.
.
.
.
.
Sorry buat waktu menunggu yang terlalu lama ❤️
Maaf semalam gak update. Kebablasan tidur -,-Yuta menghelah nafas menatap Lee Taeyong yang tertidur dengan selang infus menusuk pada nadi kedua tangannya. Belum lagi perban yang membungkus punggung tangan hingga pergelangan tangan kirinya akibat ulahnya memukul kaca lemari diruang kerjanya.
Kepalanya memutar menatap sofa dipojokan kamar. Disana Lee Hayi tengah terbaring dengan kepala beralaskan paha suaminya yang tertidur dengan posisi duduk dan memejamkan matanya.
Atensinya kembali berpusat pada Lee Taeyong yang terlihat gelisah dalam tidurnya. Telapak tangannya terangkat dan menyapu kasar wajahnya. Disaat yang bersamaan, pelukan hangat dipunggungnya membuat pergerakannya terhenti, terlebih setelah dirasanya pemilik sepasang tangan itu berjinjit dengan menumpuhkan berat badan padanya.
"Aku akan pulang bersama supir untuk menengok Noah. Aku takut dia terbangun ditengah malam dan menangis. Dia tidak terbiasa ku tinggal pada malam hari" Yuta berbalik sambil memegang tangan lembut itu dan langsung membawa tubuh mungil itu ke dalam pelukannya untuk sesaat.
Kecupannya mendarat pada puncak kepala wanita cantik itu sebelum melepaskan pelukannya dan menangkup wajah cantik itu dalam kedua telapak tangannya. Melakukan kontak mata yang hangat untuk sesaat sebelum berujar pelan.
"Baiklah, berhati-hatilah. Aku akan berjaga disini untuk menemani Hayi" Jisoo menganguk dengan senyuman tipis lalu melepaskan telapak tangan Yuta dari wajahnya.
"Aku berangkat"
Yuta tersenyum tipis menatap punggung Jisoo yang perlahan menghilang dibalik pintu.
Kim Jisoo menarik perlahan pintu kamar dibelakangnya sambil menatap tenang Kim Nayeon yang berdiri dihadapannya. Sejak Jisoo masuk tadi, wanita itu hanya berdiri disana dalam diam tanpa berpindah barang se-inchi pun. Kim Jisoo terdiam dengan tatapan tenang, menatap wanita dihadapannya yang berdiri dengan mata yang berkaca dan keadaan yang acak-acakan.
"Bagaimana keadaannya" Jisoo masih terdiam menatap bagaimana air mata wanita itu terus bercucuran dihadapannya. Bukannya tega, hanya saja Jisoo tidak terlatih untuk menunjukan simpatinya pada orang lain. Dan meski terdengar kejam, tapi Kim Jisoo merasa simpati sama sekali pada keadaan wanita dihadapannya.
Kim Nayeon melangkah maju dan memegang kedua lengan Kim Jisoo lalu meremasnya dengan lemah.
"Bisakah kau menjawabku?" ujarnya dengan nada yang bergetar dan mata yang memerah karna tangisan.
Diluar dugaannya. Bukan jawaban yang didapatkannya, Kim Jisoo justru menepis tangannya. Meski tidak dengan kasar, tapi Nayeon bisa merasakan penolakan dalam tindakan wanita cantik itu.
"Lee Taeyong menghabiskan tahun-tahun hidupnya dengan bekerja keras dan berusaha bangkit ditengah kehancuran yang kau tinggalkan dalam hidupnya" tatapan mereka bertemu. Jisoo menatap tenang Kim Nayeon. Bukan dengan tatapan yang dingin, namun penuh dengan aura menghakimi.
"Dia bekerja keras untuk mencari uang, dia juga yang mengasuh putra kalian, memberinya makan, mengantarnya sekolah, merawatnya saat sakit dan mengusahakan yang terbaik untuk membesarkan putra kalian tanpa pernah berpikir untuk menata hatinya yang rusak karna perbuatanmu"
Kim Nayeon menatap Jisoo dengan mata yang melebar saat wanita itu justru membicarakan sesuatu yang diluar dugaannya. Disaat genting seperti ini, tanpa terlihat memiliki belas kasihan untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ON GOING]UNTITLED |21+| (NCT-BLACKPINK)
Fanfic©📸 @watermeloff (WP) Terinspirasi dari drakor A Gentleman's Dignity Latar belakang cerita mungkin sama, tapi isi ceritanya akan berbeda