Coco Dare

5.1K 314 8
                                    

Ini cerita saya buat waktu kelas 10 yang berhasil mendapatkan nilai 85 dari guru bahasa, jadi kalo ceritanya gk seru atau gk jelas mohon di maafkan ya saya hanya gabut.




"hey kau!" seru Ezra pada seorang gadis yang sedang berjalan menuju gerbang sekolah.

"aku?" tanya gadis itu tak percaya seorang Ezra mahendra memanggilnya.

"iya kau, kau pikir aku memanggil hantu?"

"ada apa kak?"

"kau yang membuat coklat saat pensi nanti kan?"

"iya kak"

"bisakah kau membuatkan aku satu coklat sepesial? aku ingin memberikannya kepada Lena"

jleb! sesak langsung kurasa saat ka ezra berkata seperti itu, apa dia tidak tahu bahwa aku menyukainya? haha benar juga, tidak akan ada mengetahuinya hanya aku dan diriku.

"bisa kak, kau ingin yang seperti apa?" tanyaku berusaha tersenyum, setidaknya aku bakal dapat uang tambahan.

"apa saja yang penting bagus, harga tak masalah buatku yang jelas buatlah seromantis mungkin oke?"

"tentu nanti akan aku kabari lagi"

"Terimakasih" jawabnya sambari menjauh.

Apa kau pernah menyukai seseorang dari jauh? berusaha memendam perasaanmu karena tahu dia menyukai yang lain? benar-benar melelahkan!

"aww" teriakku saat sebuah sepeda menabrakku dari belakang.
sang pengendara menoleh kebelakang sembari melepas heanset yang terpasang ditelinganya.

"kau masih hidup?" tanyanya dengan raut wajah datar.

"dasar pembuat onar, jika bersepeda jangan mendengarkan musik!" teriakku frustasi pada pria yang satu ini.

"setidaknya kau masih bernafas" lanjutnya sembari mengayuh sepedanya memasuki halaman sekolah.

                                    ****

"baiklah anak-anak pelajaran kita hampir selesai sebelum itu untuk praktik kita ibu ingin kalian membuat coklat dengan kreasi kalian sendiri dengan berkelompok, satu kelompok beranggotakan 2 orang, dan anda Juan! anda akan langsung saya pasangkan dengan Jova agar anda setidaknya mendapatkan nilai"

Seru bu Desy guru tata bogaku pada murid di pojok belakang, semua mata dikelas langsung menoleh ke arah belakang tempat sang pembuat onar sekolah sedang menyadarkan diri dari tidurnya.

"terserah ibu saja" sautnya dengan nada serak khas orang bangun tidur.  Dia bilang terserah sedangkan aku?! ini namanya kutukan!

                                     ****

"hey apa kau tidak dengar apa yang aku bilang tadi?! kau harus mengaduknya sedikit berperasaan agar coklatnya tidak tumpah!" seruku hampir menjerit.

"ini dapur rumahku, jadi tidak apa jika aku yang membuat kekacauan" dan aku hanya bisa melotot melihatnya.

Sekarang kita sedang berada di dapur rumahnya yang lumayan besar, tentu saja dia ini kan orang kaya. Aku sedang mengolesi cetakan dengan margarin dan memotong keju serta buah-buahan yang tadi kita beli untuk isian coklat nanti, sedangkan dia hanya kutugasnya mencairkan coklat! apa sulitnya itu?!

"mengapa kau tidak pernah bilang pada ezra bahwa kau menyukainya?" tanyanya tiba-tiba membuat pisau yang seharusnya memotong keju malah memotong jariku.

"aww!" jeritku, Juan langsung menarik tanganku dan meruhnya dibawah siraman air kran lalu segera mengambil kotak P3K dan dengan cepat membubuhkan obat merah serta memplester lukaku dengan rapi dan penuh kehati-hatian.

Just One Shoot StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang