7. Panggilan Orang Tua Murid, Mulai Menjaga Jarak

8.1K 963 102
                                    


.

.

.

.

.

"Maaf tuan Lee, Tuan Kim, dan nona Park. Saya terpaksa membuat panggilan untuk anda semuanya siang ini"

Dimeja bundar itu Lee Taeyong, Roseana Park, Kim Doyoung, Mark Lee, Lalisa Kim, bersama dua siswa lain dan dua orang wali mereka duduk bersama.

Doyoung menatap lekat wajah Jennie menyadari ada merah samar yang terlihat dibalik make up tebal yang dipakai Jennie pada hari itu.

Jennie jarang berpenampilan seperti itu. Bukan hanya Doyoung yang menatapnya, karna Rose dan Taeyong juga menatapnya.

Jennie sadar, tapi mencoba mengabaikannya.

"Mark Lee dan Lalisa Kim terlibat perkelahian dengan Yoon Sanha dan Lee Jaeno"

Jennie mulai menjelaskan permasalahan yang terjadi diantara anak anak itu dengan sangat tenang tanpa perduli dengan raut wajah bersalah Doyoung, dan tatapan serba salah dari Roseana untuknya.

Dia benar benar menjalani perannya sebagai seorang guru dengan baik.

Taeyong yang tadinya sibuk menatap Jennie, perlahan memutar arah pandangnya menatap tajam putranya.

"Mark Lee"

"Kenapa kau memukul temanmu?" tanya Taeyong penuh ketegasan. Mark mengalihkan tatapannya ke arah lain, enggan menatap ayahnya.

"Bukankah Kim saem sudah menjelaskannya. Aku tidak suka dia menghina eomma" ujar Mark sambil menatap lurus pada siswa yang lebih tinggi.

"Bukankah itu kenyataan?" ujar siswa lelaki itu meski wajahnya lebam dan terlihat bekas bekas darah dibaju seragamnya.

Melihat gayanya membuat Lisa emosi dan menggertakan giginya.

"Kau! Jaga mulutmu!" bentak Lisa lalu bangkit berdiri sambil menunjuk siswa bernama Yoon Sanha.

Siswa lelaki itu bersiap membuka mulut jika Jennie tidak berseru.

"Yoon Sanha, Mark Lee, Lalisa tenanglah!" ujar Jennie tegas sehingga ketiganya diam.

Lalisa kembali duduk dengan menatap sengit kedua siswa lelaki yang tersenyum mengejek tanpa terlihat oleh orang orang dewasa disana.

"Untuk apa juga kau membelanya jika apa yang dibicarakan mereka tentang wanita itu memang kebenaran?" gunaman Taeyong cukup pelan dan lirih. Tapi terdengar dengan jelas dan tegas.

Mata Mark membulat,

"Appa ..."

Mark menoleh menatap Taeyong disisinya dengan mata agak berkaca dan nada suaranya sedikit bergetar.

"Kau membelanya dengan begitu gigih sampai menonjok temanmu. Apa yang kau dapatkan dari itu? Kau ingin sama seperti ibumu?"

Mark mengepalkan tangannya mendengar perkataan Lee Taeyong. Seisi ruangan itu seketika memusatkan perhatian mereka pada pasangan ayah dan anak itu.

[ON GOING]UNTITLED |21+|  (NCT-BLACKPINK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang