.
.
.
.
.
Lisa menatap tenang halaman rumahnya yang hijau, tenang, dan banyak dihuni oleh burung serta serangga tanaman, terutama kupu-kupu.
Rumah ini adalah impiannya, dan appanya mewujudkan impiannya sejak sehabis kecelakaan pertamanya dulu.
Tapi saat itu Lisa lebih memilih pergi ke Seoul mengikuti keinginan ibunya yang memilih menitipkannya bersama kakak tirinya ketimbang datang ketempat indah ini.
Serta mengikuti takdirnya yang dikatakan oleh Chaeyeon.
Takdir yang membawanya hingga kembali dan akhirnya menempati rumah ini bersama pria yang dicintainya sejak terbangun dari kecelakaan itu.
Pria yang dengan setia menungguinya tanpa lelah ditengah segala kemustahilannya untuk bangun, dan bahkam menantang keluarganya untuk dirinya.
Pria yang kini tengah memangkunya dibangku taman rumahnya dan memeluknya erat menggunakan tangan besarnya, yang juga tersemat cincin seperti miliknya.
Tentang Chaeyeon, Lisa tahu Lisa tidak akan bertemu lagi dengannya setelah ini. Karna Lisa sudah masuk kedalam takdir hidup Jaehyun menggantikan posisi yang pernah diisi oleh Chaeyeon.
Lisa bahkan belum sempat memeluknya, memberi ucapan selamat tinggal dan terimakasih untuk segala jasa roh cantik itu.
Lisa tersentak dari lamunannya karna kecupan Jaehyun dikeningnya. Sedikit aneh untuknya, karna tidak lagi memiliki poni sehingga bibir pria itu menyentuh langsung keningnya.
Tentu saja, karna rambutnya dicukur hingga botak saat pindah ke Los Angeles. Dan setelah kembali tumbuh, rambutnya baru sedikit dirapikan oleh asisten rumahnya kemarin. Itupun tanpa poni sesuai keinginan Jaehyun.
"Kau tahu, sebenarnya banyak hal yang ingin ku bicarakan. Tapi yang terpenting dari semua itu, aku sudah mengakui aku mencintaimu" entah sudah ke berapa kalinya Lisa mendengar pernyataan cinta pria itu sejak terbangun dari tidur panjangnya.
Tapi Lisa masih saja terkejut dan kaget, seperti baru mendengarnya. Semua masih seperti mimpi untuknya.
"Aku selalu mencintaimu, dan menyimpan cinta yang istimewa untukmu sejak sepuluh tahun yang lalu" Jaehyun berbicara dengan bibir yang masih menempel dikeningnya.
Sehingga Lisa bisa merasakan bibir tebal pria itu berulang kali menyentuh keningnya saat berbicara. Rasa panas menjalari kedua pipinya.
Tapi Lisa kembali memikirkan perkataan pria itu tadi dan semua pengakuan pria itu sepanjang dia masih terbaring koma.
Lalisa termenung cukup lama, dan memejamkan matanya untuk mengingat ingatan setahun yang lalu.
Ingatan tentang mimpi yang dimimpikannya dihari sebelum kecelakaan itu menimpahnya.
_____________"Aku mencintaimu lebih lama dari siapapun. Aku telah mencintaimu sejak sepuluh tahun yang lalu"
"Aku tidak akan percaya setelah semua penolakanmu padaku"
"Apa yang bisa ku lakukan agar kau memaafkanku?"
"Pergi dari hidupku"
"Sayangnya itu tidak mungkin terjadi"
"Aku bilang pergi"
KAMU SEDANG MEMBACA
[ON GOING]UNTITLED |21+| (NCT-BLACKPINK)
Fanfic©📸 @watermeloff (WP) Terinspirasi dari drakor A Gentleman's Dignity Latar belakang cerita mungkin sama, tapi isi ceritanya akan berbeda