Nafasku pun tercekat, hati ini mulai pilu. Teringat tiap sudut ruang rumah ini adalah sebuah kenangan indah yang memberi luka, pilu ini bagai sembilu tajam yang kembali menghujam relung hati yang masih rapuh.
Masih terekam dengan baik, gelak tawa yang selalu terdengar karena canda tawanya.
Ayah,maaf peri kecilmu ini kembali teringat kenangan manis itu.
Maaf peri kecilmu ini kembali rapuh seketika teringat kenangan itu.
Ku akui, diri ini masih belum bisa menerima semua yang telah terjadi begitu saja.
Aku lemah...
Aku rapuh...
Aku, terluka...
Namun, aku harus tetap tersenyum,tetap tertawa,meskipun tak sama. Aku bukanlah peri kecil ceria seperti dulu lagi....
Don't forget to vote and comment yupp! I hope you enjoy it..
See you next time 😊😊AmaliaSufina
17 januari 2019
14.25
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Rangkaian Kata
Poetry[Completed] Ketika hati menceritakan sebuah luka yang ada pada dirinya, dan ketika aku tak lagi punyai harapan untuk terus hidup bahagia. Tawa ini menguap entah hilang kemana,dan senyum pun tak lagi sama. Pelangiku berubah menjadi abu-abu. No copas...