuah rangkaian kata dengan sebuah rasa dalam hati, agar semua orang bingung dan bertanya-tanya.
Apakah ini hanya sebuah rangkaian kata,atau puisi.
Karena sama-sama memiliki makna yang dalam.
Dan sulit untuk dipaham
~¤¤¤~
Sampai jumpa di lembaran bab berikutnya😄,dan biarkan hatimu menuliskan sebuah rangkaian kata yang tersimpan didalam lubuk hatimu yang terdalam
Rabu, 25 April 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Rangkaian Kata
Poetry[Completed] Ketika hati menceritakan sebuah luka yang ada pada dirinya, dan ketika aku tak lagi punyai harapan untuk terus hidup bahagia. Tawa ini menguap entah hilang kemana,dan senyum pun tak lagi sama. Pelangiku berubah menjadi abu-abu. No copas...