Aku terus saja melakukan hal bodoh.
Terus saja tersenyum,di saat hati ini menjerit akan sebuah luka yang kian menusuk relung-relung yang paling dalam.
Hingga,aku pun lupa rasanya bahagia.
Entah mengapa hati ini selalu saja ingin memberontak pada kehidupan yang harus ku lalui ini.
Bagaimana tidak? Hati ini sudah seperti disayat sembilu tajam, namun tetap saja diri ini tak dapat lagi memperlihatkan seberapa hancurnya aku.
Terbayang lagi kilasan masalalu itu, dan kembali lagi ia mengoyak hati.
Dia datang! Membuat aku lupa untuk melewati realita hidup, aku lelah menjalani jalan setapak penuh derita itu.
Hanya ada duri-duri beracun yang selalu siap menggores diri ini saat salah langkah melewatinya.
Aku bertahan tanpa ada seorang pun yang mau menopang diri ini agar bisa tegar dan terus tersenyum.
Ku lihat mereka mentertawakan kebodohanku ini, mereka memandangku sebelah mata hanya karena kekuranganku.
Apakah aku harus membalas mereka semua dengan sebuah hinaan? Tidak!
Aku hanya ingin menunggu waktu yang tepat.
Karena aku selalu ingat,roda akan terus berputar.
Akan ada masanya aku berada di atas dan saat itulah aku memperlihatkan diri bahwa aku tidaklah bodoh.Tatapan itu akan ku balas dengan sebuah penghargaan yang ku dapat, dan hinaan itu akan ku balas dengan senyuman kemenangan.
~¤¤¤~
Kilasan itu menghantuiku,menyerang akal sehatku melukai hatiku dan merusak jiwaku.
~¤¤¤~
See you guys.. 😉 for next chapt 😍😙😙
Please vote and coment yaa 😙😙
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Rangkaian Kata
Poetry[Completed] Ketika hati menceritakan sebuah luka yang ada pada dirinya, dan ketika aku tak lagi punyai harapan untuk terus hidup bahagia. Tawa ini menguap entah hilang kemana,dan senyum pun tak lagi sama. Pelangiku berubah menjadi abu-abu. No copas...