15

736 73 0
                                    

Lagi, Stefani tidak masuk sekolah. Kali ini ia harus nurut dengan yang diucapkan oleh kakaknya, Neta. Karena saat bangun tidur pun kepalanya kembali merasakan nyeri yang sangat hebat.

Hal itu kembali membuat Iqbal uring-uringan selama disekolah. Ia Jadi tidak fokus saat belajar. Dia sampai harus terkena hukuman berdiri di depan kelas karena melamun saat pelajaran Fisika. Pikirnya hanya tertuju pada satu nama. Ya, siapa lagi kalau bukan pada Stefani. Kadang-kadang ia merasa jengkel karena sifat Stefani yang sering 'ceramah' terutama tentang jabatannya. Tapi sekarang ia menjadi bingung sendiri, sebelumnya ia tak pernah merasa sekhawatir ini pada Stefani meskipun sebelumnya gadis itu pernah sakit. Sungguh, Iqbal merasa sangat khawatir tentang keadaan Stefani saat ini.

Dan sekarang Iqbal menjadi tambah bingung. Pasalnya hari ini akan ada pertandingan sepak bola, dan ia adalah kapten dari tim sepak bola sekolahnya. Mana yang harus ia pilih? Mengikuti pertandingan sepakbola Atau menjenguk Stefani? Ah dua-duanya adalah pilihan sulit.

Tapi untungnya, Iqbal dapat menentukan pilihannya setelah bertanya pada gadis itu. Siapa lagi kalau bukan Stefani.

Line

Iqbal:
Gimana keadaan lo sekarang?

Ny. Cerewet:
Udah Baikan kok.

Iqbal:
Serius?

Ny. Cerewet:
Iya gue serius. Keadaan gue baik-baik aja.

Iqbal:
Oh syukurlahh

Ny. Cerewet:
Iya, besok juga Gue sekolah kok.

Iqbal:
Bodo. Wkwkk

Ny. Cerewet:

Njir.. Emang Napa sih?

Iqbal:
Gpp. Gue nanya aja.

Ny. Cerewet:
Ciee khawatir wkwk

Iqbal:
Kagak. Pede anjir😑

Ny. Cerewet:
Ngaku aja:v

Iqbal:
Tau ah, kepedean banget. Udahlah, Gue mau ada tanding bola dulu.

Ny. Cerewet:
Hahah. Yaudah semangat. Smoga tim sekolah kita yang menang.

Iqbal:
Oke. Amiin

Iqbal mengulas sebuah senyum tatkala mengetahui keadaan Stefani yang sudah membaik. Hatinya bertambah senang saat gadis itu memberikan semangat pada dirinya. Sekali lagi, Iqbal pun bingung mengapa ia jadi sebahagia itu bila membicarakan sesuatu berkaitan atau dengan Stefani.

"Kak Iqbal!" Panggil seseorang sembari menepuk pundak Iqbal.

"Yola? Ada apa?"

"Kakak tadi dipanggil sama pak Indra, suruh cepetan ke lapangan"

Iqbal menatap Jam nya sekilas, "Yaampun. Kenapa kamu gak bilang daritadi sih?"

"Aku tadi udah manggil Kakak sampe tiga kali. Tapi kakaknya cuma fokus ke handphone sambil senyum gitu"

"Ah sudahlah. Saya ke lapangan dulu"

"Iya kak"

Yola menatap kepergian Iqbal sembari menggelenggkan kepala. Ia bisa menebak, kenapa seniornya itu tersenyum saat melihat ke ponselnya. Hanya ada satu alasannya. Dan tebakannya tidak mungkin salah, "pasti lagi chatingan sama kak Stefani" gumamnya.

***

Ahhh, maafkan aku karena part Ini pendek-ralat- pendek banget malahan:v

Maklum lah gegara Ide lagi terbang jauh ke angkasa raya wkwk
.
.

Tapi Jangan sampe lupa untuk pencet ⭐ biar aku tambah semangat nulis😂 oya, Makasih buat kalian yang udah sering vote dan coment😍
.
.

Satu lagi, jangan lupa baca story baru aku yang bergenre Humor😁
.
.

Judulnya "COGAN KAMVRET"
.
.
masih dengan cast anak-anak TIMNAS U19😍
.
.

Kalian Boleh langsung cek work aku buat baca story nya😊

 

RelakanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang