ke. 24

15.9K 620 0
                                    

Asya pov.

Aku membuka mataku saat sinar mentari masuk ke kamarku dari celah-celah gorden yang tak tertutup rapat.

Aku merentangkan kedua tanganku dengan kuat.

" aduh pelan-pelan yang " ucap suara seseorang, saat tanganku tidak sengaja menonjok pipinya

Aku langsung membalikan badanku ke arah suara itu.

" loh kak..Katanya seminggu lagi " ucapku

" mana bisa aku jauh dari istri manjaku ini " ucapnya sambil mengelus kedua pipiku yang lebih menyerupai bakpao.

" terus kenapa kemarin sore bohong....bikin kesel saja " tanyaku

" tidak bohong memang kerjaan aku banyak sekali " ucapnya membela diri.

Aku hanya mendengus, tiba-tiba sakit di perutku mulai lagi. Aku menahannya sambil memejamkan mata.

Rasa sakit berangsur-angsur hilang ketika sebuah tangan mengusapnya dengan lembut.

" masih sakit " tanyanya aku pun menjawab dengan gelengan kepala.

Hari-hari menjelang aku melahirkan nathan benar-benar siaga. Dia tak pernah meninggalkanku walau semenit. Kecuali aku di kamar mandi.

Bahkan dia cuti dari pekerjaannya. Di rumah kerjanya hanya nonton tv dan baca buku.

Sekali pun ada pekerjaan yang harus dia tanda tangani, dengan seenaknya dia menyuruh putri datang ke apartaman kami.

Sore ini mama dan papa datang. Mereka mau menunggu kelahiran cucu pertamanya. Untung kamar kak daniel kosong, jadi mereka tidur di sana.

" dek.. Jangan duduk saja, jalan pelan-pelan atau nunging-nunging biar cepet keluar " ucap mama saat melihatku hanya duduk malas.

" kakinya bengkak ma. " kataku

" iya bengkak karena kamu tidak mau bergerak " ucap mama lagi.

" papa sama kak nathan kemana ma.. " tanyaku.

" ndak tau, ada urusan kali " ucap mamaku.

" ma.. Pingin puding coklat buatan mama " kataku.

" kamu tuh aneh ngidamnya sebentar lagi dedek bayinya mau lahir " ucap mama sambil berdiri.

" mama ke bawah dulu beli bahannya " kata mama lagi sambil berjalan ke arah pintu.

Aku berusaha bangun ingin menyalahkan tv.

" neng mau ngapain " tanya mbok dar dan langsung membantuku berdiri

" mau cari remote tv mbok " kataku

" sudah neng duduk saja, biar si mbok yang cari " ucapnya lalu mengambil remote tv yg jatuh di samping lemari buku.

" makasih mbok " ucapku

" iya neng sama-sama, mbok kebelakang lagi mau bantu nyonya buat puding " ucapnya. Aku hanya menganggukkan kepala.

Sudah pukul 9 malam, nathan dan papa belum pulang juga, bahkan aku sudah menghabiskan 3 gelas puding coklat buatan mama.

Setelah kenyang aku pamit pada mama untuk tidur duluan,perut rasanya kenyang sekali bayangkan 3 gelas puding di tambah 1 gelas susu untuk ibu hamil.

Dengan langkah tertatih-tatih aku berhasil menaiki tangga dan masuk kedalam kamarku. Aku naik ke atas ranjang dan membaringkan tubuhku di kasur yang sangat nyaman dan hangat.

-------------------

Nathan pov.

Aku mengajak papa mertuaku melihat rumah baru yang akan aku dan asya tempati nanti setelah asya melahirkan.

Semua tanpa sepengetahuan asya, ini adalah kado untuknya dan untuk anak kami.

Semua sudah rapi dari kamarku dan asya serta kamar anak-anak kami.

