"LO ketemu temen lo itu di toko buku?" tanya Randy pada Nadya sambil mengaduk es tehnya.
"Iya. Katanya dia mau beli buku, tapi gak jadi karena penasaran sama lo," jelas Nadya setelah meletakkan gelas es teh yang baru saja ia minum.
"Penasaran sama gue?" Randy dibuat bingung.
"Iya. Katanya lo itu jadi bahan perbincangan di sekolahnya dia, SMA Diponegoro." jelas Nadya lagi.
Randy berpikir sejenak, lalu tersenyum tipis. "Oh,"
"By the way, kalo gue boleh tau, lo kenapa bisa jadi cowok yang dingin banget?" tanya Nadya.
"Sifat gue emang gitu." jawab Randy seadanya.
Nadya mengangguk paham. "Gue kira karena ada masalah keluarga, atau lo pernah diselingkuhin cewek,"
Randy terkekeh pelan. "Kebanyakan baca novel, sih."
"Ih, apaan! Gue, 'kan, juga butuh hiburan, gak baca buku pelajaran mulu!" Nadya membela diri.
Randy tersenyum mendengar pembelaan Nadya yang baginya terdengar manis.
"Gue mau nanya sesuatu ke lo." sahut Randy. Tangannya mengambil sepotong bakwan yang ada di atas meja warung tersebut.
Nadya menoleh. "Apa?"
"Lo suka cowok yang gimana?" tanya Randy.
"Kenapa nanya gitu?" Nadya berbalik tanya.
"Gak papa." jawab Randy yang berhasil membuat Nadya agak heran.
"Ee.. yang gimana, ya? Yang bisa bikin gue senyum dan ketawa, mungkin? Yang selalu bikin gue ngerasa 'ada', dan pastinya bukan bajingan." jawab Nadya dengan raut wajah berpikir khasnya.
Randy mendengarkan dengan seksama.
Nadya menoleh dan menatap Randy. "Tapi, gue lebih suka sama cowok yang apa adanya dan gak dibuat-buat."
Randy tersenyum. "Oh." Randy mengaduk es tehnya lagi. "Ngomong-ngomong, lo punya saudara berapa? Terakhir ke rumah lo, gue gak liat orang lain selain lo, Tante Rita, dan Bi Ayu."
"Oh, itu--" Dering ponsel Nadya membuat percakapan mereka terhenti. Nadya lalu melirik layar ponselnya yang berada di atas meja.
'Rumah'. Itulah nama si pemanggil yang terpampang jelas.
"Bentar, ya?" Randy mengangguk, lalu Nadya mengangkat panggilan itu.
"Halo? Ada apa, Bi?" tanya Nadya pada Bi Ayu di seberang telepon.
"Ini, Non. Ada temen Non Nadya di rumah." kata Bi Ayu di seberang.
"Temen? Siapa, Bi? Ve? Atau Hana? Siapa?"
"Non Lia, Non."
"Lia?" Nadya kaget, begitu pula Randy. "Kapan Lia dateng?"
"Sekitar dari 10 menit yang lalu, Non. Non Lia udah saya buatin minum, dan sekarang lagi nunggu Non. Dia juga minta saya buat nyuruh Non Nadya pulang, katanya mau ngomong penting."
Nadya menghembus nafas kasar. "Iya, Bi. Nadya pulang sekarang. Suruh tunggu aja, Bi. Makasi." Nadya lalu menutup sambungan teleponnya.
"Gue harus pulang. Lia udah di rumah." kata Nadya.
"Bukannya jam 3, ya?" Randy melirik jam tangannya. "Ini baru jam 2."
"Itu masalahnya. Dia kalo penasaran, pasti gak bisa dicegah. Mungkin dari sini dia langsung ke rumah gue. Gak makan dan gak ganti baju." kata Nadya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAN [Completed]
Teen FictionMAU DAPET FEEL-NYA? BACA DULU YAA!! Ini hanya kisah anak SMA yang awalnya hanya penasaran dengan akar permasalahannya, namun berakhir rumit karena lika-likunya dan terjerumus dalam dinamika cinta. Ini hanya kisah dua insan Tuhan yang terhubung karen...