Kissing Strangers

6.5K 285 5
                                    

Aku menghentakan tubuhku mengikuti irama musik dan tanganku bermain lincah memutar mic. Malam minggu ini klub begitu ramai dan bandku semakin bersemangat. Aku menumpahkan sikuku ke pundak Cloe untuk berteriak di bagian reff.

kerumunan semakin menggila dan aku menyukainya, Jack menghentak drumnya membuat lantai bergetar dan jinjoo menggoyangkan kepalanya sampai rambutnya berantakan, ahh malam yang sempurna.

-----------

"Untuk DNCE!" Teriakku yang di sambut semangat oleh ketiga temanku.

"Joe" managerku, Dave menepuk pundakku.

"ada apa?"

"Ada fans yang ingin berkenalan denganmu" bisiknya di tengah suara ramai klub, Dia menunjuk seorang gadis dengan tubuh sintal dan rambut coklat dengan gaun yang menumpahkan payudaranya. Aku melirik Dave dengan senyum setengah ku dan berterimakasih dalam hati, aku menghampirinya perlahan dan kami berkenalan.

"hy aku Joe"

"Sarah"

"kau sering main kesini?" tanyaku sambil duduk di sampingnya dan memesankan minum untuk kita.

"ini pertama namun aku sangat menikmati musikmu"

Sarah menyentuh tanganku yang ada di atas meja dan matanya menggereling jahil, kurasa dia cocok untuk malam ini.

"terimakasih" Dan setelah beberapa obrolan basi lainnya aku berhasil membawanya pulang ke apartemennya.

Kami sudah mulai berciuman saat dia membuka pintu dan dia semakin ganas melumatku saat kausku sudah terbuka yang menjadi sasarannya selanjutnya.

"i like this" ucapnya seraya meraba perutku membuatku tersenyum dan menurunkan gaunnya sampai ke lantai menampilkannya dalam balutan bra dan celana dalam hitamnya.

"i like this too" balasku sembari mencium perutnya dan membuka branya dengan lihai, tanganku bermain di dadanya yang langsung disusul dengan bibirku.

"astaga kita bahkan masih di ruang tamu! kau membuatku hilang akal Joe"

Aku terkekeh pelan sudah biasa wanita menyebutku demikian, Sarah langsung menarik tanganku kedalam kamarnya untuk melanjutkan aktifitas kami.

----------

Aku memakai kausku lagi dan mengambil kunciku, setelah meninggalkan note di samping tempat tidurnya aku segera turun untuk pulang. Aku menghembuskan nafas lelah ketika sampai di mobilku, well Sarah memang tidak buruk namun aku tidak merasakan apa yang Ayahku bilang saat dia pertama kali bercinta dengan Ibuku. Perasaan yang tidak dapat terbendung seolah kau ingin lagi dan lagi akan dirinya atau apa yang kakakku katakan saat dia bertemu isterinya seolah dunia berhenti dan pandangannya hanya fokus terhadap wanita itu.

fuck that

Aku sudah mencoba wanita dari berbagai wilayah namun aku tidak pernah merasakan itu mungkin aku ingin merasakan tubuhnya lagi terutama dengan mantan pacarku yang bisa bertahan beberapa bulan namun tidak ada yang bisa bertahan genap satu tahun dan tidak ada yang namanya hanya berfokus pada satu wanita hell aku bisa bercinta dengan wanita itu sementara aku memikirkan apa yang enak untuk sarapan.

Aku menerapkan beberapa peraturan untuk kencan satu malamku. Selalu gunakan pengaman, jangan pernah bercinta di apartemenku dan jauhi sosial media. Mesikpun bandku bukanlah band besar namun tetap saja aku harus menjaga reputasiku.

Aku mulai tancap gas dan segera ingin sampai apartemenku namun adikku menelponku di lampu merah yang membuatku tidak memiliki alasan untuk tidak menjawab.

"Joe kau harus pulang" ucapnya tanpa salam ataupun halo.

"apa maksudmu?"