Rumah ini ada dua lantai, di lantai dua adab beberapa buah kamar termasuk ruang kerjaku yang nyambung dengan kamar pribadiku dan asya. Lalu dua kamar milik si kembar. satu masih kosong tapi sudah ada perabot mungkin untuk atha jika menginap di sini Dan satu lagi ruang baca dan sekaligus ruang belajar.
Di lantai bawah ada ruang tamu, 3 kamar tamu terus ruang keluarga, ruang makan, di samping ruang makan langsung dapur. Dari arah dapur ada lorong sedikit menuju tempat mencuci baju dan menjemur. Sebelahnya ada ruangan untuk setrika. Di depan kamar itu ada kamar untuk pelayan rumah dan baby sister, Sedangkan untuk satpam,sopir dan tukang kebun tersedia paviliun di belakang rumah. Dekat dengan kolam renang. Di depan rumah sebelah kiri terdapat pos untuk satpam dan di sampingnya sebuah garasi yang cukup besar sudah ada beberapa buah mobil termasuk mobil milik asya. Lalu sebelah kanannya taman ada air mancur samping taman ada jalan setapak menuju paviliun.gerbangnya sangat menjulang tinggi. Di belakang rumah sebelah kiri ada tempat bermain, lalu kolam ikan yang dibatasi tembok pendek atas kolam ikan ada gajebo nathan membuatnya sama persis seperti di rumah mertuanya. Sebelah kanannya paviliun dan kolam renang dua buah untuk anak anak dan untuk dewasa. Masih ada tempat kosong yang di tata indah, untuk tempat jika ada pesta nanti.

Sopir, tukang kebun, pembantu dan satpam sudah ada di sana. Mbok dar tetap di bawa tapi dia kerja tidak sampai malam jadi aku mencari satu lagi pembatu di rumah dia masih saudara mbok dar dan bi imas.

Setelah memperlihatkan rumah baru kepada papa mertua, kami pun balik ke apartemen. Saat sampai di sana hanya ada mama mertuaku sedang duduk.

" asya kemana ma " tanyaku

" sudah naik barusan " ucap mama mertuaku

" bekas siapa ini " tanya papa mertuaku

" si ade makam puding tiga gelas dan susu, mama belum sempat beresin kebelakang " ucap mama mertuaku. Aku hanya mengeleng-gelengkan kepala.

" biar nathan aja mah... Mbok dar sudah pulang ya " tanyaku

" iya.. Makasih, sudah dari tadi " jawab mama.

Aku lalu pamit kepada ke dua mertuaku setelah menaruh perabot kotor di dapur. aku langsung naik ke atas.

Aku membuka pintu istriku sedang bersandar sambil membaca buku.

" kok belum tidur yang " tanyaku

" nunggu kamu...kamu dari mana sama papa " tanyanya

" ada urusan sebentar " kataku sambil berjalan ke arah kamar mandi.

Aku menganti pakaianku lalu naik ke atas ranjang. Aku menarik istriku untuk tidur.

" makasih sayang sudah mau menikah dengan aku " kataku tulus, kedua kening kami beradu.

" sama-sama, makasih untuk cinta tulus kamu " katanya

Aku lalu mencium keningnya pindah kekedua matanya lalu kedua pipinya dan terakhir bibir merahnya yang selalu menjadi canduku.

Ciumanku tidak menuntut kali ini.

" syaahhhkk " ucap asya menahan sakit

" kenapa sayang " tanyaku

" sepertinya mereka iri " ucap asya

Aku lalu menyingkapkan baju dasternya.

" terima kasih karena kalian hadir di rahim mommy dan selalu kuat " kataku sebelum menciuminya beberapa kali.

Lalu kami pun tertidur dengan posisi seperti biasa asya tidur di dadaku dan tanganku memelukpinggangnya.

" terima kasih tuhan semoga kami bisa bersama-sama terus sampai kakek nenek amin dan maut memisahkan" ucap batinku.

============================
Makin gak jelas ya guys ceritaku

Di tunggu votenya

Terima kasih 😘

NIKAH KILATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang