Setelah minta izin pada tante Sunny jika Sehun akan membawa Joy kembali pulang. Joy setuju untuk ikut pulang bersama Sehun, walaupun harus mendapat penolakan dari Yeri yang melarang Joy untuk pulang.
Setelah berhasil menenangkan dan membujuk Yeri yang menangis mereka pun akhirnya pamit pulang sore itu juga.
Di mobil Sehun tak melepaskan genggaman tangannya dari tangan Joy. Karena sebenarnya ini adalah salah satu adegan yang benar-benar ingin ia alami bagaimana rasanya setelah tak terhitung melihatnya di dalam drama. Dan entah kenapa memikirkan hal ini membuat Joy tak bisa menyembunyikan senyum yang sedari tadi merekah di sudut bibirnya dan juga perasaan senang yang menjalar di hatinya.
Tak banyak pembicaraan berarti di dalam mobil. Kebanyakan ialah suara seruan kagum Joy akan pemandangan di samping jalanan yang dipenuhi kebun teh dan jurang.
Setelah kurang lebih setengah jam berkendara Sehun menepikan mobilnya ke salah satu tempat.
Joy berkerut bingung kenapa Sehun tiba-tiba berhenti.
“Kok berhenti?” tanya Joy heran.
“makan malem dulu, gue laper dan gue tau pasti kalau elo juga.”
Joy melihat ke luar jendela dan benar saja langit sudah gelap. Joy juga bisa merasakan perutnya yang tiba-tiba saja bergejolak kelaparan. Ia baru sadar jika ia memang benar-benar lapar. Memang hari ini Joy melewatkan sarapan dan makan siangnya karena tak nafsu makan.
Sehun keluar dari mobil dan diikuti Joy yang juga melangkah keluar.
Sehun meraih tangan Joy dan membimbing Joy berjalan masuk ke dalam resto.
Begitu menginjakkan kakinya masuk Joy dibuat menganga terkagum akan indahnya pemandangan dari dalam resto ini. Cahaya lampu kota yang berkilauan dengan berbagai warna sungguh menakjubkan. Resto ini memang sengaja dibuat di atas tebing dengan pemandangan yang begitu indah.
“Ada yang bisa saya bantu?” tanya salah satu pelayan begitu mereka menginjakkan kakinya masuk.
“Meja pesanan atas nama siapa?” lanjut pelayan itu.
Resto ini memang hanya terdiri kurang dari sepuluh meja saja. Antar mejanya sengaja dibuat berjauhan untuk menjaga kenyamanan pengunjungnya. Dan tentunya bagi mereka yang tidak terlebih dahulu memesan tak akan kebagian meja.
“Sehun.” Jawab Sehun singkat.
“Meja pesanan atas nama Sehun ada di meja nomor dua, mari saya antarkan.”pelayan itu pun memimpin jalan untuk menunjukkan dimana meja mereka.
Sehun dan Joy berjalan di belakangnya, tentunya dengan tangan Sehun yang masih menggenggam erat tangan Joy.
Setelah sampai di meja yang dimaksud, pelayan itu pun mempersilahkan mereka duduk lalu kemudian berlalu pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ RELATION - Sehun Joy [complete]
Fanfiction"siapa juga yang mau nikah sama bocah manja kayak lo." "emang lo pikir gue mau gitu nikah sama playboy cap kadal buntung kayak lo." gitu aja terus, sampai rasa datang sedirinya tanpa pernah diundang.