PART 16 // A Trap-1

9.3K 378 43
                                    

Malming semua😆😆
Udah siap untuk menyapa mereka.

Langsung aja baca yah

Happy Reading
===

Sesampainya di dalam ruangan Math segera menemui Edymar untuk meminta penjelasan tentang apa yang sebenarnya di rencanakan oleh wanita itu. Namun sepertinya nasib sedang tidak berpihak padanya. Nyatanya saat sampai di dalam ruangan Math sama sekali tidak menemukan keberadaan Edymar, bahkan di setiap inci sudut ruangan.

'Kemana perginya dia?' batin Math

Math pun memutuskan untuk bertanya kepada Stella sekertarisnya.

"Apa kau melihat Edymar keluar dari ruangan ini?"

"Iyah pak, saya melihatnya?"

"Apa dia tidak bilang ingin pergi kemana?"

"Tidak pak. Hanya saja sebelum dia keluar, saya sempat melihat nona Edy sedang berbicara dengan seseorang melalui telepon lalu setelah itu ia pergi begitu saja dari ruangan ini." jelas Stella

"Kau tau arah kemana dia pergi?"

"Kalah saya tidak salah lihat, ia pergi ke arah basement mobil pak." tanpa berpikir panjang Math pun segera berlari menuju ke arah basement. Para karyawan yang melihatnya hanya dapat menatap bingung ke arah bosnya. Bahkan bosnya itu berlari tanpa mempedulikan sekelilingnya. Aneh. Tapi nyata. Pikir mereka semua.

Math yang melihat Edymar hendak membuka mobil segera mencegahnya membuat wanita itu terkejut.

"Ka..kau apa yang kau lakukan? Kau membuatku terkejut!!!" pekik Edy nyaris berteriak.

Math sendiri tidak mempedulikan hal itu. "Kemana kau akan pergi?" tanyanya sambil mengatur deru nafasnya pelan-pelan.

"Aku rasa itu bukan urusan anda tuan Math." kesal. Itulah yang dirasakan Edy kepada pria di depannya ini. Mengapa disaat ia ingin menjauh dari pria ini, dengan mudahnya pria itu menemukannya. Padahal Edy pikir ia sudah berjalan cepat untuk menghindari pria ini dengan berbagai pertanyaan yang akan di lontarkan nantinya.

"Kau pikir dengan pergi begitu saja dapat dengan mudah menghindari ku." ucap Math seolah membaca apa yang ada dipikiran Edymar.

"Kau berhutang penjelasan padaku tentang rencana yang kau lakukan terhadap Alvarez. Terlebih lagi aku mendengar bahwa kau mendapatkan telpon dari seseorang dan kuyakini orang itu adalah Josh yang juga sudah mengetahui semua rencanamu. Dan saat ini ku tebak kau ingin menemuinya untuk membicarakan rencana ini. Benar begitu bukan?" mendengar penjelasan tersebut membuat Edy hanya mampu melongo mendengarnya. Bagaimana bisa Edymar melupakan fakta bahwa Math adalah pria yang mampu menebak dengan hanya melihat reaksi lawan bicaranya.

"Diam mu itu berarti iya." ucap Math sambil menatap tajam ke arah Edy. "Kau ingin pergi menemuinya bukan, kalau begitu ikut denganku! Kita akan pergi kesana." Math pun segera menarik Edymar untuk menjauh dari mobil. Edy sendiri gelagapan saat di tarik secara tiba-tiba.

"Kau mau membawaku kemana?" tanya Edy mencoba untuk melepaskan genggaman tangan Math. Semakin Edy memberontak untuk melepas, semakin erat pula Math menggenggam tangannya.

"LEPASKAN!" teriak Edymar. Untung basement mobil ini dalam keadaan sepi. Jadi Math tidak perlu takut untuk malu jika ada yang melihatnya.

"Tangan mu akan semakin sakit Edymar, jika kau terus memberontak seperti ini." Math berkata dengan tenang tidak peduli jika Edymar memasang wajah yang penuh amarah melihat tindakannya seperti ini. Math membawa Edymar menuju ke mobilnya, sesampainya di depan mobil ia pun melepaskan pergelangan tangan Edymar.

The Beautiful Mafia In Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang