Aku menghapus cairan merah itu dari dinding dengan kain basah, Nafasku memburu dan tanganku gemetar.
Aku harus segera pergi dari sini.
Cairan merah itu tidak mau hilang dengan cepat namun semampu mungkin aku menghapusnya, Mataku bertemu dengan wajah pucat itu lagi, Matanya terbuka seolah meminta penjelasan padaku, Lidahnya sedikit terjulur namun aku dengan cepat melemparkan selimut bekas agar dia tidak dapat melihatku dengan mata menghakimi itu lagi.
Dia tidak bersalah namun aku harus melakukannya.
Aku membuka bajuku sedikit bimbang apa aku harus mencucinya atau membuangnya, tidak tidak. Aku harus membakarnya, ya ya. Menghilangkan barang bukti demikian juga dengan pisau dan kaca yang berserakan.
"Namaku Tyler Monron, Ini semua kecelakaan, Dia menerobos masuk kedalam rumahku dan ingin merampokku sehingga harus membela diri. Aku berjanji jika di beri kesempatan aku akan menjadi orang baik dan berbakti kepada negara"
Aku terus mengulang kata-kata itu dan menambahkan beberapa kata yang menurutku dapat membantuku di pengadilan nanti.
Setelah memakai baju baru aku mengambil tasku dan berjalan ke pintu depan namun aku melihat cahaya biru dan merah yang menyilaukan.
Sial, Sial, Sial.
Aku langsung berlari kearah pintu belakang dan melompat pagar, Pasti salah satu tetanggaku mendengar suara ribut tadi dan menelpon polisi, Sialan!
Aku memakai masker dan menaikkan tudung jaket lalu berlari kearah jalanan sebelum berjalan perlahan, Jangan menarik perhatian, jalan perlahan dan tarik nafas.
Aku berjalan sekitar satu jam untuk sampai ke rumah mungil itu, rumah itu terlihat sepi namun aku langsung mengetuk pintu dengan tidak sabar membuat orang yang di dalam membuka pintu dengan wajah kesal.
"Siapa?"
"Ini aku?"
Wanita itu mengerutkan kening dan mundur satu langkah, Aku langsung membuka masker ku.
"Ini aku Satara"
Dia menggeleng seolah tidak ingin berurusan denganku namun aku memegang pintunya kuat agar dia tidak menutupnya.
"Tidak bisakah kau membiarkan aku masuk? aku membutuhkan tempat untuk bersembunyi"
"Bersembunyi? Tyler apa yang kau lakukan? kau lari dari seseorang?"
"Aku harus menanyakan sesuatu padamu, Tolong biarkan aku masuk. Aku selalu jujur padamu Satara kau tau itu"
Aku sudah mulai memohon karena sungguh aku tidak tau lagi kemana aku harus pergi.
Akhirnya dia membuka lebar pintunya dan membiarkan aku masuk, Aku menghembuskan nafas lega dan segera mengambil botol air.
"Bisa kau jelaskan ada apa ini?" tanya dia dengan wajah bingung.
Aku menarik nafas panjang sebelum menjelaskan kepadanya.
"Satara, Kau tau aku mencintaimu, Aku mencintaimu melebihi hidupku sendiri"
Dia hanya mengagguk kecil seperti biasa karena dia belum bisa membalas perasaanku tapi tidak apa, semua itu akan berubah malam ini.
"Kau selalu bilang jika kau membenci temanmu bukan? temanmu yang tidak bisa tampil keren dan juga penyendiri itu? yang memakai kaca mata besar dan selalu canggung di depan orang?"
"Aku memang membencinya, Aku ingin dia berubah"
Aku berjalan mendekatinya dan memegang bahunya, Mataku penuh harap saat menatap matanya, Dia akan mencintaiku sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just One Shoot Story
Short StoryBerisi kumpulan one shoot story kebanyakan tentang romance dan terinspirasi dari film, novel atau lagu dan disetiap bab author kasih keterangan dari mana author mendapatkan inspirasi tersebut. Author hanya meminjam nama tokoh utama tanpa manjiplak c...