~DELAPAN BELAS~

2.7K 90 4
                                    

HARI berikutnya...

Kelompok Nadya sudah mulai mencari tanaman sesuai dengan suruhan Pak Budi.

"Lo nemu gak, Lon?" tanya Andri.

Dilon yang sedari tadi hanya memainkan ponselnya langsung menoleh. "Enggak. Emang disuruh apaan?"

"Makanya, elu dengerin apa kata Pak Budi. Jangan main HP doang!" kata Andri.

Dilon memasukkan ponselnya, lalu berjalan mendekati Andri. "Lo nantangin gue, hah?!"

Andri ketakutan. "Eng--enggak, Lon. Bukan itu maksud gue. So--sorry, Lon."

"Udah, napa?! Berantem terus!" lerai Vika.

"Apaan? Lo mau nyegah gue?!" Dilon mendekati Vika.

Vika mundur perlahan. "Bu--bukan! Maksud gue, sekarang kita lagi nyari bahan buat tugas, jadi lo sama Andri jangan ribut, dong!"

"Bacot lo!" Dilon melayangkan tangannya dan akan menampar Vika.

Vika menutup matanya.

Ketika tangan Dilon sebentar lagi menyentuh pipi Vika, sebuah tangan terulur dan mencegah kejadian itu.

"Berani lo nampar Vika, lo berurusan sama gue." katanya.

Dilon terpaku. "Nadya.."

"Iya, kenapa? Ayo tampar gue! Tampar!" kata Nadya sambil memukul-mukulkan tangan Dilon pada pipi kirinya.

Dilon menarik tangannya. "Gak. Urusan gue sama Vika, bukan sama lo."

"Tapi gue temennya!"

Dilon tertunduk diam.

"Kenapa diem?! Ayo tampar gue!" Nadya mendelik marah. Nafas terengah-engah.

"Udah, Nad. Jangan marah-marah terus!" kata Vika berusaha menenangkan Nadya.

"Lo harusnya bisa atur temperamen lo, tau gak?!" kata Nadya.

"So--sorry." kata Dilon.

"Lon, lain kali lo harus bisa atur emosi lo. Gak baik kalo lo temperamental kayak tadi." kata Nadya. Suaranya melembut, namun ekspresinya datar.

"Oke."

Nadya menepuk-nepuk pundak Dilon, kemudian berlalu dan melanjutkan pencariannya.

Gue jadi semakin ingin lo, Nad. Batin Dilon.

※ ※ ※

Dilon berlari mengejar Andri yang terus saja mengejeknya. Di belakangnya diikuti, Nadya, kemudian Vika, dan Randy.

Nadya, Vika, dan Randy yang awalnya tak mengerti masalahnya langsung mengejar Andri dan Dilon begitu melihat mereka berlari masuk ke hutan.

"WOI! BERHENTI!" teriak Vika.

"DILON! ANDRI! JANGAN MASUK LAGI!" teriak Nadya.

Mereka berlari menyusuri jalan-jalan setapak yang di sana selama beberapa lama. Mereka akhirnya berhenti ketika Dilon berhasil menangkap Andri.

"So--sorry, Lon. Gue cuma bercanda, doang, kok!" kata Andri yang kini kerah bajunya dicengkeram Dilon.

"Gue udah berusaha ngatur emosi gue, ya? Tapi lo malah ngelunjak!" kata Dilon, kemudian melayangkan kepalannya pada Andri.

"STOPPPP!!!" teriak Nadya yang baru sampai.

"KALIAN NGAPAIN LARI-LARI GITU, HAH?! KALIAN GAK MIKIR KITA INI LAGI DI HUTAN, HAH?! KALO TERJADI APA-APA GIMANA?! KALIAN GAK PUNYA OTAK, HAH?!" cerca Nadya. Nafasnya terengah-engah.

RAN [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang