PART 18 // Hacker

8.4K 385 51
                                    

Hellow guys....😊😊
Jangan lupa berikan vote yah...

Happy Reading
===

Dalam keheningan Ela mendatangi tempat dimana dia akan melakukan pemotretan malam ini. Suasana di tempat ini sungguh mencengkam.

Lihatlah! Bukan kah tempat ini sangat menakutkan untuk di lewati seorang gadis sepertinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Lihatlah! Bukan kah tempat ini sangat menakutkan untuk di lewati seorang gadis sepertinya. Ela pun tak habis pikir jika ia harus melakukan pemotretan di tempat ini. Jika bukan karna tuntutan pekerjaan ia tak rela jika harus menginjakkan kaki di tempat seperti ini.

Menyusuri lorong-lorong sempit di tempat ini sungguh bukan hal yang mudah bagi Ela. Dia pun bingung harus melangkah kemana. Karna yang dia temui semuanya sungguh gelap dan di penuhi cahaya remang-remang. Apa ia salah jalan? Pikirnya.

"Sial! Apa tidak ada satupun orang yang berada di tempat ini?" gerutu Ela. Ia jadi menyesal karna membiarkan Edymar meninggalkannya. Hingga tanpa di sadarinya terdapat beberapa pria yang tengah menuju ke arahnya. Ela tentu waspada terhadap hal itu. Ia tidak ingin jika sesuatu yang buruk terjadi terhadap dirinya. Baik secara mental maupun fisiknya. Namun sepertinya, semua dugaannya benar adanya.

Tatapan tajam dari beberapa pria itu membuat sekujur tubuh Ela kaku dan tentunya bergetar.

"Pasti inilah wanita itu." ucap salah seorang pria.

"Tunggu apa lagi. Bawa dia!!" perintah pria yang lain. Dan sebelum Ela sempat menghindar maupun memberontak dengan cepat pria-pria itu membekapnya dengan kain yang telah di beri obat bius. Hingga Ela merasakan sedikit demi sedikit kesadarannya mulai menghilang. Lalu semuanya menjadi gelap.

"Bawa dia ketempat dimana tuan Alva berada." samar-samar ia masih mampu mendengar hal itu. Sebelum dia benar-benar merasa bahwa kini tubuhnya mulai melayang.

Sejam kemudian.....

"Uhuk..uhuk.." Ela terbangun lalu mencoba menyesuaikan pemandangan di sekitarnya. Gelap. Tentu saja. Tidak ada satupun yang bisa Ela lihat selain seorang pria yang telah duduk di bawah remang-remang cahaya. Tempat ini pun sangat tidak layak jika di bilang ruangan.

"Sudah bangun rupanya." gumam orang itu yang tidak lain adalah Alva.

"Siapa kau?" tanya Ela penasaran.

"Aku rasa itu tidak penting siapa aku sebenarnya?" Alva merasa tidak perlu menjelaskan siapa dirinya.

"Untuk apa kau membawaku ke tempat seperti ini?" tanya Ela lagi. Terlebih ketika dia merasa tubuhnya tidak bisa bergerak dan berada di bawah ikatan. Lengkap sudah. Seperti film-film action yang pernah di tontonnya. Dimana jika dalam keadaan seperti ini menandakan bahwa korban telah di sandera. Dan itu terjadi pada dirinya kini.

"Shit! Jika saja aku tidak berada dalam ikatan. Maka sudah habis wajah pria ini ku cakar." batin Ela menggeram.

"Hector! Kau urus wanita ini." ucap Alva dingin lalu pergi meninggalkan wanita itu.

The Beautiful Mafia In Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang