=*Stefani Point of views*=
Seperti biasa, pulang sekolah aku diantarkan oleh Iqbal. Entahlah mengapa semenjak aku sakit minggu lalu, Iqbal jadi lebih perhatian ke aku. Dia sering antar-jemput kerumah, sering bawain makanan, dan lebih overprotective lagi. Misalnya saja saat aku sedang mengurus proposal untuk acara Harlah*) sekolah dua hari lalu, dia lebih banyak melarang kepadaku.
"Stef udahlah, biar sekretaris aja yang ngerjain"
"Stef, Jangan terlalu banyak kerja"
"Daripada mantengin komputer terus, mending lo temenin gue bungkus hadiah-hadiah ini"
"Stef, Ayo ke kantin"
"Stef Ini gue bawa nasi goreng sama es teh manis buat lo"
"Stef hati-hati. Itu bisa bikin tangan lo sakit"
"Stef Udh minum obat belum?"
"Heh, ngapain coba lo bawa ini? Bisa-bisa lo sakit lagi kalau bawa ini, Stefani"
"Stef Jangan bawa kursi itu. Berat"
"Stef jangan gitu." Jangan bawa itu, jangan kesana, jangan blablabla.
Gitu deh perubahan yang terjadi sama Iqbal. Tapi tetep aja, ada satu hal yang belum berubah dari si pemilik kumis tipis itu. Ya, dia masih gak suka sama jabatannya. Apalagi pas denger omongan pak David yang nyuruh aku dan Iqbal buat segera bikin formulir pendaftaran anggota OSIS baru, dia udah mirip bocah TK yang dibeliin balon sama premen. Kegirangan dan antusias banget.
"Maksud bapak manggil kalian kemari adalah agar kalian bisa secepatnya membuat formulir pendaftaran anggota OSIS baru. Karena jabatan kalian--"
"Siap pak Siap. Akan segera kami buatkan"
"Ish, Iqbal! Pak david kan belum selesai ngomong" bisiku pada Iqbal saat itu
"Udah gpp. Gue udah ngerti kok" Sahut Iqbal."Yaudah pak, kami keluar dulu. Dan formulir itu akan segera kami buatkan. Permisi" sambungnya.
Pake David cuma gelengin kepalanya ngeliat tingkah laku Iqbal.
°°°
Setelah makan malam bersama Ibu dan Ayah, aku langsung masuk ke kamar untuk menginput data calon pengurus OSIS yang baru kedalam software. Karena sekretaris OSIS 1 menjabat sebagai ketua pramuka dan lusa Ia akan mengikuti acara pengukuhan pramuka garuda, jadi ia tidak bisa mengerjakan tugas nya di OSIS. Sedangkan sekretaris OSIS 2, sedang mengikuti lomba matematika di Bandung. Hingga aku lah yang dipilih untuk mengerjakan tugas mereka sementara. Sebenarnya, aku yang meminta sih. Karena aku sangat menyukai hal-hal yang berkaitan dengan administrasi.
Duduk di depan meja belajar yang berada di dekat jendela, membuat mataku bisa dengan bebas menjelajahi langit malam ini yang sangat indah dengan dihiasi berjuta bintang. Cuaca malam ini pun cukup mendukung. Tidak gerah dan tidak terlalu dingin. Sangat cocok untuk berlama-lama di depan komputer sambil ditemani cokelat hangat.
Jam sudah menunjukan pukul sepuluh lebih limabelas menit. Akhirnya pekerjaan menginput data ini selesai.
Saat baru saja menyimpan semua data, kepalaku tiba-tiba terasa berat dan berdenyut. Pandanganku terasa kabur, semua barang yang ada di ruangan ini terlihat berputar.
"Aw.." aku meringis sembari memegangi kepala.
Dengan susah payah, aku berjalan ke arah nakas untuk mengambil obat yang ada disana. Memang sebelumnya, selamat tiga hari sekali aku rajin chek up ke dokter. Sesekali aku harus tersungkur ke lantai karena kakiku ini seperti kehilangan kemampuan untuk menopang berat badanku sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Relakan
Fanfiction[COMPLETED] Seuntai kisah yang terjadi di masa putih abu. Bukan hanya tentang asmara, juga disuguhkan berbagai macam konflik, indahnya persahabatan, kegembiraan, suka, duka dan bahkan sampai menguras air mata. "Andai gue punya keberanian lebih aw...