Fun fact, Joe memang menulis lagu ini untuk Shopie yang mengalami masalah kepercayaan diri (mental issue) karena cyber bully, Joe berkata bahwa ini adalah surat cinta dia untuk isterinya.
Ps. Tolong bgt dengerin lagunya karena ini lagu deep bgt dan bisa bikin meleleh
Aku menatap Shopie dengan satu alis terangkat.
"apa?" tanyanya setengah tertawa, dia tentu tahu aku ada janji dengan produser pagi ini namun dia malah memilih memakai kemeja longgarku dan bolak balik menyiapkan sarapan dengan kemeja sebatas paha itu.
"Aku bisa main cepat kau tau" Aku mengambil dirinya dan mematikan kompor itu.
"Joe! telurku!"
Aku mendudukannya di meja makan lalu menarik kursi untuk diriku, Aku menengok keatas dan melihat dirinya sedang menatapku dengan mata itu, mata yang selalu membuatku terpaku sepuluh bulan terakhir ini.
"kurasa aku ingin ini saja sarapannya" aku mengucapkannya sembari membuka kancing kemeja itu dan tercengang karena dia tidak memakai apa-apa lagi di baliknya.
"Kau benar-benar" Aku langsung menunduk dan menaruh kedua pahanya di belakang pundakku sementara Shopie hanya meremas rambutku dan mendesah kuat.
"Joe... ahhhstaga..."
Aku tahu Shopie kewalahan namun aku tetap menjaga temponya membuat dia semakin mengeluh, aku meliriknya dan mendapati dia dengan siku di meja dan wajah memerah serta payudara yang bebas.
"Joe..." Shopie melotot saat aku memperlambat lidahku dan hanya bermain-main di sekitarannya, dia menggigit bibirnya dan mengucapkan please tanpa suara dan aku selalu lemah saat dia seperti itu aku memasukan lidahku dan mehisapnya lagi membuat Shopie keluar dengan derasnya. Nafasnya masih belum teratur saat aku menarik tubuhku dan mengeluarkan kejantananku lalu memasukkannya dengan seluruh yang ada padaku.
"Aku mencintaimu" Shopie berbisik di telingaku sambil mendesah membuatku semakin bersemangat menabrakan diriku.
"aku lebih mencintaimu" bisikku sambil menjilat telinganya membuatnya memelukku erat sambil menjeritkan namaku, ini adalah cara paling sempurna memulai hari.
---------------
Album kedua kami sudah rampung dan pertemuan dengan produser berjalan lancar meskipun Shopie memarahiku karena tidak sarapan.
Aku sudah tinggal bersama dia selama tiga bulan ini semenjak aku meminta Shopie pada bibinya yang di setujui dengan aku menyewakan perawat sekaligus penjaga toko untuknya, wanita tua itu benar-benar memiliki otak bisnis.
Aku mendapat telepon dari Shopie dan tubuhku serasa langsung membeku, aku pulang setelah mendengar kabar itu untuk menenangkan wanitaku. Kita bersama pergi ke rumah sakit dan melihat bibi Shopie yang sedang tertidur lemah di atas ranjang rumah sakit dengan infus yang menyambung ke tubuhnya.
"bi?"
"oh keponakanku" Shopie langsung memeluk bibinya sambil terisak yang membuat wanita tua itu tertawa.
"jangan menangis, ini hanya serangan kecil"
"tetap saja aku takut" Bibi kemudian menghapus air mata Shopie dan tersenyum lebar melihatku.
"Joe"
"Hy bi, masih kuat untuk menonton konser ku?" tanyaku yang di sambut gelak tawa olehnya karena dia memang menonton konserku bersama Shopie sebulan yang lalu.
"tentu saja sudah kubilang ini hanya masalah kecil"
Aku tertawa mendengarnya ternyata merupakan keputusan yang tepat menyewakan perawat untuknya. Kami berbincang sampai sore lalu Bibi meminta kami pulang karena sudah akan malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just One Shoot Story
Short StoryBerisi kumpulan one shoot story kebanyakan tentang romance dan terinspirasi dari film, novel atau lagu dan disetiap bab author kasih keterangan dari mana author mendapatkan inspirasi tersebut. Author hanya meminjam nama tokoh utama tanpa manjiplak c...