13. Apa Hanya Rasa Bersalah?

6.9K 945 171
                                    

Vote sama comment dong, jangan cuma dibaca aja huhu 😭 😭 biar akunya semangat ❤️
.

.

.

.

.

"Kau mau tambahan lagi?" tanya Taeyong begitu hidangan penutup yang terdiri dari cake dan beberapa buah-buahan dihidangkan dihadapannya dan Jennie.

"Tidak, aku pikir ini cukup. Kita baru selesai makan tuan Lee" ujar Jennie dengan kekehan.

Acara makan mereka benar-benar santai dan menyenangkan untuk keduanya.

"Okay" Taeyong tersenyum kecil dan mengangkat tangannya mempersilahkan pelayan yang melayani keduanya untuk pergi.

Gadis muda itu tersenyum ramah pada Jennie dan Taeyong sebelum berlalu dengan mendorong trolley yang dipakainya untuk membawa pesanan.

"Aku dengar Mark ingin pindah ke Boston mengikuti Lucas dan Lisa"

Taeyong mengangkat wajahnya menatap Jennie yang tengah menatapnya sambil memasukan sepotong cake kedalam mulutnya dengan anggun.

Sangat anggun, hingga membuat Taeyong seringkali terkagum dengan gaya bangsawan wanita itu.

"Ya, dia membicarakan itu denganku sehabis kami menonton baseball pekan lalu" Jennie menganguk dengan senyuman pada Taeyong.

"Aku senang dengan keinginannya. Meski alasan yang dipakai classic, karna pertemanan" Taeyong tersenyum kecil.

Taeyong sangat menyukai suasana mengobrol yang bersahabat seperti ini. Sangat berbeda dengan suasana ketika mengobrol dengan ibunya atau dengan para rekan, klien hingga tiga sahabat anehnya.

"Sejujurnya aku tidak menyukai ide itu?" Jennie mengernyit kecil. Tapi tentu saja dengan gerakan yang sangat anggun sambil menempelkan serbet dibibirnya.

"Kenapa?" Taeyong mengalihkan tatapannya sambil menjilat sudut bibirnya.

"Aku belum rela untuk berjauhan dengannya sekarang" Jennie tersenyum hangat mendengar perkataan pria itu serta apa yang dilakukannya.

"Aku belum berkeluarga apalagi memiliki seorang anak. Tapi aku mengerti perasaanmu percayalah" Taeyong berpaling pada Jennie lalu tertawa kecil.

"Hei, tidak semenyedihkan itu. Usiaku masih muda, jadi aku bisa sering berkunjung padanya" Jennie mengangkat alis dengan senyuman yang tertahan sambil mendekatkan gelas berisi air mineral ke bibirnya.

"Ya, menyenangkan ketika melihat orang-orang seusia kita telah memiliki anak sebesar Mark."
Taeyong tersenyum.

"Apa kau tidak berpikir untuk mengakhiri masa lajangmu?" Jennie terlihat sedikit terkejut, tapi tidak sampai tersedak karna dengan segera dihentikannya kegiatannya menegak air mineral.

"Keinginan pasti ada. Aku iri pada teman-teman seusiaku yang sudah berumah tangga dan bahkan memiliki anak" ujarnya sambil meletakan gelas dan mengambil serbet sekali lagi.

"Tapi mungkin belum saatnya" ujarnya sambil menempelkan serbet ke bibirnya dan menatap Taeyong. Lee Taeyong tertawa kecil tanpa sebab, dan sedikit menarik perhatian guru cantik itu.

"Ya, kalau sudah saatnya. Kau bisa memberitahuku. Aku mungkin akan mencoba peruntunganku" Jennie terdiam karna perkataan Taeyong. Sehingga Taeyong menjadi salah tingkah dihadapan wanita itu.

[ON GOING]UNTITLED |21+|  (NCT-BLACKPINK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang