Sesuai janjiku akan kulakukan akankah kau akan ingat setelah ini
***
Rasa senang mereka rasakan sekarang karna tlah memenangkan persidangkan kali ini. Rasa gugup yg awalnya dirasakan rangga tlah berubah menjadi tangis haru,tak pernah di bayangkan rangga bahwa ia tlah berhasil menyelesaikan tugas yg di berikan om bimo tempo dahulu.
"Dengan beresnya kasus ini semoga tak ada ganguan lagi dari pihak mereka"
"Mudah mudahan aja den rangga"
"Kenapa bu?? Kok ibu tak merasa senang dengan keberhasilan kita"
"Aku senang den,tapi ibu takut akan timbul masalah baru dan akan berdampak sama den rangga"
Rangga mengerti sikap yg ditunjukan bu sinta kepadanya karna naluri seorang ibu takkan pernah meleset,kali ini rangga harus waspada dengan yg nanti akan menimpa dirinya suatu hari nanti.
Tersenyum simpul di pancarkan rangga memandang bu sinta seakan ia memberi kode tak usah khawatir aku akan jaga diriku baik baik.
Pandangannya kini memandang arloji yg melingkar di tangan kirinya,waktu menunjukan pukul 11:00. Rangga memberi kode utk nesha bahwa ia harus pamit.
Dengan mencium punggung tangan bu sinta dan memeluk sahabatnya rafael ia pamit meninggalkan mereka yg tlah dititipkan kepada nesha.
***
Pakaian rangga tlah berganti yg tadinya jubah hitam hitam,sekarang dengan jas warna putih serta celana warna hitam,mulai memasuki wilayah rumah sakit.
Dengan berjalan diantara koridor rumah sakit tak lupa senyuman rangga ia tebarkan kepada pasien,suster dan karyawan rumah sakit disana bahwa ia merasa senang dengan hari ini.
Sampailah diruangan nya dan segera mempelajari berkas yg tlah menyambutnya di atas meja kerja.
***
Suster dina tlah keluar dari salah satu ruangan pasien dan utk kembali memeriksa pasien yg lainnya. Dina berjalan menuju ruanga administrasi dan tak sengaja mendengar desah desuh keluarga pasien.
"Aku senang deh bu lihat dokter rangga datang dan apalagi saat ia tersenyum"
"Bener banget tuh!! Senyumman nya manis banget"
Itulah yg didengar dina,apakah dokter rangga sudah masuk?? Heran dina. Dina merasa senang dokter rangga masuk lagi dan dengan segera ia meminta suster lain utk mengecek pasien lain karna ada kabar yg harus dina sampaikan sama dokter rangga.
Sampailah didepan ruangan rangga,dengan memutar klop pintu ia membuka pintu dan dilihatnya rangga tengah berkelut dengan map map itu.
"Dok.." panggilnya,ia menoleh
"Iya.. eh dina silahkan masuk maaf aku gak sadar kalau kamu ada disana" ucapnya,dina pun masuk dan duduk.
"Ada apa din??"
"Gini dok,ada kabar gembira?? "
"Kabar apa??"
"Tapi sebelum itu,apakah tuan rafael kemarin menemui dokter"
"Iya,emangnya kenapa"
"Enggak,kemarin ia pagi pagi kesini mencari dokter,aku beritahu ia tak disini selanjutnya aku memberi tahu alamat kantor itu..."
"Sidangnya sukses din" potong rangga sembari senyum.
"Syukurlah"
"Kabar gembira apa??"
"Sudah ada pendonor mata utk rafael"
"Sudah!!!"
"Iya dan hari ini bisa kita lakukan pemeriksaan"
"Ya sudah aku akan telepon bu sinta dulu"
Rangga segera menghentikan aktifitasnya dan mengocek saku celana mengambil hpnya dan menekan no bu sinta.
"Hallo bu??"
"Iya den" jawabnya disebrang
"Ada kabar baik bu!!"
"Kabar apa???"
"Rafael sudah dapat pendonor mata yg cocok dan sekarang kita bisa langsung periksa"
"Yang benar itu!"ucap tak percaya.
"Iya bu"
"Ya sudah ibu sama rafael akan kerumah sakit sekarang"
"Iya rangga tunggu"
Tbc.Sambung 24
KAMU SEDANG MEMBACA
SGS [1] Fanfic | SM⭐SH ( siap mati atau siap hidup) ✔
FanficCover by @its_a_me_12 "Kami akan tetap bertahan" *** semua awal dari dance yg menarik perhatian saya utk membentuk sebuah boyband pertama dan terakhir di dunia ini (indonesia) "kita bentuk ini dari awal" Reza, Dicky, & Ilham "Dan akan tetap bertaha...