"Matilda! astaga berapa kali ku bilang kau tidak boleh melewatkan sarapan!" Ucapku setengah marah melihat gadis dewasa itu dengan pandangan kesal.
"Aku ada ujian pagi tadi jadi aku buru-buru" Aku mengusap mataku lelah melihat dia yang sangat santai sambil menyiapkan makan malam, Saat tadi pagi aku bangun aku menemukan dia sudah berangkat kuliah namun hal yang membuatku kesal adalah dia menyiapkan sarapan untukku sementara dia tidak memakannya.
"Sudahlah lagipula tadi siang aku makan di kampus" Dia kemudian menyiapkan meja dan menyuruhku duduk.
Sudah enam tahun berlalu dari kejadian itu dan Matilda tinggal bersamaku semenjak itu, Aku menwarkan menjadi keluarga asuhnya sementara Ayahnya di penjara karena penyiksaan terhadap anaknya serta menjadi kurir narkoba.
Matilda masih tetap mencintai Ayahnya tidak perduli apa yang bajingan itu pernah lakukan padanya.
Dan terkutuklah aku jika masih menghajar Ayahnya setelah dia memohon padaku untuk tidak menyakiti pria itu.
"Makan Leon" Ucap Matilda sambil mengambil sendokku dan mengangkatnya didepan mulutku.
"setahu ku kau yang masih kecil disini" namun tak ayal aku tetap membuka mulut.
"Minggu depan aku dua puluh satu tahun jika kau lupa" Ucapnya setengah kesal, Dia selalu kesal jika aku bilang dia itu anak kecil.
Aku tersenyum karena gadis yang aku temui sudah berubah menjadi wanita dewasa yang luar biasa cantik.
"Leon aku ingin merayakan ulang tahunku bersama temanku" ucapnya sambil terus menyuapiku dan dirinya sendiri, aku menahan senyum menyadari dia memakai sendok yang sama.
"Ya sudah aku akan menyiapkan kue dan makanan atau kau mau pesan pizza?" tanyaku sambil membelai kepalanya dengan sayang, dia terdiam sebentar dan terlihat gugup namun dia menarik nafas panjang sebelum berucap.
"Aku ingin pergi ke club" Dan tanganku langsung membeku.
"tidak" kataku tegas.
"Ayolah aku sudah lewat delapan belas tahun dan sudah dua puluh satu yang artinya aku bisa minum secara legal"
"tidak usah mengajariku hanya karena kau mengambil hukum, tidak tetap tidak Matilda"
"Aku menerima saat kau memintaku tidak pindah waktu usiaku delapan belas dan mengambil kampus yang tidak jauh dari sini, apa salahnya hanya pergi ke club bersama temanku?"
"Tidak" kataku sembari berdiri dan berjalan kearah kamar. Aku mendengar dia mengikuti ku dan aku tahu dia siap berdebat dan mengeluarkan kemampuan pengacaranya.
"Kau mulai tidak masuk akal, Aku hanya ingin bersenang-senang satu malam. Selama ini aku menuruti semua perkataan mu terutama jam malam yang sangat aneh untuk orang seusiaku"
Aku menghentak kemejaku terbuka dan berbalik kearahnya, Aku memang menyuruhnya untuk di rumah sebelum jam sebelas.
"Kau tidak tahu apa yang akan terjadi disana! orang-orang bisa menyakiti mu!"
Dia menegang sebentar sebelum memejamkan mata dan menarik nafas panjang.
"Aku bukan bocah lima belas tahun yang butuh pertolonganmu lagi Leon jika kau tidak menyadarinya aku sudah dewasa"
Aku berjalan mendekat dan mengikis jarak di antara kita, Mata coklat cerah itu membulat namun pendiriannya tetap teguh.
"Percayalah aku tahu kau sudah dewasa Matilda aku hanya mengatakan ini karena aku perduli kepadamu dan tidak ingin kau terluka"
"Aku tidak akan terluka Leon Ada Jake yang menjagaku"
"Siapa Jake?" tanyaku tajam dengan mata menyipit, Dia langsung menepuk keningnya kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just One Shoot Story
Short StoryBerisi kumpulan one shoot story kebanyakan tentang romance dan terinspirasi dari film, novel atau lagu dan disetiap bab author kasih keterangan dari mana author mendapatkan inspirasi tersebut. Author hanya meminjam nama tokoh utama tanpa manjiplak c...