SM ⭐SH ' Malang '

117 15 0
                                    

Sungguh malang nasibmu itu pertanda kau disayang Allah

***

Sore melengkung menuju ashar,terang cahaya matahari mulai merambat barat ke Timur Dan sesekali swan menghalagi cahaya tersebut seakan tak merasa panas.

Sinta baru memasuki pekarangan rumah agak mewah tapi sederhana yg tlah rusak seperti Sudan terkena stunami padalah jarak antara rumahnya dengan laut agak jauh.

Tampaklah pot bunga yg digunakan sebagai hiasan di depan rumahnya kini menjadi barang rusak yg memperburuk kedaaan.

Wajah sinta mendadak kaget,perasaan khawatir menjadi jadi dalam hati. Dan tanpa menunggu lama lagi ia berlari dengan air Mata yg menetes.

"Bisma,Rafael,dicky......"

Dugaan selama ini terjadi padahal is Sudah mewanti wanti. Tapi ini mungkin takdir Dan saat ini ia memikirkan bagaimana keadaan ketiga anakku,pikirnya.

Mata langsung tertuju kepada seluruh penjuru rumahnya,keadaan rumah yg tadi pagi rapih tapi kini keadaan nya kotor. Interior rumah yg sudah ditata rapih kini acak acakkan.

"Akh!!!" Suara rasa sakit menusuk telinga yg membuatnya terperanjat Dan menuju sumber suara itu.

Tampaklah Rafael yg tengah sibuk mencari tongkat penyangganya dengan meraba lantai lantai yg penuh serpihan kaca akibat memaksa masuk lewat jendela.

Dengan sigap sinta mengambil tongkat penyangga Rafael yg Ada didepan pintu Dan menghampiri Rafael. "Ini raf tongkatnya!!! "

"Ibu!!!! Ibu!!!" Gugup Rafael yg meraba wajah bu sinta.

"Sebenarnya spa yg terjadi???" Tanya sinta.

"RAF juga gak tahu yg penting mereka mengacak ngacak rumah kita"

"Trus dicky sama bisma,mama??"

"Aku gak tahu!!! Kayaknya dicky Ada di....di.... gudang.

"Gudang!!!!" Tampa basa basis lagi ia menuju gudang belakang Dan membiarkan Rafael bangkit sendiri.

Taklama sinta sampai digudang ia mencoba membuka klop pintu tersebut namun hasilnya nihil,is berlari menuju arah dapur untuk mencari kunci cadangan,karna ia tahu kunci asli mungkin sudah diambil atau dibawa.

Setelah menemukan kuncinya,akhirnya pintupun terbuka dan tampaklah dicky dengan tubuh lemas serta keadaan kaki dan tangan terikat,sinta segera membuka ikatan itu.

"Dick!!! Bisma dimana??"tanya tiba tiba.

"Bisma dikamarnya bu,mereka tidak apa apain bisma kok"

"Kan ibu sudah peringatkan sama kamu,kunci pintu dan jendela!!!!"

"Sudah bu!!! Tapi mereka masuk dengan memecahkan jendela"

"Ya sudah!!! Ibu menuju bisma dulu"

Sinta bergerak lagi menuju lantai 2 alias kamar bisma,dan pada saat depan pintu langsung saja ia membuka pintu itu sekaligus seakan akan pintu itu terkunci padalah tidak. Untung saja!!! Benar di katakan dicky bisma baik baik saja,mereka tak melukainya. Sinta langsung memeluk bisma dan menangis sejadi jadinya,begitupun dicky dan rafael yg menghapiri keduanya dan ikutan menangis.

"Maafkan ibu!!! Nak....."

***

Tempat berbeda dialami ilham,ia berjalan sempoyongan disore hari. Dengan muka bonyok habis di hakimi massa warna biru biru apalagi dibagian pipinya serta bajunya yg kotor akibat jatuh ke jalan berpasir.

Sampailah ilham dikediaman bang roni,rasa rasanya ia sampai tubuhnya langsung merespon utk tumbang ditempat itu. Dan suatu kaki berjalan menghampirinya dan langsung membungkuk mendekatinya.

"Ham???kamu kenapa??" Tanya seseorang.

"Auw!!!!"jawab ilham yg hanya merespon dengan rasa sakitnya.

Tanpa basi basi lagi ia membantu ilham bangun dan duduk di sopa rusak,dan iapun pergi.

Taklama berselang ia kembali membawa sebaskom air dan alat p3k kemudia duduk ke tempat semula. Akhirnya ia mulai mengobati ilham dengan hati hati.

"Malangnya nasibmu,aku sangat khawatir"



Tbc.sambung 11

SGS [1] Fanfic | SM⭐SH ( siap mati atau siap hidup) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang