17

755 73 2
                                    

Iqbal mengedarkan pandangan ke seluruh sudut ruangan kelasnya namun ia tak berhasil menemukan gadis yang sedang ia cari, Stefani.

"Ish. Dia kok gak ada disini" gumam Iqbal

Setelah menyimpan tas nya, Iqbal kembali keluar kelas untuk mencari Stefani. Sekarang ia berniat untuk ke ruang osis. karena biasanya Jika Stefani sedang badmood ia sering menyendiri di ruangan itu.

"Lah? Dia gak ada disini juga" gumam Iqbal lagi saat ia telah sampai di ruang osis

"Stefani.. Lo kemana sih! Aelah, gitu doang lo masa marah sih?" gerutu Iqbal sambil mengacak rambutnya kasar.

"Ada apa sih kak? Kok kayak lagi bingung gitu?" tanya seorang siswi tiba-tiba. karena saat ini Iqbal sedang duduk di sebuah kursi yang ada di depan ruang osis dengan raut wajah cemas.

"Eh, Yola. Kamu ngapain disini?" tanya Iqbal

"Tadi Yola habis ke kamar mandi kak. Kakak kenapa sih?"

"Oh.. Kamu lihat kak Stefani enggak?"

"Kak Stefani pingsan. Dan dia sekarang lagi ada dia uks, kak"

Iqbal membulatkan matanya saat mendengar ucapan Yola

"APA?! YASUDAH, SAYA PERGI DULU" Iqbal berlari meninggalkan Yola yang masih menunjukan ekspresi bingungnya.

"Eh, kak tunggu.. Ish udah jauh aja" celoteh Yola karena tak mendapat respon dari Iqbal. Saat ia akan menyusul Iqbal, langkahnya terhenti oleh suara bel.

"Ish.. Kenapa bunyi bel nya sekarang sih! Gue kan mau ke UKS dulu.."gerutu Yola. Dengan terpaksa, ia kemudian pergi ke kelasnya.

---

Derap langkah seorang gadis berseragam putih-abu yang awalnya gesit perlahan berubah menjadi gontai. Namun ia tak peduli, ia terus saja melangkah walaupun terkadang badannya harus sedikit terhuyung karena kepalanya yang kembali merasakan sakit yang sangat amat.

Tujuannya hanya satu, sampai ke ruang OSIS untuk menenangkan pikirannya.

"Ya tuhan.. Apa dari dulu Iqbal gak suka sama sikap aku yang terlalu bawel sama jabatan dia, sampe Iqbal bentak aku kayak tadi" Stefani berucap sembari menahan tangisnya agar tidak pecah. Namun tetap saja, air mata masih mengalir deras di pelupuk matanya.

Akhirnya, Stefani sampai juga di tempat yang menjadi tujuannya sejak awal. Ya, ruang osis. Saat sedang ada masalah atau sedang badmood ia merasa lebih nyaman jika ada di ruangan ini.

Ketika tangannya baru akan memutar knop pintu, seketika tubuhnya ambruk dan langsung terbaring di lantai.

Beruntunglah ada dua siswa yang melintas di depan ruang osis.

"Eh, itu siapa yang pingsan?" Ucap salah satu siswi itu pada temannya yang bernama Windy.

"Ayo kita lihat, ndri" sahutnya pada Indri, siswa yang tadi berucap.

Mereka langsung terkejut ketika mengetahui siswa yang pingsan itu, "KAK STEFANI!" pekik Mereka secara bersamaan.

"Kita harus gimana nih, ndri?" Tanya Windy panik.

"Bawa ke UKS aja, Win"

"Tapi Kak Stefani ini berat. Sedangkan jarak dari sini ke UKS agak jauh. Gimana dong?"

"Kita minta tolong orang lain"

"Oke, aku yang teriak ya"

"Iya, Ndri"

"TOLONG! TOLONG" teriak indri sekeras mungkin. Tapi sayang, tak ada satupun orang yang menghampiri mereka karena keaadan sekolah yang masih sepi.

"Gak ada yang kesini. Gimana?"

"Coba sekali lagi, Ndri"

"TOLONG! TOLONG"

Untunglah, ada seorang siswa yang menghampiri mereka.

"De Indri? Ada apa? Kok kamu minta tolong?" Yang datang adalah seorang pria manis berkumis tipis dengan kulitnya yang hitam manis, anak kelas 12, Kakak kelas Windy dan Indri

"Kak Raka, akhirnya ada yang dateng. Aku mau minta tolong sama kakak"

"Tolongin apa? Astaga , ini siapa yang pingsan de?"

"Kak Stefani pingsan, kak" Sahut Windy

Raka kemudian membalikan tubuh Stefani yang awalnya menghadap kearah Indri dan Windy, "Stefani?"

"Yaudah, Ayo kita bawa Stefani ke UKS aja. Biar Kakak yang bopong Stefani"

"Iya ayo kak" ketiganya kemudian segera membawa Stefani menuju uks.

---

"Kayak kenal" gumam seorang siswi yang baru saja keluar dari kamar mandi ketika ia melihat seorang pria tengah membopong seorang gadis, ditemani dua siswi yang ada di kanan kirinya.

"Indri," panggilnya. Karena Indri adalah teman sekelas Yola.

Yang dipanggil namanya pun menghentikan langkahnya, bukan hanya dia, tapi juga Windy dan Raka ikut berhenti.

Yolanda menghampiri ketiganya.

"Siapa yang-- astaga, kak Stefani?" Ia sangat terkejut ketika melihat siswi yang ada dalam bopongan Raka.

"Kak Stefani tadi pingsan di depan ruang osis" jelas Indri tanpa diminta

"Kakak duluan ya dek" ucap Raka buru-buru. Ia akui, semakin lama, tubuh Stefani mulai terasa berat. Selain itu ia pun khawatir dengan keadaan temannya itu.

"Aku ikut kak"

"Gak usah Stef. Yang nunggu di uks kan maksimal cuma tiga orang kalau ada yang sakit" sanggah Indri

"Iya. Kita nitip izin ke guru yang hari ini mau ngajar ya. Soalnya kita mau nungguin Kak Stefani"

"Ish, Yaudah deh. Kalian tolong jaga Kak Stefani ya"

"Iya"

Indri dan Windy kemudian menyusul Raka yang sudah lebih dulu menuju uks. Untungnya mereka berdua adalah anggota PMR disekolah.
















***
Otw 1k pembaca🙌 yeayy🤸

Gak tau kenapa Akcuu lebih suka bikin Tiap partnya itu pendek, berasa lebih greget aja gituu😂
.
.

Tapi Jangan sampe lupa untuk pencet ⭐ biar aku tambah semangat nulis😂 oya, Makasih buat kalian yang udah sering vote dan coment😍
.
.

Satu lagi, jangan lupa baca story baru aku yang bergenre Humor😁
.
.

Judulnya "COGAN KAMVRET"
.
.
masih dengan cast anak-anak TIMNAS U19😍
.
.

Kalian Boleh langsung cek work aku buat baca story nya😊

RelakanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang