SM ⭐ SH ' Permintaan '

109 13 0
                                    

Dengarkanlah permintaan hati yg teraniaya sunyi

***

Sepanjang perjalanan di tengah malam yg dingin sesunyi ini,bahkan angin malam yg lewat serasa menusuk pada tubuh lembut nesha dan tubuh luka sang pemuda itu.

Sekarang yg ada di pikiran nesha bagaimana membawa pemuda ini kerumah sakit,dan bagaimana kalau ia terjadi apa apa???

Dijalan yg sama tampaklah sosok pria kekar,celana robek bertato di seluruh tangannya berjalan dijalur yg sama dan matanya tak sengaja melihat kepada nesha.

Dengan cepat bang roni mendekati nesha yg kebingungan.

"Neng nesha, ada apa??"

"Kebetulan ada bang roni disini,tolong bantuin nesha bang!!!"

"Bantuin nesha tolongin orang ini"

Roni merasa penasaran ia segera melihat wajah pemuda itu dengan mendongkak wajah pemuda itu.ilham,bocah ini menyusahkan sekali hutangnya aja belum lunas tekor deh gue,umpat hatinya.

"Bang!!"

"Iya neng nesha,sini biar abang saja yg menbawanya kerumah sakit"

"Syukurlah bang sudah tobat"

"Tobat....iya neng abang sudah tobat"

"Kalau gitu nesha pamit dulu bang,ingat ya ini permintaan nesha jangan memperbudak orang lagi"

"Iiii...yaaaa"

Nesha meninggalkan roni bersama pemuda itu. Setelah nesha menghilang dari pandanganya. Segeralah roni membawanya,kemana hatinya kehendaki.

***

Creckk!!!

Terbukalah pintu utama rumah bimo dan rupanya dibalik pintu itu sosok rangga berjas putih sambil dengan mengengam tas tangannya berwarna hitam.

"Sudah pulang kamu,ngga??"

Suara itu sangat khas bagi rangga,suara bariton lembut mengema di telinganya dan lanjutlah ia mencium tangan pria paruhbaya itu.

"Iya om,oh ya om rangga sudah ingat semuanya"

"Syukurlah kalau kamu sudah ingat semuanya"

"Dan saya berterima kasih sama om karna tlah membantu dan menolong saya waktu saya kecelakaan dan merawat saya sampai saya sembuh dan bahkan om juga memberi saya kepercayaan utk mengurus perusahaan om"

"Sudahlah rangga!!tak usah dipikirkan lagi pula sudah tugas saya membantu orang kecelakaan"

"Jujur om,saya tak enak sama morgan yg berstatus keponakan om sementara saya bukan bagian dari keluarga ini,kalau tak keberatan saya akan pergi"

"Kamu jangan berpikiran seperti itu,justru om terbantu karna kamu"

"Tapi ini permintaan rangga!! Aku mohon om!!!"

Bimo sebenarnya marah atas sikap rangga yg lancang ini,namun melihat keluluhan hati rangga dengan menghela nafas panjang,bimopun menyetujuinya.

"Om sudah mengabulkan permitaan kamu,sekarang kamu harus mengabulkannya juga"

"Apa itu om???"

"Walaupun kamu keluar dari rumah ini,tetapi rumah sakit dan kejaksaan agung tetap kamu pegang"

"Tapi...om tapi..."

"Om mohon sama kamu!!!''

"Baiklah om saya terima, kalau gitu om saya kekamar dulu utk berkemas"

Rangga meninggalkan bimo yg masih mematung bagai patung batu,secepat itu??? Apa yg ia pikirkan?? Batinnya bergejolak penuh tanya.

Beberapa menit kemudian rangga kembali kehadapan bimo utk meminta izin pergi dengan memberi salam terakhir kalinya dirumah ini,mereka berdua hanya diam dan perlahan lahan rangga meninggalkan bimo dibalik sebuah pintu.

Kejadian itu ternyata diawasi oleh mata yg ada dibalik pintu kamarnya. aku tak perlu susah susah memutar otak utk mengusir dia ternyata ia punya pikiran sama.batinnya.

***

Malam sunyi dengan semilirnya angin malam yg munusuk badan dilalui rangga yg berjalan sambil menarik satu koper berisi barang barangnya.

Dan tak sengaja di salah satu tembok jalan ada poster smash,dan rangga mencabutnya dan langsung memeluk poster tersebut bahkan sampai ia bersimpuh dijalan tsb.

Tik

Tik

Hujan turun dengan derasnya menguyur tubuhnya yg kering dan tak terasa air matanya keluar disela sela hujan menguyur tubuhnya.





Tbc.sambung ke 17

SGS [1] Fanfic | SM⭐SH ( siap mati atau siap hidup) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang