Sidang kali ini membuatku harus senang atau malah takut akan
timbul masalah baru***
Cahaya matahari mulai menyinari bumi ini dengan sisa sisa air hujan yg masih menempel di daun atau tembok bangunan.
Keluarlah sinta berserta rafael dari dalam rumahnya menuju mobil silvers dan tak butuh waktu lama mobil berjalan dan keluar dari rumahnya.
Sinta memacu kecepatan sedang dengan fokus memperhatikan jalan tetapi pikiran sinta kemana mana, sinta mencoba menggeleng gelengkan kepalanya mencoba menghapus semua firasat tsb.
Dan tak berasa sampailah mereka dipengadilan.mereka berdua masuk dengan was was hingga suatu tangan memengang pundak rafael yg hendak berjalan mengikuti sang ibu.
"Raf!!"
"Eh rangga,kau sudah disini??"
"Sudah kok,biasa barengan sama nesha"
"Kalau dit...."
"Eh den rangga!!" Ucap sinta memotong ucapan sang anak.
"Iya bu"
"Nesha nya mana den"
"Nesha sedang mengecek ruangan sidang dan kayaknya sudah siap deh"
Toktaktoktak
Suara langkah kaki dari sepatu bermerk mahal mengiri jalannya koridor persidangan. Pria berbadan besar dengan baju berjas hitam serta dasi bermotif garis garis melingkar di lehernya berjalan melewati rombongan sinta.
Pria itu menatap sinta dengan intens dan tajam seakan tak suka dengan sinta yg menyerahkan semua masalahnya ke meja hijau. Sinta hanya menghela nafas atas sikap pria yg kayaknya musuhnya saat ini.
Rangga yg tadi tak sengaja melihat mata pria itu yg tajam serta intens kpd sinta seakan ia baru menyadari bahwa perkataan nesha malam tadi.
Saya harus waspada dan memberi tahu hal ini sama bu sinta,bathin rangga."Rangga ayo sidang akan segera di mulai"
Semuanya segera mengikuti nesha dan rangga menuju ruangan yg sudah di penuhi wartawan kayaknya atas permintaan pria tadi yg sangat yakin akan menang.
***
Sidang berlangsung alot dan kali ini kedudukan mereka atau hasil kali ini akan seri. Saatnya giliran rangga memberi saksi atau bukti mengenai sengketa hal ini.
Pria itu trus memandang rangga yg kebingungan. Ia tersenyum sinisn melihat rangga kebingungan hingga ia berdiri membuka suara.
"Sudahlah pak hakim kayaknya mereka gak ada bukti,sudah dipastikan kami menang"
"Tunggu, jangan memutuskan secara sepihak biar kami kasih waktu lagi"
"Gimana sodara rangga" ucap pak hakim.
Rangga mulai merasakan keringat dinginnya bercucurannya,ia bingung harus ngapain sekarang. Semua bukti dan saksi sudah ia keluarkan haruskah ia menyerah,tapi aku berjanji sama rafael utk menuntaskan kasus ini.
Dan tanpa disadari firasatnya mengatakan jawaban yg ia butuhkan kali ini. Ia bingung harus ikut firasat atau tidak. Dengan mengucap bissmillah ia mengucapkan apa yg sudah firasatkan.
Mendengar jawaban rangga semua tercengan dengan hebat,baik sinta,rafael,nesha maupun pria itu.
Hakim mulai mencerna dan berunding dan setelah itu. Hakim mengetuk palu tiga kali bahwa sinta tidak bersalah dan semuanya salah paham. Semua bahagia senang dan sedih bercampur aduk semua alangkah leganya hati ini.
Semua mengucapkan selamat kepada sinta dkk,rupanya kasusnya tlah selesai dengan baik.
"Makasih nak rangga nak nesha"
"Sama sama kok bu''
Mereka tertawa senang dan bahagia sementara pria itu merasa tak terima dengan hasil sidang kali dengan kesal pria itu meninggalkan ruangan persidangan dan mulai menghubungi seseorang.
"..."
"Hallo "
"......."
"Sidangnya gagal gara gara pengacara muda itu "
".........."
"Iya anak buah pak bimo"
"..........."
"Ya sudah kalau kamu mengurusnya untukku gak usah mengotori tanganku"
"............"
"Aku tunggu rencanamu"
Tbc Sambung ke 23
KAMU SEDANG MEMBACA
SGS [1] Fanfic | SM⭐SH ( siap mati atau siap hidup) ✔
FanficCover by @its_a_me_12 "Kami akan tetap bertahan" *** semua awal dari dance yg menarik perhatian saya utk membentuk sebuah boyband pertama dan terakhir di dunia ini (indonesia) "kita bentuk ini dari awal" Reza, Dicky, & Ilham "Dan akan tetap bertaha...