18. Akhir Semuanya?

6.7K 798 104
                                    

.

.

.

.

.

#bisa_double_update

Tapi komentar sebanyak-banyaknya dan jangan lupa vote hohoho

"Aku ingin bercerai denganmu" pergerakan tangan Yuta yang tengah mengupas buah terhenti. Dengan segenap kesabarannya, pria Jepang itu menghelah nafasnya sambil meletakan pisau kecil itu dan membersihkan tangannya dengan tissue.

"Aku akan menceraikanmu begitu keluar dari sini" Yuta berbalik dengan wajah dinginnya yang mengintimidasi. Jisoo menelan ludahnya mendapat tatapan dingin dari pria itu.

"Aku bersumpah, itu tidak akan terjadi dan aku jamin pengadilan tidak akan meloloskannya" ujarnya dengan dingin.

Jisoo tidak mengerti, kenapa perasaannya menjadi selemah ini. Matanya berkaca tanpa terencana.

"Aku membencimu" lirihnya sambil membuang tatapannya ke arah lain, enggan untuk memperlihatkan kelemahannya pada pria itu.

"Biar saja kau membenciku.
Asal kau tidak menyakiti dirimu dan anak kita" ujar Yuta tenang sambil mendekati ranjang Jisoo dan berdiri disisi ranjang itu.

Jisoo berbalik karna menyadari satu kata yang benar-benar keramat diucapkan oleh pria itu.

"Anak?" tanyanya dengan suara tertahan. Kepalanya mendongak menatap wajah Yuta, menelusuri wajah itu untuk memastikan kembali kata yang diucapkan pria itu tadi.

"Iya Jisoo, anak kita" Yuta menampilkan senyum tipisnya, sangat tipis. Tangannya bergerak mengelus bagian perut wanita itu yang tertutupi selimut rumah sakit.

"Disini" ujarnya dengan gerakan tangan lembut disana.

Tapi tidak lama setelah itu Jisoo menepis kasar tangan pria itu dari atas perutnya. Yuta sendiri terkejut dengan gerakan tiba-tiba wanita itu.

Jisoo menatapnya dengan mata yang berkaca sementara kedua tangannya mencengkeram selimut yang dipakainya.

"Tidak, kumohon jangan permainkan aku" Yuta mengontrol ekspresinya dan menatap lembut pada Jisoo.

"Hei ... siapa bilang aku mempermainkanmu? Aku ..."

"Hai" Yuta berbalik ke pintu karna kehadiran suara serak seorang wanita yang memotong perkataannya.

Jisoo membersihkan air matanya sementara Yuta membalikan badannya ke arah pintu.

"Apa kami mengganggu?" Lee Hayi melangkah dengan ragu memegang kantung belanjaan dikedua tangannya.

Yuta tersenyum dengan gelengan kecil.

"Tidak, masuklah" Kim Hanbin yang masih berdiri didepan pintu lantas masuk bersama gadis kecil dalam gendongannya menyusul Hayi yang sedang meletakan barang bawaannya diatas meja tamu.

"Bagaimana kabarmu?" ujar Hayi sambil mendekati ranjang Jisoo.

"Aku baik, hanya saja ..." perkataan Jisoo tertahan tidak yakin ingin membicarakan keanehan yang dialaminya diorgan dalamnya.

Ada Hanbin disana, dan Jisoo enggan berkonsultasi jika Yuta sedang bersamanya.

"Hanya saja?" Hayi mengulang perkataan Jisoo yang tertahan. Namun wanita itu akhirnya menggeleng dengan senyuman.

[ON GOING]UNTITLED |21+|  (NCT-BLACKPINK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang