14. Ditemenin

2.2K 395 52
                                    


Comment dong..
Biar aku semangat up nih









"Bunda sama ayah pergi dulu ya Joy. Jangan keluyuran, mending diem di rumah."

Bunda sedang sibuk mengemasi barang-barangnya untuk pergi ke Bandung bersama ayahnya. Mereka akan pergi menghadiri makan malam undangan partner bisnis ayah Joy.
Dan tentunya Joy tidak di ajak dan tidak pula ingin ikut.

"Iya iya iyaa... Bunda udah ngomong gitu lebih dari lebih dari lima kali." Joy mengambil buah yang ada di meja makan.

“Bun udah selesai belum? Udah jam berapa ini, nanti kita telat.” Ayah baru saja turun dari kamarnya.

“Ini udah selesai kok  yah.” Setelah semua barang yang akan di bawa masuk ke dalam tas besarnya, bunda berjalan menghampiri ayah.

Ayah membelai kepala Joy yang sedang duduk malas sembari menaruh kepalanya di atas tangannya yang terlipat di meja. “Kita pergi dulu ya sayang.” Ayah mencium kening Joy sayang.

Joy mengangguk mengiyakan. “Ati-ati di jalan. Bilangin sama mang Maman jangan ugal-ugalan bawa mobilnya.”

Setelah  mengiyakan ucapan Joy, ayah dan bunda berjalan ke arah pintu diikuti Joy di belakang mereka.

Bunda bedadak berhenti dan berbalik menghadap ke arah Joy.

“Oiya sayang bunda lupa. Kamu gak bakal kesepian di rumah karena Sehun bilang dia bakal temenin kamu hari ini. Inget jangan kelayapan, mending kamu belajar minggu depan udah mau UN.”

Joy mendesah kasar. “Ngapain sih bun nyuruh Sehun nemenin segala. Biasanya aku sendiri juga fine aja.” Kali ini muka Joy cemberut sebal.

“Kan daripada kamu sendirian. Udah ya kita beneran pergi nih. Dah sayang.”

Setelah mobil yang ditumpangi bunda dan ayahnya menghilang keluar rumah, Joy kembali masuk ke dalam rumah.

“Eh udah jam 11 aja. Mandi dulu kali ya, abis itu tidur seharian.” Joy memang sudah bangun dari tadi pagi tapi ia benar-benar malas mandi pagi jika libur begini. Belum lagi ia akan ditinggal sendirian, jadi Joy memutuskan hari ini ia akan habiskan untuk bermalas-malasan dan tidur seharian.





Setelah selesai Mandi, mengenakan piyama tidurnya dan bersiap mengurung diri di balik selimut langkah kaki Joy harus terhenti ketika mendapati bel rumahnya yang berbunyi.

“sapa sih ganggu aja.”

Dengan malas Joy melangkah menuruni tangga, dan membuka pintu rumahnya yang sebelumnya terkunci.

“Ngapain sih lo kesini?” udah tau kan siapa orang di dibalik pintu ini.

“Bunda lo yang nyuruh gue kesini nemenin lo.”

Sehun berjalan masuk begitu saja, melewati Joy yang masih berdiri diantara pintu.

“Main nyelonong aja lagi, gak ada sopan-sopannya banget.” Gerutu Joy sebelum menutup kembali pintu rumahnya dari dalam.

Sehun berhenti di sofa ruang keluarga Joy. Ia menaruh beberapa kantong keresek yang ia bawa.

“Apaan nih?” tanya Joy setelah duduk di sofa samping Sehun.

Sebenarnya Joy hanya basa-basi. Karena ia tahu dengan jelas apa isi di dalam bungkus bersimbol m besar di luarnya.

“Gue laper, mangkannya tadi mampir dulu beli ini.”

Iya walaupun tujuan utama Sehun membeli makan karena tahu Joy pasti akan malas makan dan melewatkan makannya kalau di rumah tidak ada orang, padahal jarum jam sudah menunjukkan lebih dari tengah hari.

✔️ RELATION - Sehun Joy [complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang