Semesta juga bisa membuat cerita. Namun,dia kelihatannya tidak terlalu berminat menceritakan dirinya sendiri.Dia menceritakan aku,tiap bait itu adalah gambaran dari semua luka itu.
Ia begitu tau kalau aku berada pada titik jurang kehampaan, walaupun aku tersenyum dia sangat tau kalau aku tak benar-benar tersenyum.
Semesta hanya mengajakku bercanda. Bagaimana tidak? Semesta selalu saja membuat aku kesal😑,yang pada akhirnya gelak tawaku lah yang keluar.
Dia sangat tau kalau aku sudah tak mampu lagi berdiri tegar,semesta tau saat aku menceritakan sang pelangi yang indah itu aku merasa sedih.
Makanya,saat aku mulai melirih karenanya, dia selalu menghiburku kembali.
Semesta kamu tau dia tak suka aku menangis,mungkin dia tau kemana arah akhir cerita yang lalu dan sekarang jika ia masih berpijak disisi.
Karena,isinya pasti tak jauh tentang gadis yang lemah itu dan begitu bodoh untuk apa yang telah terjadi setelah kehilangan dia.
Aku benci! Namun tak bisa membenci..
Aku marah! Namun tak bisa marah..
Pada akhirnya, aku benci pada diriku.
Dan semesta? Mengapa hanya diam dan terpaku..
Semesta? Saat kamu menuliskan kisah itu, apakah rasa dari luka itu tak terasa?
Kamu mengatakan bahwa ikhlas adalah obat dari semua luka itu semesta..
Namun, mengapa saat aku mencoba mengikhlaskan semuanya? Hati ini malah memberontak marah.
Semesta? Aku bingung..
Dia adalah arah mimpi juga bahagiaku.
Tak satupun orang yang bisa menggantikannya, makanya saat aku melukai diri sendiri rasa pedih dihati ini menghilang 😧.
Dia,sangat sulit untuk di lupakan semesta..
Aku? Hanya menyampaikan pesan pada guratan pena yang kadang menghiasi lembar-lembar rahasia itu.
Kamu tau,setelah kepergiannya rangkaian kata yang ku rajut di bawah rindangnya pohon itu telah sirna dan hancur semesta😢.
Lelah? Rasa itu begitu mendominasi susana hati saat ini semesta.
Bagaimana tidak? Mereka menghancurkan mimpi indahku,dan membuatku terbayang-bayang akan semua kenangan buruk itu.
~¤¤¤~
Semesta, bagaimana cara menyembuhkan luka itu?
Sedangkan ikhlas saja tak sanggup menyembuhkan luka ini.
Kumbang-kumbang itu pun berkata,luka ku ini abadi seberusaha apapun aku menyembuhkannya? Aku tak bisa
Bahkan ombak yang begitu ku benci berseru bahwa aku begitu rapuh.
Lalu? Akankah diri ini akan terus begitu..
~¤¤¤~
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Rangkaian Kata
Poetry[Completed] Ketika hati menceritakan sebuah luka yang ada pada dirinya, dan ketika aku tak lagi punyai harapan untuk terus hidup bahagia. Tawa ini menguap entah hilang kemana,dan senyum pun tak lagi sama. Pelangiku berubah menjadi abu-abu. No copas...