Sehun mengejar Joy ke kamarnya. Sekarang ia benar-benar bingung ada apa lagi dengan Joy. Apa lagi salahnya kali ini.
Sehun sampai di depan pintu kamar Joy yang terkunci. Ia mengetuk pintu kamar Joy beberapa kali tapi tak juga ada jawaban.
“Joy buka, gue mau ngomong.”
Tapi Joy masih enggan untuk membuka pintu kamarnya, bahkan untuk menjawab kalimat Sehun.
“Maafin Joy ya, anak bunda emang suka gitu kalau ngambek.” Sehun berbalik dan mendapati bunda yang sudah ada di belakangnya entah sedari kapan.
Sehun tersenyum. “Iya bunda gapapa, gak usah minta maaf. Joy kaya gini karena salah Sehun juga.”
Bunda balas tersenyum. Berjalan mendekat ke pintu kamar Joy dan mengetuknya.
“Joy buka pintunya. Ini bunda.”
Tapi Joy masih enggan untuk menyahut dan membuka pintunya.
“Joy bunda bilang...”
“Udah bun gagapa, mungkin Joy masih butuh waktu sendiri. Biar besok Sehun yang ngomong sama Joy, bunda jangan marahin Joy ya.” Bujuk Sehun.
Bunda pun menyetujui ucapan Sehun.
_________________
Joy sedang sibuk mengoles selai ke atas roti panggangnya. Ia duduk sendirian di meja makan karena rumah yang begitu sepi pagi ini.
Ayah memang sudah pergi ke kantor sejak tadi, sedangkan bunda pergi ke pasar sama si mba katanya sih belanja kebutuhan dapur.
Dan betapa terkejutnya Joy begitu merasakan ada seseorang yang menyentuh kepalanya pelan. Joy sontak berbalik dan mendapati Sehun di belakangnya. Orang yang memenuhi pikirannya sejak semalam hingga membuatnya tak bisa tidur.
“Nghapwain lho dhisini?” ucap Joy dengan roti yang masih berada di mulutnya.
Sehun berjalan ke kursi di sebelah Joy dan duduk di sampingnya. Kemudian Sehun mengambil roti lapis yang masih bertengger di mulut Joy dan memakannya santai.
“Itu roti gue napa lo makan!” pekik Joy tak terima.
Sehun menjawab dengan senyuman masa bodonya.
“Balikin gak? Masih banyak roti depan lo tuh, napa harus ambil roti gue sih.” Joy masih berusaha merebut, tapi Sehun begitu pandai berkilah.
“Gak mau, yang itu belum ada selai coklatnya.” Jawab Sehun acuh sembari memasukan potongan terakhir roti ke mulutnya. Padahal sih alesan aja emang dasarnya mau ambil yang punya Joy.
Joy mendengus kesal melihat kelakuan Sehun.
Tak mau ribut-ribut di pagi hari seperti ini Joy pun mengalah dan mengambil roti lain.
Sehun menatap Joy dengan tatapan bingung. otaknya sibuk memilah kata.
“Emm..soal semalem__”
Belum juga Sehun selesai bicara Joy sudah lebih dulu memotongnya.
“Elo gak ada jadwal kuliah pagi buta gini udah disini?” tanya Joy cepat.
“Dodol gue kan lagi liburan semester.”
“oh iya bener.” Joy mengangguk cuek.
Keheningan kembali menyelimuti mereka. Sehun pun mencoba bicara masalah semalam lagi pada Joy.
“Joy masalah semal__”
“Duh gerah banget sih pagi ini, mandi dulu kali ya.” Joy pun pergi begitu saja ke kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ RELATION - Sehun Joy [complete]
Fanfiction"siapa juga yang mau nikah sama bocah manja kayak lo." "emang lo pikir gue mau gitu nikah sama playboy cap kadal buntung kayak lo." gitu aja terus, sampai rasa datang sedirinya tanpa pernah diundang.