38 : Epilog

7.6K 393 99
                                    

[Musiknya ada di atas kalian bisa click]

1 tahun kemudian...

Suho duduk diatas kasur sambil menatap bingkai foto yang ada ditangannya. Disana ia melihat fotonya bersama istri tercintanya. Istri penyabar,penyayang,selalu mengingatkan kebaikan. Meskipun selalu marah tetapi suhi tau bentuk dari kemarahannya adalah perhatian.

Saat suho sakit ia selalu meraeatnya dengan baik dan sabar sampai suho sembuh kembali. Ia adalah istri dan ibu yang hebat untuknya dan anak anak.
Ya di adalah somi. Istrinya yang sangat cantik.

Suho tersenyum memikirkan memori memori yang dulu pernah ia lakukan dengan istrinya saat duka maupun bahagia. Mereka melewatinya bersama sama.

Saat somi melahirkan. Detik detik itulah yang paling suho takutkan ia takut sekali jika sosok somi ini akan pergi meninggalkannya. Tetapi ia salah,somi adalah perempuan yang tangguh dan kuat.

Tahun ini anak anaknya sudah bertambah umur. Seola sudah berumur 17 tahun. Sian berumur 16 tahun. Suho merasa seperti sudah semakin tua. Suho menatap dirinya kepantulan cermin yang ada di kacanya. Rambutnya sudah sedikit ada yang putih. Suho tersenyum.

Disurga sanah somi terlihat sangat cantik,meskipun rambutnya akan berubah putih-batin suho.

Tiba tiba terdengar suara langkah kaki. "Daddy!". Teriak seola. Suho menoleh kearah ambang pintu disana seola berdiri. Suho mengira itu adalah somi karna wajahnya yang mirip dengan almarhumah istrinya.

"Daddy,kenapa?". Tanya seola. Seola duduk disamping suho yang melamun. Suho yang sadar langsung tersenyum dan mengelus rambut putrinya yang sudah menginjak dewasa itu.

"Daddy gapapa. Gimana?bunganya sudah siap?". Tanya suho. Seola tersenyum.

"Udah daddy. Bahkan seola tambahin bunga mawar merah muda khusus buat mommy seola yang cantik". Ucap seola sambil tersenyum.

"Yasudah kamu turun kebawah duluan ya. Daddy mau disini dulu sebentar". Ujar suho. Seola menggeleng.

"Gak ah dad. Dari tadi kita udah nunggu di mobil tapi daddy belum juga turun."

Suho tertegun ia baru sadar. Astaga ia sangat memikirkan somi. Ia masih begitu tidak percaya melihat kenyataan bahwa istrinya somi sudah meninggalkannya.

"Iya iya ayo".

Seola menggandeng tangan ayahnya. Mereka turun kelantai bawah dan menuju parkiran mobil. Suho akan memakai mobil limousine untuk pergi ke makam istri tercintanya.

Disepanjang perjalanan suho terus terdiam. Bahkan somi mengajukan beberapa pertanyaan suho tidak menanggapinya. Sian pun merasa sedih ketika melihat daddynya sepertu ini.

"Daddy kenapa?dari tadi seola liat kok daddy ngelamun terus?".

Suho langsung mengerjapkan matanya. "Gapapa sayang. Daddy cuman kecapean aja."

"Dad. Kalo daddy kecapean mending kita aja deh ke makam mommy. Daddy istirahat aja dirumah". Ujar sian.

Suho menggeleng. "Daddy harus ketemu mommy."

Seola dan sian hanya bisa mengikuti omongan ayahnya itu ia tidak bisa mengelak lagi. Karena ia tau suho tidak akan berubah pikiran ia akan tetap paa pendiriannya.

"Hmm okey. Tapi daddy jangan diem aja dong. Kita kan jadi bosen". Ucap seola.

Suho tersenyum. "Maafin daddy ya."

Suho menarik sian dan seola kedalam pelukannya. Sampainya di makam. Suho dan anak anaknya pun turun di ikuti dibelakangnya bodyguardnya yang ia baea sekitar 8 orang dan 4 orang di mobil.

Wedding Suholkay (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang