Bab 4 : Hurt (1)

6.9K 494 117
                                    

Sudah sekitar sebulan lebih Tzuyu resmi menjadi istri dari seorang Oh Sehun. Siapa sangka, walaupun tinggal disatu atap, keduanya sampai sekarang pun tidak pernah berbincang.

Ya, sebenarnya Tzuyu seringkali ingin mengajak suaminya itu berbicara. Tapi apa yang ia dapatkan? Hanya ketidak acuhan yang ia dapatkan dari pria dingin itu.

Wanita itu tetap tegar. Sebisa mungkin ia terus memberikan perhatian kepada suaminya, walaupun perhatiannya tidak pernah dipedulikan.

Setidaknya ia lakukan semua itu karena cintanya kepada suaminya itu. Ia hanya bisa berharap suatu saat pria bernama Oh Sehun itu dapat melihat kearahnya. Ke arahnya seutuhnya.

***

Tzuyu menatap jam dinding yang tergantung di ruang tamu.

Jarum pendek menunjuk angka 2 dan jarum panjang menunjuk angka 4.

Tzuyu menatap jam dinding itu dengan perasaan cemas. Sudah larut malam tapi suaminya belum pulang juga. Ia mencoba menghubungi ponsel Sehun tapi ponsel pria itu tidak aktif.

BRAKK!!!
Pintu rumah terbuka dengan keras.

Tzuyu terlonjak kaget. Melihat sosok suaminya yang tampak sempoyongan. Langkah pria itu seperti tidak teratur.
"Sehun-ssi!" Tzuyu berlari menghampiri Sehun berusaha membantu suaminya itu berjalan dengan baik. Bau alkohol yang tajam menyeruak masuk kedalam hidung Tzuyu. Suaminya ini dalam keadaan mabuk.

"Aaah! Lepas!" Sehun menepis tangan Tzuyu yang ingin membantunya berjalan.

"S-Sehun-ssi," Tzuyu menatap Sehun dalam. Ia kembali merangkul Sehun membantu suaminya semakin mabuk.

"Sudah kubilang lepas, wanita sialan!" teriak Sehun sambil mendorong keras Tzuyu sampai wanita itu terjatuh.

Lengan Tzuyu terbentur rak yang berada didekatnya sehingga menimbulkan luka membiru pada lengannya.

Tzuyu menatap punggung Sehun yang menjauh darinya. Perasaan sedih kembali masuk kedalam hatinya. Untuk kesekian kalinya, perhatiannya tidak pernah dihargai oleh suaminya.

***

Sehun membuka matanya perlahan ketika cahaya terang menerobos masuk dari jendela besar dikamarnya. Pria tampan itu memijat-mijat keningnya terasa sangat pusing. Bau alkohol masih tercium dalam indra penciumannya.

Aku minum berapa banyak semalam?

Sehun mengubah posisinya menjadi duduk, kembali memijat-mijat keningnya. Bau alkohol dari kemejanya, kemeja yang ia pakai semalam saat clubbing bersama Kim Jennie membuat kepalanya semakin terasa pusing.

Tok tok tok

Sehun melirik pintu kamarnya dengan malas.

"Cih, pasti wanita jalang itu lagi. Mau apa lagi dia?" Sehun mendengus kesal.

Tok tok tok

"Wanita sialan," Sehun benar-benar merasa semakin kesal. Pria itu melangkah dengan pelan menuju pintu kamar dan membuka pintu kayu jati itu.

Benar saja, Chou Tzuyu berdiri di hadapannya sambil membawa secangkir teh panas. Wanita itu menatapnya dengan tatapan khawatir.

"Mau apa kau?" Sehun menatap Tzuyu dengan dingin.

Wanita dihadapnya itu menatapnya dalam. "A-aku bawakan teh panas. Kau minum ya, aku khawatir dengan keadaanmu, jadi--"

Sehun mendecih. Pria itu menepis cangkir yang ada ditangan istrinya. Cairan panas yang tumpah dari cangkir itu mengenai tangan Tzuyu, menyebabkan tangannya seketika melepuh.

Bitter Wedding [Sehun & Tzuyu fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang