The Outlaw And The Queen pt.2

6.9K 440 12
                                    

kaus putihnya telah berubah menjadi abu-abu dan peluh di seluruh tubuhnya membuat kaus itu menempel membentuk tubuhnya, sial dia sangat panas.

sebut saja aku penguntit namun pemandangan seperti ini tidak boleh di sia-siakan. Semenjak hari itu aku semakin memperhatikan dirinya mulai dari pagi dia akan memotong rumput, sampai sore saat dia membilas tubuhnya di pancuran belakang.

semejak hari itu juga Robi seperti obat dan pelarian dari Joffrey, senyum ramah setiap dia melihatku ataupun sapaannya membuat hariku sedikit lebih cerah.

"Regina!"

Astaga kapan iblis itu mati?

Aku segera turun untuk memghampiri Joffrey karena jika tidak pelayan di rumah inilah yang terkena imbasnya.

"kenapa lama sekali? ingat hari ini kita akan menjamu rekan kerjaku jadi lebih baik kau berperan sebagai nyonya rumah yang baik"

aku hanya mengiakan lalu segera pergi ke dapur untuk membicarakan apa saja yang di butuhkan untuk nanti malam.

"Selamat siang semuanya, Mi'lady"

Dapat aku dengar beberapa pelayan perempuan tersikap dan tersenyum malu saat melihat Robi, aku berusaha menetralkan wajahku dan segera berpaling.

Setelah selesai memberikan intruksi aku segera pergi dari sana, lebih baik aku mandi dan bersiap.

-------

Regina.

Hanya nama itu yang berputar di kepalaku selama dua bulan ini, dia pikir aku tidak tahu saat dia diam-diam memperhatikanku dengan tatapan penasarannya? Dia terlalu lugu untuk menikah dengan lintah darat itu.

"hey Robi"

"Hey lia" Aku mengedipkan mata padanya, Lia adalah pelayan rumah yang paling terus terang dalam mendekatiku, jika saja mata coklat besar itu tidak menghantui kepalaku kurasa satu malam bersama dia tidak akan terlalu buruk.

"Nanti malam tuan akan menjamu tamunya dan para kepala pelayan yang tua-tua itu pasti sibuk apa kau mau menemaniku di taman belakang selama beberapa menit?" Lia mulai menggodaku lagi, dia mengusap lenganku dengan jemarinya dan senyuman genitnya.

"apa benar-benar tidak ada penjagaan di taman belakang?"

"aku jamin! semua security pasti akan ada di depan dan semua orang akan sibuk, tidak akan ada yang menyadari kita menghilang"

Aku tersenyum mendengarnya, Kesempatanku akhirnya datang juga.
Setelah beberapa bulan bekerja di sini dan berbicara dengan pelayan-pelayan disini aku jadi tahu jika lintah darat itu menyimpan emas batangnya di ruang kerjanya, well lelaki tua di bar itu tidak sepenuhnya salah. Setelah menolak dengan halus aku segera pergi dari dapur, waktunya Robin hood kembali beraksi.

-------------

Pipiku mulai pegal karena harus terus tersenyum dan beusaha terlihat bahagia dengan lintah busuk ini, perjamuan sudah berlangsung selama hampir dua jam dan minuman keras sudah di edarkan setengah jam yang lalu. Rekan kerja apanya? jika kau memasukan para rentenir dan pelacur menjadi rekan kerjamu maka itulah Joffrey.

Aku menyelinap perlahan saat Joff sedang sibuk menggoda salah satu wanita itu dan dengan lengkah cepat segera pergi dari tempat itu, Aku menghembuskan hafas lega setelah sampai di halaman belakang aroma sejuk malam membuat pikiranku jernih.

Bulang purnama bersinar cerah di langit malam seolah sedang tersenyum melihat ke bumi, pasangan mana yang sangat beruntung bisa menikmati waktu berdua di tengah bulan sempurna seperti ini?

Suara jatuh keras menghantam tanah membuatku segera berpaling kearah semak di bawah balkon, lalu suara yang lebih keras menyusul.

"siapa disana?!"

Just One Shoot StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang