Before You Go

4.5K 312 6
                                    

Oke jadi begini, saya hanya membuat cerita ini kurang dari tiga jam jadi jika ada salah-salah kata ataupun alur yang membingungkan mohon maaf. Saya hanya tidak bisa tidur dan lagu ini terus berputar di otak saya.

Dann saya bukanlah anak organisasi dan saya tidak kuliah jadi kalo disini ada yang salah tentang BEM dan kawan-kawannya maaf ya saya hanya menghayal sebelum tidur, so just enjoy the story 💜💜💜💜














Raisa melemparkan lelucon bodohnya lagi padaku membuatku tertawa lebar di dalam kafe sederhana ini.

"Kamu tuh ya konyolnya gk pernah berubah" Aku mencubit hidungnya gemas membuat dia mengaduh sambil mengusap hidungnya.

"ishhh kamu mah mainnya idung"

"lagian mancung banget"

Dia hanya menjulurkan lidahnya sebelum bersandar nyaman di bahuku.

"Akhirnya kita bisa ngedate juga" ucapnya kecil sembari mengaitkan jemariku.

"iya, kampus lagi banyak event jadi maaf ya kalo aku sering gk ada waktu" Dia menunjukan senyum lebarnya sambil menggeleng.

"Aku tahu kok konsekuensi jadi pacar ketua BEM"

Aku hanya tertawa kecil sambil mencium pipinya. Raisa sudah menjadi pacarku semenjak kelas dua SMA dan kami masih langgeng selama hampir empat tahun ini.

"Sa aku mau cerita deh masa ya sekertaris aku berulah lagi"

"kenapa dia?" tanyanya dengan nada khawatir.

Aku mulai menceritakan semua masalahku padanya baik itu di kampus atau di rumah, Raisa adalah tempat sampah terbaikku dan dia akan setia mendengarkanku lalu memberi saran atau hanya akan mengusap bahuku dan memberi semangat.

Setelah aku selesai bercerita Raisa kembali memberiku semangat dengan senyum manisnya membuatku makin sayang padanya.

"Ga, Aku juga mau cerita" Ucapnya sambil mengigit bibir.

"apa?" Tanyaku, namun sebelum Raisa bisa mengatakan sesuatu ponselku berdering dan panggilan dari wakilku muncul disana.

"bentar ya" kataku pada Raisa dan langsung mengangkatnya.

"Yogaaaaaa" teriak Ferdy dari sebrang sana.

"Apaan?" balasku malas.

"Proposal kita di setujuin sama sponsor!"

"Serius lu?" tanyaku dengan mata membelak karena tahu jika sponsor ini menerima proposal kami maka kami hanya perlu mencari 20% kekurangan dananya.

"Iya tapi mereka minta ketemuan malam ini, lu bisa gk?"

"bisa! dimana? langsung otw gw"

Ferdy langsung menyebutkan sebuah alamat dan aku dengan semangat mengambil tasku.

"Kenapa?" tanya Raisa dengan mata bingung.

"Proposal kita di terima sa tapi mereka minta ketemu sekarang"

Dapat aku lihat kesedihan dari mata Raisa namun dia dengan cepat mengangguk dan mengambil tasnya. Bahkan makanan kami belum habis namun Raisa sama sekali tidak protes saat aku antar pulang dengan kecepatan penuh.

"Maaf ya, kita ganti minggu depan oke?"

Raisa hanya mengangguk dan menyuruhku untuk berhati-hati di jalan, Aku mengangguk sebelum tancap gas untuk bertemu Ferdy dan kawanku yang lain.

------------------------------------

Dering ponsel begitu berisik membuatku menggeliat dan meraba mencari benda itu untuk mengangkatnya.

Just One Shoot StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang