.
.
.
.
.
"Lalisa, kau dari mana saja?
Kenapa telponku baru dijawab?""Aku? Menemui selingkuhan
dari kekasih seseorang""Kau dimana??"
Doyoung menurunkan ponsel dari telinganya dengan helaan nafas berat. Tangannya akhirnya bergerak menggeser layar ponselnya dan mengetik pesan singkat disana.
Jendeuki
Jennie-ya, bisakah kita keluar? Jika kau tak sibuk mungkin? Aku membutuhkanmu.Tangannya memijat tulang hidungnya. Kepalanya mau pecah memikirkan masalah Lisa dan Roseana. Keduanya sama sama keras kepala.
Doyoung tersenyum tipis saat matanya membaca nama kecil Jennie di kontaknya. Tidak lama setelahnya ponselnya kembali bergetar.
Jendeuki
Dimana kita bertemu?Tangan Doyoung bergerak cepat mengirimkan map lokasinya pada Jennie setelah itu diletakannya ponselnya diatas meja.
________________Doyoung tersenyum manis pada Jennie yang menghampirinya di restaurant sesuai kesepakatan mereka ditelpon tadi.
"Maaf aku sedikit terlambat, jalanan macet" ujar Jennie begitu tiba dihadapan Doyoung.
"Tidak apa. Kau mau datang saja, aku sudah bersyukur" Doyoung tersenyum tipis lalu bangkit berdiri dan melangkah ke sisi Jennie lalu menarik bangku yang berhadapan dengan bangkunya.
Jennie sedikit tersentak melihat meja yang sudah terhidang makanan, lilin yang romantis serta wine. Jennie menoleh kecil kesisinya dengan gugup.
Tapi melihat ekspresi Doyoung, Jennie tahu dia tidak boleh bahagia melihat ini.
"Apa kau baik baik saja?" ujar Jennie menetralkan gugup sambil membuka coatnya dan meletakan benda itu disampiran kursinya.
Doyoung tersenyum tipis mendorong kursi untuk Jennie duduk lalu kembali ketempatnya dihadapan Jennie. Jennie masih menatap Doyoung yang perlahan duduk dihadapannya.
"Makanlah sebelum semakin dingin" dan setelah itu hanya terdengar dentingan sendok dan piring diantara keduanya di ruangan VVIP itu. Doyoung makan dengan tenang, berbeda dengan Jennie. Gadis itu terus mencuri pandang pada Doyoung.
"Apa ... kau ada masalah?" tanya Jennie begitu Doyoung menyelesaikan makannya.
Jennie sudah selesai lebih dulu. Gadis itu tak bisa menikmati makan malam mereka meski hatinya membuncah dengan berbagai pertanyaan tentang Doyoung, ajakan bertemu, dan makan malam mereka yang ... sedikit romantis.
Doyoung menghelah nafas sambil meletakan sendoknya lalu meminum airnya sebentar dan menatap Jennie lurus.
"Sejujurnya ya. Aku berjanji akan bertemu dengan Rose disini. Tapi dia tiba tiba tidak bisa datang, dan aku terlanjur memesan banyak sekali makanan untuk sebuah perayaan kecil dengannya. Makanya aku mengajakmu bertemu, karna aku bingung harus mengajak siapa. Kau tidak masalah kan?"
Jennie ingin berpura pura tidak mendengar ucapan Doyoung. Jadi semua ini bukan untuknya? Dihelahnya nafasnya dalam, lalu wajahnya terangkat menatap Doyoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ON GOING]UNTITLED |21+| (NCT-BLACKPINK)
Fiksi Penggemar©📸 @watermeloff (WP) Terinspirasi dari drakor A Gentleman's Dignity Latar belakang cerita mungkin sama, tapi isi ceritanya akan berbeda