"Ibu ingin bertemu kau sekarang atau dia tidak akan mengundangmu untuk apapun lagi"

"kau bercanda bukan? aku ini anaknya"

"datang saja dude" dan setelah itu dia segera mematikan telponnya membuatku mendesah dan berputar ke arah rumah orang tuaku.

----------

"makan" hanya itu kata Ibuku semenjak aku datang, sebagai anak yang baik dan kelaparan tentu saja aku memakan sarapan ini dengan nikmat.

"kemana frank?" tanyaku mencari adikku itu.

"keluar" Astaga aku salah apa lagi?

"oke... jadi Ibu ingin bicara denganku?" tanyaku melihat Ibuku menuang kopi untuk dirinya.

"Tiffanny kemarin bertemu Ibu sambil menangis dia bilang kau memutuskannya" Aku menahan memutar bola mataku karena tahu Ibuku pasti akan murka jika aku melakukannya.

"Kau tau jika dia anak teman Ibu kan? dia itu anak baik-baik dan tidak aneh-aneh kenapa kau tidak bisa tahan bersama seorang gadis? enam bulan saja"

Aku menghela nafas dan meminum kopi ku sebelum menjelaskan kepada ibuku bahwa aku hanya tidak memiliki perasaan apapun pada Tiff dia memang gadis baik saking baiknya sampai begitu polos dan tidak mau aku sentuh well mungkin hanya kecupan tapi tidak lebih dari itu dan dia sangat lama di saat bersiap-siap yang bahkan tidak membawa perubahan berarti pada wajahnya, tapi yang paling penting dari semua itu adalah dia terlalu banyak bermain ponsel tidak perduli dia sedang makan malam bersamaku ataupun hanya bersantai di rumah dia lebih fokus berchat ria bersama teman-temannya.

"kami hanya tidak cocok bu" Yup dan semua keluahanku aku telan bulat-bulat.

"Joe! kau ini sudah 27 bahkan Kevin sudah memiliki Alena dan valentina saat seusiamu!"

here we go again, Aku benar-benar bahagia saat Kevin menikah sungguh aku sangat bahagia untukny namun imbasnya terkena kepadaku! Kevin memutuskan menikah muda di usia 22 tahun dan aku tidak bisa tidak bahagia untuk kakakku karena dia menemukan pendamping hidupnya secepat itu, tapi semua orang memiliki waktunya sendiri-sendiri aku tidak bisa di samakan dengan kakaku jika menyangkut jodoh.

"bu kau tahu semua orang memiliki waktunya sendiri-sendiri bukan? aku rasa aku hanya belum bertemu jodohku"

"Mangkanya kau berhenti main-main memangnya Ibu tidak tahu jika kau berganti wanita seperti berganti celana dalam? lihat saja lehermu itu!"

Aku otomatis menyentuh leherku sebelum mengambil ponselku dan berkaca disana, fuck!

"Ini hanya satu malam bu dan aku pakai pengaman"

"bukan itu yang Ibu takutkan, aku hanya takut kau nyaman dengan kesendirianmu dan tidak mau berumah tangga"

Aku mengambil tangan Ibuku dan menggenggamnya erat.

"Aku janji aku akan membawa gadisku kepadamu saat aku sudah bertemu dengannya" Ibuku hanya mengangguk dan mengecup kepalaku.

---------------

"bad night?"

"bad morrning"

Cloe hanya meringis mendengarnya sebelum mengambil minumannya.

"kurasa tidak masalah mencium beberapa orang asing sampai kau menemukan cintamu, kau tahu maksudku?"

Aku hanya mengangguk karena itu memang prinsipku, sampai aku menemukan seseorang yang dapat aku cinta dan percaya.

Kurasa benar apa kata Ibuku aku harus berhenti main-main, baiklah aku tidak akan bergonta ganti wanita lagi mulai sekarang.

"Hey tampan kau sendirian?" tanya seorang wanita di sebelahku dengan senyum sensual dan dada sebesar buah melon.

holly fuck! biar aku tarik kata-kataku, aku akan membuat pengecualian untuk wanita yang satu ini. Setelah beberapa obrolan aku menarik wanita itu kearah kamar mandi, persetan dengan jodoh kurasa waktuku masih panjang.


TBC.

Just One Shoot StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang