23 [Epilog]

1.1K 81 5
                                    

Delapan bulan setelah meninggalnya Stefani, sifat Iqbal berubah sangat drastis pada semua orang. Kini, tak ada lagi Iqbal si ketua osis cuek, jutek dan gampang marah. Yang ada hanyalah seorang Muhammad Iqbal pemuda tampan yang menjabat sebagai ketua osis dan memiliki sifat ramah, murah senyum dan yang terpenting adalah dia tak sedingin dulu.

Perlahan tapi pasti, Iqbal sudah mulai bisa mengikhlaskan kepergian Stefani. Walau tak di pungkiri, terkadang ia masih sering menitikan air mata kala teringat kenangan bersama sahabatnya itu.

"Kak.. kak Iqbal?" Sapa seorang gadis yang telah berhasil membuyarkan lamunan Iqbal. Saat ini ia tengah teringat pada sosok Stefani yang biasanya selalu memarahi Iqbal karena sifat buruk lelaki itu. Beruntungnya gadis tadi menyapa, air mata yang hendak keluarpun dapat tertahan di ujung mata sipit Iqbal.

"Eh, iya dek. Kenapa??" Sahut Iqbal pada adik kelas yang tadi menyapanya

"Kakak disuruh ke ruang Osis sama Kak Rafly"

"Oh gitu. Oke, kakak akan segera kesana. Terimakasih yaa" ucap Iqbal dengan lembut tak lupa ditambah senyuman manis yang terukir dibibirnya.

Ia segera merapikan berkas2 dihadapannya dan mengambil sebuah flashdisk dalam tas hitamnya, dengan segera ia melangkahkan kakinya meninggalkan ruangan kelasnya yang kosong karena sedang jam istirahat, menuju ruang osis.

"Darimana? Semua pengurus osis dah kumpul dan mereka nungguin lo" tegur Rafly diambang pintu ruang Osis ketika Iqbal sampai

"Sorry.. biasa lahh.. yaudah gue masuk duluan ya"

"Elah.. Jangan gitu mulu napa, Bal" ucap Rafli yang memang mengetahui perubahan Iqbal sekarang lebih suka melamun. Sayangnya, ucapan Rafli tidak mendapat respon karena yang diajak bicara sudah mendahuluinya ke ruang rapat osis.

"Sesuai dengan kesepakatan kita bersama, ini adalah data anggota osis yang baru serta data calon ketua dan wakil ketua yang telah dibuat oleh wakil ketua osis kita. Apakah ada yang masih keberatan dengan keputusan ini?" Ucap Iqbal kemudian menunjukkan data pengurus osis baru lalu menyebarkan gambar calon ketua dan wakil ketua osis setelahnya.

"Kita setuju," sahut anggota osis yang hadir dalam rapat tersebut

"Karena semua sudah setuju, saya mohon bantuannya kepada kalian agar bisa menempelkan brosur calon ketua dan wakil ketua osis periode baru ini di mading kelas ya" ucap Iqbal.

Semua menggangguk paham.

"Baiklah kalo begitu saya ucapkan terima kasih. Rapat hari ini kita cukupkan dulu sampai sini. Lusa kita adakan rapat lagi untuk mempersiapkan acara pemilihan ketua osis periode baru" Ucap Iqbal segera menutup rapat itu. Para anggota osis segera menempelkan brosur yang berisi gambar calon ketua osis baru disetiap mading kelas.

---

"Yola! " Panggil Iqbal pada gadis yang tengah melihat mading di depan kelasnya

"Iya kak?" Tanya Yola. Iqbal pun menghampiri gadis berlesung pipi ini.

"Semoga kamu terpilih menjadi ketua osis ya. Ini Stefani yang daftarin kamu untuk jadi ketua" Ucap Iqbal seraya menepuk lembut pundak Yola

"Jadi Kak Stefani yang daftarin Yola?" Tanya Yola dan mendapat anggukan kepala dari Iqbal.

"Kalau Yola terpilih jadi ketua osis, Yola pasti gak akan ngecewain kak Stefani, Kak. Yola akan berusaha sebaik mungkin mengemban amanah ini" Ucap Yola yakin

"Oke, saya percaya sama kamu. Selamat berjuang☺️" Ucap Iqbal

"Makasih ya kak"

"Iya sama-sama. Yaudah saya ke kelas dulu ya"

RelakanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang