~TIGA PULUH SATU~

2.7K 109 7
                                    

Kali ini lumayan panjang nih! Jangan bosen-bosen, ya, bacanya!

Inget VOTE dan KOMENnya!

Ikuti setiap kata-katanya untuk hasil lebih memuaskan!

SELAMAT MEMBACA

_____________________________________________

FINAL pertandingan basket dilaksanakan pada hari Sabtu ini. Setelah melewati tiga hari babak penyisihan, kini telah ditentukan empat tim yang lolos dari babak penyisihan. Di antaranya adalah, kelas XI-6, XI-4, X-5, XII IPS-2.

Sementara itu, seluruh siswa SMA Nusa Harapan diwajibkan untuk datang, meski kelas mereka tidak masuk ke babak final.

Pukul 8 pagi, pertandingan belum juga dimulai. Itu mungkin disebabkan oleh masih sedikitnya siswa yang datang. Namun di luar dari itu, para OSIS sebenarnya punya rencana untuk memulai pertandingan pukul 9. Ya, satu jam lagi.

Arya, Danan, dan Kevin, sekarang tengah sibuk bersenda gurau dengan Andri dan Randy yang mereka culik setengah jam yang lalu. Mereka bertiga muak melihat kedua sahabatnya itu terus saja sibuk mengurus lomba. Mereka sadar jika Randy dan Andri adalah inti OSIS, dan tentu saja mereka sibuk, akan tetapi mereka tak ingin melihat Andri dan Randy terlalu sibuk hingga tak bisa bersantai.

"Udah! Lo berdua itu juga manusia, jadi kalian juga harus mikir kalo kalian perlu ketawa!" celetuk Arya sambil memasukkan kacang polong ke mulutnya.

"Bener tu kata si Arya! Kalian jangan kayak robot, kerjaan mulu dipikirin! Sekali-sekali kalian itu refresing, jangan sibuk sama OSIS mulu!" timpal Danan bijak.

Kevin terkekeh. "Tumben lo bijak, Nan? Biasanya juga rada-rada sengklek?!"

"Sengklek, ndasmu! Gue bijak, salah! Gue ngelawak, salah! Mau kalian apa, sih?!" kata Danan dengan nada yang diimut-imutkan.

"Najis, bege!" seru Kevin.

"Eh, bentar-bentar!" Arya melerai pertikaian Kevin dan Danan, lalu beralih pada Andri. "Ndri, kalo si Randy yang diem pas kita ngelawak, gue gak kaget, tapi kalo lo? Lo biasanya yang jadi burung beonya. Apa-apa disambungin ke mana-mana, sampe kita gak ngerti lo ngomong apaan! Tapi sekarang, lo tiba-tiba jadi pendiem. Ada apa?"

Andri terkekeh. "Kaget gue denger lo perhatian sama gue! Biasanya gue jungkir balik gak lo pikirin!"

"Yee, itu mah lo udah biasa! Gue dukung malah! Tapi ini, 'kan, lo berubah drastis!" kata Arya.

"Ck! Gue gak papa. Udah lah, kalian lanjutin aja ngelawaknya, gue yang ketawa!" kata Andri.

Arya menyerah dan membiarkan saja temannya itu tak menceritakan masalahnya.

Tak lama kemudian, tiga pasang mata milik teman-teman Randy itu langsung membulat. Bukan karena terkejut, tetapi sebuah ide meluncur lembut di pikiran mereka, membuat otak mereka seketika terlena oleh belaiannya.

"Nad! Nadya!" panggil Kevin saat Nadya dengan santainya melintas di depan kelima cowok itu.

Nadya menoleh. Ia baru sadar jika ia telah masuk ke kandang singa.

"Sapa Randy dulu, dong, biar sweet!" lanjut Kevin dengan cengirannya.

"Ish, najis!" Nadya menoleh ke Randy yang tersenyum padanya, lalu pergi menuju tempat duduk teman-temannya.

Melihat itu, teman-teman Randy hanya bisa memberikan tepukan bahu, tanda turut berduka cita. Namun salah satu dari mereka agak jengkel dengan sikap acuh Nadya yang begitu berlebihan.

RAN [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang