Warning 21+
Aku merapikan lagi anak rambut di ujung kepalaku dan memastikan bahwa gaun merah yang aku gunakan tidak ada kerutan sama sekali. Lalu berjalan ke arah dapur untuk kesekian kalinya melihat kue coklat dan salad yang aku letakan di dalam kulkas.
"masih segar, masih hijau"
ku lirik jam yang menggantung diatas televisi, Pukul sepuluh lewat empat puluh lima. Cukup! aku akan memutuskan bajingan itu! teriakku dalam hati. Kemarin aku berjanji pada diriku sendiri bahwa jika dia selingkuh lagi aku akan benar-benar memutuskannya. Aku tahu dia selingkuh dengan teman kantornya namun entah kenapa aku sangat sulit untuk memakinya.
"Babe? aku pulang"
Aku memandang pria yang baru melewati pintu itu dengan pandangan marah, dia tersenyum lelah kepadaku dan rambut coklat terangnya terlihat panjang dengan kesan berantakan yang membuatnya terlihat makin tampan, tubuh kekar dengan kulit coklatnya di lapisi kemeja putih yang kusut.
"kau makin cantik jika marah" Dia lalu memelukku dan mencium leherku. "Astaga kau wangi sekali" dia menghirup leherku dan mengecupnya basah.
"dan kau juga memiliki wangi yang sangat feminim!" Aku membentak dalam hati karena aku tahu parfum wanita mana yang menempel di tubuhnya. Segala kata-kata makian yang akan keluar dari mulutku terhalang oleh bibirnya, ciumann itu sudah sensual karena mulut kami yang terbuka. Dia memainkan bibir atas dan bawahku dan dengan lembut mengigitnya, lidahku menyambut lidahnya yang ingn mengajak bermain. Tubuhku langsung gemetar saat tangannya mengangkatku ke meja dapur hingga kakiku menggantung di lantai.
"Bossku menyuruhku lembur sayang, jangan marah" Dia berbisik didepan bibirku, lalu mencium hidung, pipi dan leherku sambil menghisapnya lembut. Kemana kemarahanku tadi?! sialan aku tahu dia selingkuh! kenapa aku selalu pasrah jika dia menyentuhku? Mata coklat itu selalu bisa membuatku menjadi orang paling bodoh karena masih mau bersama dengannya.
"Ran..." Aku mendesahkan namanya saat dia sudah membuka kancing gaun bagian depanku hingga belahan payudaraku terlihat.
"Sebut namaku sayang" tangan lihainya membuka braku yang memiliki kait didepan sementara mulutnya terus melumat mulut dan lidahku, Tangan kanannya perlahan mengelus benda kenyal milikku dengan lembut membuatku mendesah dimulutnya. Jemarinya mulai meremas bagian kanan dan mengelusnya dengan ibu jari sampai putingku mengeras. Aku memeluk kepalanya saat dia mulai beranjak turun dan lidahnya menyapa putingku, dia menghisapnya dan memutar lidahnya dengan perlahan membuatku mengingkan lebih.
"Randy.... kumohon"
"sabarlah cintaku" Dia menarik gaunku keatas dan jemarinya mulai mengelus bagianku yang paling panas. Aku tersentak saat dia mengusap dengan lembut, ibu jarinya memutari mutiara kecil milikku lalu kedua jarinya menemukan jalan masuk.
"Randy!" Aku berteriak saat dia mengigit putingku dengan lembut, tangaku mulai membuka celananya ingin merakan miliknya di dalamku. Batang kejantanannya berwana kecoklatan dengan panjang dan ukuran yang mampu membuat setiap wanita menjerit. Dia mendorong tubuhku agar berbaring diatas meja dan mengangkat kakiku sampai kawatiaanku yang sudah sangat basah terlihat, dia hanya menggeser sedikit celana dalamku dan mulai mengarahkan miliknya kedalamku lalu dengan cepat mengisi punyaku yang sudah mendambakannya, aku membuka mulutku dan berteriak tanpa suara saat tusukan pertama menghujamku.
"Kau sangat hangat sayang" Diapun mulai bergerak membawaku bersamanya. Aku hanya bisa menggigit tanganku saat dia memegang pinggulku untuk menabrak miliknya. Sialan!
--------
"Kau wanita bodoh!" Aku hanya memandang Eva dengan wajah cemberut, Kami sedang menikmati makan siang disalah satu kafe dekat kantor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just One Shoot Story
Short StoryBerisi kumpulan one shoot story kebanyakan tentang romance dan terinspirasi dari film, novel atau lagu dan disetiap bab author kasih keterangan dari mana author mendapatkan inspirasi tersebut. Author hanya meminjam nama tokoh utama tanpa manjiplak c...