PART 41 // Because love

7.3K 354 112
                                    

Met malam sabtu semua😚
Semoga dengan updatenya mereka dapat menemani malming kalian yah.😂😂

Happy Reading😘
===

Pagi ini Math mengalami kegusaran yang cukup mendalam. Pasalnya sejak kejadian semalam, adiknya Kylie belum ada tanda-tanda menunjukkan akan keluar dari kamarnya. Tentu saja hal itu membuatnya khawatir dan juga di landa cemas.

"Apa semalam dia baik-baik saja?" tanya Math

"Hmmm, dia hanya kelelahan menangis semalam dan tertidur usainya menangis." jawab Edy

"Lalu kalau begitu mengapa jam segini dia masih belum keluar dari kamarnya."

Math beranjak bangun dari duduknya menuju kamar adiknya.

Tok, tok, tok

"Kylie buka pintunya?"

Tok, tok, tok

"Kylie, kau marah kepada kakak. Ayolah....buka pintunya!!"

Tidak mendapatkan jawaban, Math menggedor kamar adiknya.

"Kylie! Kakak hitung sampai tiga. Kalau kau masih belum keluar, kakak akan mendobrak pintu kamarmu!!" ancamnya.

Masih tidak mendapatkan jawaban, Math mencoba untuk mendobrak kamar tersebut.

"Hentikan Math! Sudah cukup semalam kau membentaknya." Edy mencoba menghalangi Math yang dengan nekat ingin mendobrak kamar adiknya.

"Kau punya kunci duplikat kamar ini? Berikanlah....biar aku yang mencoba untuk berbicara kepadanya."

Math memberikan kunci duplikat kamar adiknya kepada Edymar. Dengan mudah Edy membukanya dan masuk ke kamar Kylie tidak lupa sebelum masuk ia sempat memperingati Math agar tidak masuk ke dalam.

Di dalam kamar, Edy melihat Kylie masih berada di atad ranjang dengan selimut yang membaluti seluruy tubuhnya. Dia berjalan ke sisi tempat tidur. Spontan tangan kanannya terulur untuk mengusap lembut kepala gadis itu.

"Bangunlah....jika kau masih marah kepada kakakmu setidaknya jangan menyiksa dirimu dengan mengurung diri di dalam kamar." kata Edy dengan lembut.

Tidak ada satupun jawaban yang di berikan oleh Kylie. Pergerakan tubuh pun tidak di rasakan nya. Maka....dengan penasaran yang teramat dalam Edy membuka selimut yang menutupi seluruh tubuh gadis itu.

Tubuh Edy menegang saat melihatnya. Keringat dingin mulai berucuran di dahinya. Nafasnya tercekat, untuk berbicara pun sepertinya sulit.

"Math!!" teriaknya dengan tubuh gemetar. Namun tidak ada jawaban yang di dapatkannya.

"MATH!!!" kali ini Edy berteriak sangat nyaring bahkan suaranya seperti orang menjerit.

Math yang mendengar teriakan dari kamar adiknya berlari tergopoh-gopoh.

"Ada apa?" tanyanya saat sudah berdiri di ambang pintu kamar.

"Math, Kylie......." cicit Edy dengan suara pelan di sertai air mata yang sudah tidak bisa di bendung lagi.

Math memasuki kamar, dilihatnya adiknya terbaring lemah.

"Kylie...bangun... Oh tidak, aku mohon jangan sekarang."

•••

Untuk ke dua kalinya Arsen memanggil dokter pribadinya untuk Math, kabar yang di dengarkan nya membuatnya terkejut. Bagaimana tidak, dia pikir Math kembali sakit. Namun ternyata, Kylie yang jatuh sakit. Namun karena kondisi Kylie yang tidak memungkinkan mau tidak mau Arsen membawanya ke rumah sakit pribadi keluarganya. Tentu nya tidak ada yang mengetahui hal ini, apa lagi sampai di dengar oleh orang tua Math yang berada di luar negri.

The Beautiful Mafia In Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang