16

828 71 0
                                    

Cahaya mentari dari ufuk timur diiringi suara kicau burung mulai terdengar menyambut para manusia yang akan segera melakukan aktifitasnya masing-masing.

Disebuah ranjang berukuran single size, seorang gadis nampak masih nyaman berada di alam mimpinya. Namun sayang, sepertinya  kenyamanan yang dialami gadis itu akan segera terusik oleh seorang pemuda yang sedang duduk di pinggir ranjangnya itu.

"Woy kebo bangun!!" ucap pemuda  yang memakai seragam putih-abu itu sambil mengguncang tubuh gadis di hadapannya.

"Buseet dah ni anak, padahal dia cewek tapi kok bangunin tidurnya susah banget" gerutu pria ini sambil terus mengguncang tubuh gadis didepannya, "Woy bangunnnn. Ishh"

"Eghh.." gadis ini mulai terbangun dari tidurnya. Dan kemudian ia mengucek matanya untuk segera mengumpulkan 'nyawa' yang sempat hilang beberapa jam yang lalu.

Tiba-tiba saja terdengar suara laki-laki yang sedang tertawa, ''HAHAHA"

Hanya selang sedetik, Stefani kemudian segera mengalih kan pandangan nya pada sumber suara

"Iqbal?" pekik Stefani saat menoleh ke sumber suara, disana ada Iqbal yang sedang tertawa dengan renyah.

"Lo gila? Ngapain coba lo di kamar gue?" Sambungnya

"Lo... Lo lucu pas bangun tidur gini.. Hahahah" ucap Iqbal sambil terus tertawa

"Lucu apaan coba😑 eh lo ngapain sih  ada di kamar gue? Lo tau kan ini masih pagi? Atau jangan-jangan lo habis berbuat sesuatu ya sama gue?" selidik Stefani dengan tatapan tajam Nya kemudian menaikan selimutnya sedikit lebih atas.

"Ngawur lo! Gue kan cowok polos dan gak tau apa-apa, jadi gue gak bakal berbuat sesuatu yang aneh apalagi itu ke lo. Oya satu lagi, ini udah jam 06:30 dan lo masih anteng tidur dikasur? Emang lo gak masuk sekolah lagi?" Jelas Iqbal yang kemudian membuat Stefani terkejut.

"IQBAL KURANG AJAR!!! KENAPA GAK BILANG DARI TADI SIH KALAU INI UDAH WAKTUNYA SEKOLAH?! GUE MAU SEKOLAH OGEB! " teriak Stefani seraya berlari ke kamar mandinya.

"Tunggu di ruang depan bisa kan, Bal? Atau jangan-jangan lo mau ngintip gue?" ucap Stefani tiba-tiba dari dalam kamar mandi namun ia hanya memperlihatkan kepalanya saja.

"Nzer.. Gaada gunanya gue ngintip lo, gak berfaedah tau"

"Yaudah sana keluar!!"

"Tenang aja sih. Gak disuruh juga gue bakal keluar" ucap Iqbal kemudian keluar dari  kamar tersebut. Stefani kembali menutup pintu kamar mandinya.

°°


"Tumben banget lo, pas gue jemput belum bangun tidur" tanya Iqbal pada Stefani. Saat ini mereka sedang berjalan di koridor sekolahnya.

"Semalam gue habis nginput dokumen tentang data diri anggota osis baru sekaligus sama daftar calon ketua osis baru ke laptop. Terus kepala gue tiba-tiba jadi pusing lagi"

"Kok lo yang kerjain? Harusnya kan itu kerjaan sekretaris Osis. Terus dia kerja apa dong kalau data osis lo yang buat? Lo sakit lagi, Stef? " ucap Iqbal seraya menghentikan langkahnya. Otomatis langkah Stefani pun ikut terhenti.

"Gpp kok, paling cuma Pusing Biasa. Lo lupa? Sekretaris osis kan punya peran penting di organisasinya masing-masing, dan kebetulan sekarang mereka lagi ada tugas. Emangnya ketua osis, gak ada kerjaan" ucap Stefani diakhiri dengan nada sindiran. Kemudian mulai berjalan kembali, Iqbal mengerjap malas.

"Ya tuhan.. Iya emang kalian banyak kerjaan sedangkan gue kayak yang santai-santai aja. Kalian enak kerjanya sekedar cape fisik doang, Tapi gue kerjanya gak cuma fisik doang, otak juga kerja" sanggah Iqbal sambil menyusul langkah Stefani

"Iya-iya tau. Gue juga kan gitu kerjanya. Ya lo kan sama-sama capek kayak anggota lain, bukannya bikin agenda acara liburan kemana gitu... buat refreshing para anggota osis. Sabtu minggu kan libur. Lo jadi ketua osis gak pengertian banget sih sama anggotanya"

"Kenapa sih, Stef? Perasaan cuma lo doang deh yang cerewet ngurusin tentang jabatan gue. Cuma lo yang dengan setianya memberi kritik, kasih sindiran dan pokoknya bawel tentang jabatan gue di OSIS ini. Padahal anggota yang lainnya biasa aja tuh. Lo kayak jadi cctv nya gue deh. Gue lakuin ini, lo omelin. Gue lakuin itu, lo marah. Gue begini, Lo nyindir" ucap Iqbal yang lagi-lagi menghentikan langkahnya. Ia kemudian menatap tajam Stefani yang ikut berhenti.

"Gue cuma pengen lo lebih bertanggung jawab sama jabatan lo, Bal! Ya meski lo jadi ketua osis itu karena terpaksa, tapi seenggaknya lo tau gimana caranya bertanggung jawab" balas Stefani

"Gue udah gede, Stef. Jadi Gak perlu lah lo sampe sibuk ngurusin everything tentang jabatan gue"

"Gue cuma ngingetin lo doang kok!"

"STEFANI STOP! Tapi gue juga tau gimana caranya tanggung jawab terhadap jabatan gue ini" ucap Iqbal dengan nada sedikit tinggi

"Oh, jadi selama ini lo gak suka?"

"Bukan gitu Maksud gue, Stef. Tapi--"

"Sorry! Karena selama ini gue udah sering ngomel dan bikin lo kesel" ucap Stefani dengan suara seperti menahan tangis. kemudian ia berlari meninggalkan Iqbal.

"Yaampun gue lupa, dia kan paling gak bisa kalau dibentak. Ah, Stef tunggu!" Teriak Iqbal sembari menyusul langkah Stefani.












***

Gak tau kenapa Akcuu lebih suka bikin Tiap partnya itu pendek, berasa lebih greget aja gituu😂
.
.

Tapi Jangan sampe lupa untuk pencet ⭐ biar aku tambah semangat nulis😂 oya, Makasih buat kalian yang udah sering vote dan coment😍
.
.

Satu lagi, jangan lupa baca story baru aku yang bergenre Humor😁
.
.

Judulnya "COGAN KAMVRET"
.
.
masih dengan cast anak-anak TIMNAS U19😍
.
.

Kalian Boleh langsung cek work aku buat baca story nya😊


 

RelakanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang